Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Masih Relevankah Organisasi Mahasiswa Di Kampus?
6 November 2024 13:52 WIB
·
waktu baca 6 menitTulisan dari Fahmi Afino Eka Zakariyya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Membahas tentang organisasi di kampus, tentunya hal pertama yang terlintas dalam pikiran kita adalah mahasiswa yang tergabung dalam suatu kelompok yang menjadi wadah untuk mereka berhimpun, baik itu internal atau eksternal. Dahulu mungkin ketika mendengar kata organisasi atau bahkan melihat mahasiswa lain mengenakan baju sebuah organisasi, maka hal itu terlihat sangat luar biasa utamanya bagi mahasiswa – mahasiswa baru yang hendak menjajaki dunia perkuliahan dan mempunyai ambisi untuk mengikuti sebuah organisasi di kampus baik itu eksternal maupun internal. Mereka beranggapan bahwa dengan mengikuti organisasi ini mereka dapat meningkatkan kualitas diri mereka baik secara kecakapan berorganisasi ataupun secara intelektual yang dimana hal tersebut kurang bisa mereka dapatkan ketika hanya mengikuti kelas perkuliahan saja. Sebelum lebih jauh kita membahas mengenai relevansi organisasi, perlu kita ketahui dahulu apa itu sebenarnya organisasi. Organisasi sendiri adalah sebuah kelompok yang terorganisir dimana berorientasi pada tujuan bersama dan dimana setiap anggotanya memiliki tugas dan tanggung jawabnya masing – masing. Sedangkan organisasi mahasiswa itu sendiri atau biasa orang menyebutnya Ormawa adalah wadah bagi setiap mahasiswa untuk berkumpul dan berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama, dimana di dalam organisasi mahasiswa ini mereka dapat mengembangkan potensi dan bakat mereka. Ada banyak sekali jenis organisasi mahasiswa baik internal maupun eksternal. Contoh dari organisasi internal kampus adalah BEM, HMP, Dewan Mahasiswa ataupun UKM. Sedangkan untuk organisasi mahasiswa eksternal seperti HMI, ILMISPI, ataupun AIESEC. Dari sekian banyaknya organisasi mahasiswa tersebut tentu kita sebagai mahasiswa bebas menentukan pilihan untuk bergabung dengan organisasi mana yang sesuai dengan minat dan bakatnya sendiri – sendiri dan tentunya berorientasi untuk pengembagan diri. Organisasi – organisasi yang sejak lama sudah menjadi primadona bagi mahasiswa ini, kini banyak muncul narasi perdebatan mengenai relevankah ormawa untuk era saat ini?.
ADVERTISEMENT
Saat ini banyak kalangan melontarkan narasi bahwa Ormawa atau organisasi mahasiswa ini sudah tidak lagi relevan dengan seiring perkembangan zaman saat ini. Pemikiran – pemikiran semacam ini sudah lama muncul di kalangan mahasiswa. Namun, semakin lama narasi ini semakin lantang dan semakin di suarakan dimana – mana. Kondisi ini pun juga didukung oleh berkurangnya minat para mahasiswa untuk mengabdikan dirinya dalam organisasi di kampus. Kondisi ini membuat situasi yang justru berbanding terbalik dengan masa itu. Saat ini, mengapa organisasi yang dulunya menjadi primadona namun sekarang justru sibuk untuk mencari anggota agar keberlangsungan organisasi ini tetap berjalan. Meskipun demikian masih ada segelintir mahasiswa yang mau mengabdikan dirinya kepada Ormawa secara sukarela dengan berpendapat bahwa organisasi mahasiswa ini masih dibutuhkan dan relevan bagi mahasiswa era sekarang. Mahasiswa era sekarang ini haruslah tetap menjadi lensa moderat yang berperan penting di garda terdepan masyarakat, yang mana sesuai dengan Tri Fungsi Mahasiswa yaitu mahasiswa sebagai kontrol sosial, mahasiswa sebagai agen perubahan, dan mahasiswa sebagai penerus bangsa. Selain itu, mahasiswa juga harus bisa melaksanakan tugas diplomasi, negosiasi, dan aksi nyata yang mencerminkan bahwa karakter dan kecerdasan intelektualnya sebagai mahasiswa masih erat dengan dirinya. Hal ini merupakan erat kaitannya dengan kelangsungan organisasi kemahasiswaan, namun sekarang banyak sekali orang – orang mengatakan bahwa organisasi mahasiswa sudah tidak berguna.
