Dampak Brexit Terhadap Perekonomian Global

Fahriyya Noor Ahsana
An International Relations Student in Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Konten dari Pengguna
13 Januari 2021 12:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fahriyya Noor Ahsana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gambar: 2bm.com
zoom-in-whitePerbesar
Gambar: 2bm.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Keluarnya Inggris dari keanggotaannya dalam Uni Eropa atau yang lebih sering dikenal dengan peristiwa British Exit merupakan salah satu peristiwa penting dalam sejarah Uni Eropa itu sendiri. British Exit atau peristiwa keluarnya Inggris tersebut hampir sama seperti saat peristiwa Yunani memutuskan untuk keluar dari Uni Eropa atau yang dikenal dengan peristiwa Grexit. Keputusan Inggris untuk meninggalkan Uni Eropa tersebut diawali dengan diadakannya referendum Brexit pada 23 Juni 2016 mengenai keputusan apakah Inggris benar akan meninggalkan Uni Eropa atau tetap akan bergabung dengan Uni Eropa. Hasil dari referendum yang diikuti oleh 30 juta orang tersebut dimenangkan oleh 51,9% suara yang memilih untuk Inggris meninggalkan Uni Eropa.
ADVERTISEMENT
Keputusan Inggris untuk tidak lagi menjadi anggota dari Uni Eropa tentu bukan tanpa sebab dilakukan. Hubungan kerjasama antara Inggris dan Uni Eropa sebelumnya tentu dapat dibilang berhasil karena melalui kerjasama tersebut memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak terutama dalam bidang perdagangan dan investasi. Salah satu keuntungan yang dirasakan Inggris semasa bergabung dengan Uni Eropa adalah minimnya halangan dalam proses perdagangan yang dilakukan dan juga mendapatkan pajak ekspor yang cukup rendah untuk mengekspor produk ke negara negara Uni Eropa lainnya. Namun hal tersebut juga tidak dapat menghalangi munculnya kerugian atau permasalahan permasalahan yang dapat dijadikan sebuah alasan untuk akhirnya Inggris memutuskan keluar dari Uni Eropa.
Peristiwa Brexit ini justru merupakan sebuah dorongan dari masyarakat Inggris itu sendiri. Alasan utamanya yaitu karena masyarakat Inggris menganggap terlalu banyak imigran yang berdatangan dari wilayah Eropa untuk mencari pekerjaan di Inggris. Terhitung pada tahun 2014, terdapat sekitar 1,1 juta imigran yang berasal dari wilayah Eropa, dan diantaranya terdapat sekitar 600.000 yang berhasil mendapatkan pekerjaan di Inggris. Isu imigran yang sudah lama terjadi tersebut dianggap oleh masyakat Inggris sebagai sebuah ancaman. Masyarakat Inggris melihat fenomena tersebut akan mendatangkan kerugian untuk masyarakat Inggris. Banyaknya Imigran yang masuk tentu akan berdampak pada ketersedian lapangan pekerjaan. Kekhawatiran akan bertambahnya tingkat pengangguran masyarakat Inggris tersebut menjadi salah satu pendorong masyarakat Inggris untuk mendukung Inggris keluar dari Uni Eropa dan melakukan referendum Brexit.
ADVERTISEMENT
Keputusan Inggris untuk meninggalkan Uni Eropa tentu meninggalkan dan menyebabkan beberapa dampak bagi perekonomian dunia khususnya Uni Eropa dan Inggris itu sendiri. Mengingat Inggris merupakan salah satu yang paling banyak memberikan kontribusi anggaran pada Uni Eropa, maka setelah keluarnya Inggris, negara negara Uni Eropa lainnya harus menanggung kekosongan dana kontribusi yang selama ini diberikan oleh Inggris. Tercatat pada tahun 2016, Inggris mengeluarkan sekitar 19,4 miliar euro untuk kontribusinya pada Uni Eropa. Negara Uni Eropa lainnya seperti Jerman terpaksa harus mengeluarkan dana lebih untuk kekosongan tersebut. Seperti yang disebutkan oleh institusi Jerman, Jerman harus mengeluarkan setidaknya 2,5 miliar euro.
