Pendidikan dan Janji Menjaga Harapan

Senja Malam
Senja Malam
Konten dari Pengguna
19 Mei 2017 12:41 WIB
Tulisan dari Senja Malam tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Maafkanlah jika saya ini kampungan dan kurang kepintaran. Di sinilah, sekolah ini, saya besar dan diajarkan. Berbagi bangku dalam ruang usang, gambar Try Sutrisno terpampang miring di dinding depan.
ADVERTISEMENT
Tidak, sama sekali tidak berdesakan, sekolah kami malahan kekurangan orang. Hanya ada Maulana, Supardi, Rosita, dan 9 siswa lain termasuk Arfian.
Betapa gagah kami mengenakan lambang 'Ikhlas Beramal' pada lengan seragam usang. Teduh rindang pohon akasia adalah perpustakaan. Robbisrohli sodri wa yassirli amri adalah doa sebelum pelajaran. Tak ada sesi bercerita setelah liburan, karena di hari pertama kami sibuk 'menyiang' ilalang di halaman.
Ujian nasional kami lalui di sekolah lain dengan menumpang. Ahhh, senang bukan kepalang kami di kursi belakang 'pownis', bis legendaris Malang berbadan papan.
Tak ada saya ini diajarkan untuk mengejar kepintaran. Saya, kami, termasuk Maulana yg rumahnya di tengah kampung Bebekan itu, hanya dipesankan menjaga harapan. Itulah bagi kami pendidikan.
ADVERTISEMENT