Konten dari Pengguna

Kenali Apa Itu Procrastination dan Bagaimana Tips Mengatasinya

Fahrizal Lazuardi
Penulis bernama lengkap Fahrizal Lazuardi. Lahir di Majalengka, 21 Agustus 1994. Saat ini berdomisili di Surakarta. Penulis sedang menempuh Pascasarjana Ilmu Hubungan Internasional UGM. Penulis bisa dihubungi melalui [email protected].
10 Juli 2021 7:43 WIB
·
waktu baca 3 menit
clock
Diperbarui 13 Agustus 2021 14:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fahrizal Lazuardi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Contoh menggelitik mengenai prokrastinasi, dapat dijumpai dalam serial kartun Spongebob Squarepants pada episode bertajuk "Procrastination" (Sumber: tangkapan layar Spongebobs Squarepants)
zoom-in-whitePerbesar
Contoh menggelitik mengenai prokrastinasi, dapat dijumpai dalam serial kartun Spongebob Squarepants pada episode bertajuk "Procrastination" (Sumber: tangkapan layar Spongebobs Squarepants)
ADVERTISEMENT
Sebagai bagian dari upaya untuk mengendalikan Pandemi Coronavirus disease (COVID-19), Pemerintah telah gencar memberlakukan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) atau pembatasan sosial di seluruh daerah. Imbasnya, terjadi perubahan gaya hidup dan kebiasaan masyarakat yang kini dituntut untuk tetap tinggal dan melakukan seluruh aktivitas di rumah, termasuk kegiatan belajar mengajar maupun bekerja.
ADVERTISEMENT
Meskipun bertujuan untuk menjaga masyarakat agar terhindar dari penularan COVID-19, langkah-langkah penerapan pembatasan sosial yang sedang berlangsung hingga saat ini ternyata turut memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap kinerja individu, khususnya pelajar dan pekerja.
Salah satu dampak yang dirasakan adalah meningkatnya sikap procrastination atau yang diterjemahkan sebagai prokrastinasi. Beda halnya dengan malas, gejala prokrastinasi ditandai dengan sikap menunda pekerjaan yang memiliki prioritas tinggi dan malah memilih mengerjakan tugas yang sebenarnya tidak terlalu penting. Selain itu, prokrastinasi juga memiliki ciri-ciri kontraproduktif dan sebenarnya kurang perlu untuk dilakukan.
Sebagai contoh, ketika kamu work from home lalu mendapatkan disposisi dari kantor untuk menyusun paparan yang harus segera diselesaikan dalam waktu dekat, kamu tiba-tiba mencari kegiatan lain sebagai pelarian, seperti mencuci piring. Padahal kegiatan mencuci piring tersebut bisa dilakukan setelah pekerjaan utama selesai atau bisa juga dilimpahkan ke anggota keluarga yang lain.
ADVERTISEMENT
Kebiasaan buruk prokrastinasi dapat dialami oleh siapa pun. Namun, biasanya sikap prokrastinasi ini menjadi momok menakutkan bagi para pelajar maupun pekerja yang kesehariannya memiliki segudang tugas dan deadline.
Prokrastinasi tersebut bisa disebabkan oleh beragam faktor, mulai dari tidak adanya mood atau motivasi, menghindari pekerjaan yang berat atau tidak menyenangkan, hingga rasa takut tidak bisa menuntaskan pekerjaan tersebut dengan memuaskan.
Suasana jenuh, lingkungan yang monoton, dan banyak distraksi di rumah juga bisa jadi salah satu pemicunya. Atmosfer di rumah nyatanya jauh berbeda ketika berada di sekolah atau tempat kerja yang memang bisa fokus berkonsentrasi penuh dalam menyelesaikan suatu tugas tertentu. Di sekolah atau kantor juga biasanya ada yang mengawasi secara langsung sehingga mau tidak mau hal itu mendorong kita untuk menuntaskan pekerjaan/tugas secepat mungkin.
ADVERTISEMENT
Prokrastinasi pada hakikatnya adalah hal yang lumrah dan manusiawi sehingga sikap tersebut tentunya bisa diminimalisir. Berikut adalah beberapa tips untuk mengatasi prokrastinasi:

Mulai kerjakan saja dulu

Terkadang kita hanya perlu memulai untuk dapat menyelesaikan sesuatu. Walaupun memang tidak dalam kondisi berapi-api, segera memulai dan menyicil sedikit demi sedikit pekerjaan dapat menemukan kembali kepercayaan serta motivasi untuk menuntaskan pekerjaan berat tersebut.
Perlu juga untuk dipahami bahwa menunda pekerjaan hanya akan mengakibatkan pekerjaan menjadi banyak menumpuk. Hal ini tentunya bisa jadi tekanan ekstra buat kamu. Di samping itu, dengan banyaknya pekerjaan yang tertunda malah membuat kamu semakin tergesa-gesa sehingga kualitas pekerjaan pun menjadi tidak maksimal.
Misalkan, ketika kamu memiliki tugas esai dengan tenggat waktu yang sangat terbatas, maka esai mu tersebut hasilnya bisa jadi banyak typo, kalimat tidak beraturan, sampai terdesak berbuat kecurangan plagiarisme.
ADVERTISEMENT

Tidak perlu khawatir akan hasilnya

Menjaga mental agar tetap berpikir positif itu penting. Oleh karenanya, kamu tidak perlu cemas berlebih apabila tidak bisa mendapatkan hasil optimal.
Ingat, orang bijak mengatakan bahwa pekerjaan yang bagus adalah pekerjaan yang selesai. Selain itu, tidak ada karya manusia yang sempurna, kesempurnaan semata-mata hanyalah milik sang pencipta.

Beri apresiasi terhadap dirimu sendiri

Setelah menyelesaikan pekerjaan yang sukar atau tidak disenangi, kamu patut memberi reward bagi dirimu sendiri. Tidak perlu muluk-muluk, cukup hadiah kecil nan sederhana, seperti beli jajanan yang disukai, rehat sejenak dengan menonton film, bermain gawai, atau hal lainnya.

Terapkan strategi yang efektif

Ibarat perang, menyelesaikan suatu pekerjaan juga memerlukan strategi. Misal, menyusun peringkat daftar tugas dimulai dari yang paling urgen hingga yang dirasa tidak terlalu mendesak.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, kamu bisa mengetahui mana pekerjaan yang memiliki deadline “mepet” dan mana yang bisa dikesampingkan untuk dikerjakan dikemudian hari. Kamu juga bisa mengatur untuk menyicil pekerjaan apabila memang dirasa berat untuk diselesaikan dalam satu hari.
Nah itulah empat tips yang bisa kamu terapkan untuk menghindari kebiasaan prokrastinasi. Tetap semangat, terus produktif, dan patuhi protokol kesehatan selalu ya. Semoga bermanfaat.