Selain berdampak pada Uni Eropa, keputusan Inggris untuk meninggalkan Uni Eropa juga berdampak jelas pada perekonomian global. Beberapa negara yang menjalin hubungan perdagangan dengan Uni Eropa dan Inggris akan ikut serta merasakan dampak dari peristiwa Brexit tersebut. Negara negara tersebut seperti misalnya Turki, Mesir, dan Maroko atau negara negara yang banyak melakukan kerjasama perdagangan dengan Uni Eropa dan Inggris.
ADVERTISEMENT
Peristiwa Brexit ini mendatangkan kekhawatiran bagi banyak negara, hal tersebut dapat terlihat dari pasar keuangan global yang sempat mengalami penurunan pada 24 Juni 2016. Selain itu keluarnya Inggris ini berdampak pula pada pertumbuhan ekonomi global yang mengalami penurunan sebesar 2,9 persen pada 2019 lalu. Menurunnya nilai mata uang Euro dan Pound Sterling terhadap US dollar juga merupakan dampak yang terjadi akibat peristiwa Brexit. Tercatat pada 24 Juni 2016 Euro mengalami pelemahan sekitar 8,82 persen dan begitu pula dengan Pound Sterling yang mengalami pelemahan sebesar 2,7 persen. Hal tersebut berbanding terbalik dengan mata uang lain seperti yen, ringgit, dan dolar yang mendapatkan apresiasi pada 27 Juni 2016.
Selain itu, kepercayaan negara negara lain terhadap Uni Eropa dan Inggris juga mengalami penurunan. Hal tersebut mempengaruhi kenaikan harga properti di beberapa negara seperti misalnya Hongkong dan Australia. Dana investasi dari negara negara juga akan lebih disalurkan pada negara lain yang dianggap sebagai safe heaven atau memiliki stabilitas perekonomian. Negara yang kemungkinan besar akan menjadi safe heaven tersebut antara lain adalah Jepang. Pada investor dari beberapa negara akan memindahkan dana mereka ke negara yang dianggap lebih aman.
ADVERTISEMENT
Inggris merupakan salah satu negara yang menjalin kerjasama dalam bidang perdagangan dengan Amerika Serikat. Maka keputusan Inggris untuk tidak lagi menjadi bagian dari Uni Eropa tentu mempengaruhi hubungan antara Inggris dan Amerika Serikat. Peristiwa Brexit ini akan menimbulkan ketidakpastian mengenai hubungan kerjasama antara Inggris dan Amerika Serikat di masa depan apabila suatu saat Inggris mengalami resesi. IMF sendiri sudah memperingati Inggris mengenai keputusannya untuk keluar dari Uni Eropa, mengingat bahwa Inggris adalah negara yang memiliki hubungan kerjasama khususnya dalam bidang perdagangan dengan banyak negara di dunia. Namun bukan hanya itu, peristiwa Brexit juga akan sangat berdampak pada beberapa negara berkembang di dunia khususnya yang menjalin kerjasama dengan Inggris.
Berdasarkan data yang tertulis diatas, keputusan Inggris untuk meninggalkan Uni Eropa sudah sangat terlihat jelas bukan hanya berdampak pada Inggris ataupun Uni Eropa itu sendiri, namun juga ikut berdampak pada perekonomian global. Peristiwa Brexit yang didorong oleh kekhawatiran masyarakat Inggris tersebut berhasil mempengaruhi beberapa negara lainnya yang memiliki hubungan kerjasama dengan Inggris maupun Uni Eropa. Dari peristiwa keluarnya Inggris tersebut, Uni Eropa hanya berharap semoga negara lain yang tergabung dengan Uni Eropa tidak terpengaruh oleh keputusan Inggris untuk meninggalkan Uni Eropa.
ADVERTISEMENT