ADVERTISEMENT
Melirik romantisme dari masa lalu, para mahasiswa yang mendeklarasikan dirinya sebagai seorang aktivis pernah menorehkan tinta emas dalam catatkan sejarah Bangsa Indonesia, lantaran aksi demonstrasi besar – besaran yang dilakukan pada tahun 1998 berhasil menggulingkan pemerintahan orde baru. Dari sejarah masa lalu yang sangat gemilang ditorehkan oleh Ormawa, kini kemana perginya marwah sebuah Ormawa sehingga kehilangan pengikutnya. Berdasarkan fakta – fakta yang ada dilapangan, mahasiswa cenderung meninggalkan Ormawa dan lebih memilih untuk mengikuti kegiatan – kegiatan lain yang juga bisa menambah pengalaman yang dimana hal – hal yang hanya bisa didapatkan di Ormawa, disini mereka juga bisa mendapatkannya. Hal ini pun sebenarnya dapat dilihat pada saat Ormawa mengadakan kegiatan, mereka cenderung acuh tak acuh. Menurunnya antusiasme mahasiswa ini bisa dilihat dari beberapa faktor seperti pilihan kegiatan institusi luar kampus yang sangat banyak dan juga rekomendasi kegiatan akademik lain dari universitas yang lebih menguntungkan mereka. Hal ini bisa juga dikarenakan ruang lingkup dari Ormawa itu sendiri yang kurang memberikan kenyamanan kepada anggotanya. Menurunnya minat terhadap Ormawa ini juga bisa karena budaya yang ada di dalam Ormawa ini diwariskan secara turun temurun sehingga sulit sekali untuk merubahnya, padahal budaya tersebut dimasa sekarang dirasa sudah tidak lagi relevan dengan berjalannya Ormawa. Lalu juga program kerja yang terlalu banyak seringkali membuat pengurus Orwama menjadi “budak proker” dimana rapat hampir setiap hari dan selesai hampir larut malam dan kegiatan proker dilaksanakan di akhir pekan membuat mahasiswa merasa bahwa mereka telah kehilangan waktu liburannya.
ADVERTISEMENT
Selain perkara – perkara diatas, program kerja yang dikategorikan besar seringkali membuat pengurus organisasi untuk mencari tambahan atau bantuan dana untuk memenuhi kebutuhan jalannya program kerja tersebut. Program – program ini biasa dikenal dengan istilah danusan, dan inilah yang menjadi momok mematikan bagi setiap pengurus karena mereka harus berkeliling menjajakan jualannya seperti risol, es teh, dan mungkin juga merchandise yang berkaitan dengan acara yang akan dilaksanakan. Hal ini tentu saja menjadi bahan olok – olokan oleh sebagian kalangan, karena menganggap hal yang dilakukan tersebut sudah kuno atau ketinggalan zaman. Belum lagi ketika hendak mengurus administrasi ke birokrasi akan banyak sekali keruwetan – keruwetan yang terjadi. Terlepas dari itu program – program yang diberikan oleh pemerintah saat ini sangat banyak dan juga bisa dibilang menjanjikan, seperti contohnya MBKM. Saat ini nampaknya program ini yang nampaknya menjadi primadona dikalangan mahasiswa dan banyak sekali tersorot baik oleh internal kampus atau eksternal kampus, hal ini karena antar kampus pun berlomba – lomba untuk bisa menjadi yang terbanyak mahasiswanya diterima program MBKM. Selain itu program ini juga cukup menggiurkan karena benefit yang ditawarkan seperti insentif dan sertifikat pengalaman kerja yang sudah pasti diminati daripada sertifikat organisasi, dimana sertifikat ini bisa dilampirkan pada saat kita mendaftar pekerjaan. Hal semacam ini menjadi salah satu faktor eksternal mengapa Organisasi Mahasiswa ini mulai berkurang peminatnya dibandingkan saat itu.
ADVERTISEMENT
Terlepas dari itu semua entah itu mengikuti HMP, BEM, atau Dewan Mahasiswa sekalipun, semua itu tergantung kepada masing – masing, terkait apa yang ingin dicari atau dikembangkan dalam berorganisasi. Kita harus tetap optimis akan eksistensi daripada Ormawa itu sendiri baik internal ataupun eksternal yang mana kita harus membuat Ormawa ini tetap relevan dengan perkembangan zaman yang ada. Ormawa ini harus tetap berfokus pada kebermanfaatan sehingga keberadaannya tidak hanya dipandang sebelah mata. Ormawa sekarang harus dinamis dan harus bisa beradaptasi dengan perkembangan zaman dimana kebermanfaatan bagi mahasiswa adalah hal yang harus diutamakan. Melalui Ormawa pemimpin masa depan dapat dicetak dan Ormawa juga dapat membantu mempersiapkan mahasiswa untuk berkontribusi dalam dunia nyata dan juga dalam masyarakat.
ADVERTISEMENT