Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Museum Virtual Sebagai Inovasi Pembelajaran Sejarah Lokal di Indonesia
28 Mei 2022 16:33 WIB
Tulisan dari Fahtur Rahman Syah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Stigma negatif lekat pada mata pelajaran sejarah karena hanya menghafal dan mengkaji peristiwa di masa lalu. Tanggal, bulan dan tahun yang ada dalam mata pelajaran sejarah dianggap terlalu banyak sehingga susah dan membosankan. Sebenarnya banyak mata pelajaran lainnya yang hanya menghafal namun mengapa sejarah begitu membosankan? Hal ini tidak lepas dari orientasi kedepan tentang mata pelajaran sejarah yang tidak digunakan selain ujian. Terutama ketika mengkaji lebih jauh soal sejarah maka akan muncul perdebatan ternyata apa yang sudah dihafalkan itu tidak sesuai dengan fakta. Hal ini juga tidak terlepas dari sejarah yang hanya digunakan sebagai alat kepentingan politik dan kekuasaan.
ADVERTISEMENT
Padahal lepas dari perdebatan mengenai fakta sejarah banyak nilai-nilai filosofis yang bermanfaat seperti meningkatkan motivasi dalam mencapai sesuatu hingga memperbaiki sebuah masalah. Menyikapi sejarah secara kritis dapat mengasah dan membiasakan diri berfikiran kritis dalam menghadapi suatu masalah dengan pandangan yang lebih luas.Mata pelajaran sejarah pada dasarnya hadir untuk menanamkan sikap nasionalisme dan patriotisme agar tidak lupa akan jati diri dan cita-cita bangsa Indonesia ditengah era globalisasi.
Rendahnya angka keberhasilan dalam mencapai tujuan kegiatan pembelajaran sejarah memunculkan banyak Inovasi dengan memanfaatkan teknologi dan menyesuaikan minat peserta didik. Museum sebagai salah satu media pembelajaran sangat penting sebenarnya dalam meningkatkan minat peserta didik terhadap sejarah. Dalam meningkatkan pengunjung salah satunya adalah inovasi yang dilakukan oleh Museum Indonesia dengan membuat museum virtual yang dapat diakses kapanpun dan dimanapun.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan Virtual Museum Transnational Network (V-must) museum virtual adalah entitas digital yang memanfaatkan karakteristik museum, untuk melengkapi, meningkatkan, atau menambah pengalaman museum melalui personalisasi, interaktivitas, dan kekayaan konten. Dengan menggambungkan teknologi museum berusaha menampilkan informasi dalam bentuk virtual reality. Upaya ini akan informasi dapat diakses pada lingkup yang lebih luas melalui gawai yang dimilikinya terutama pada peserta didik dalam mempelajari sejarah lokal.
Walaupun sangat bermanfaat hanya terdapat beberapa museum di Indonesia dengan 16 museum digital. Namun, hal tersebut tidak menjadi hambatan dalam pembelajaran sejarah. Guru dapat memanfaatkan museum virtual untuk pembelajaran sejarah dimana peserta didik akan diberikan arahan untuk mencari benda-benda yang berhubungan dengan sejarah lokal di wilayah masing-masing. Peserta didik dapat melihat objek sejarah kemudian menganalisinya secara virtual. Hal ini memudahkan dalam setiap proses belajar mengajar berlangsung.
ADVERTISEMENT
Salah satu contohnya Museum Virtual Galeri Batik YBI yang terdapat batik dari Sumatera. Para siswa dapat mengkaji makna dalam motif batik yang ada dalam batik tersebut yang kemudian dapat dikaji lebih lanjut melalui wawancara. Ada pula Museum Tembakau di Jember yang dapat dibuat menjadi museum virtual sehingga memudahkan peserta didik dan guru dalam proses pembelajaran.
Sedikitnya museum secara fisik di Indonesia menjadi masalah utama dalam pembelajaran sejarah lokal. Banyak potensi bahasa, adat-istiadat, sejarah dan lain sebagainya yang mulai hilang karena tidak ada yang melestarikannya. Hal ini merupakan masalah penting disetiap daerah dalam menunjukkan identitasnya masing-masing dan dalam mebantu meningkatkan nasionalisme peserta didik sebagai pewaris masa depan bangsa. Walaupun begitu masalah ini bukan masalah pemerintah saja namun masalah bersama dan dibutuhkan kerjasama berbagai pihak untuk mewujudkannya. Karena gotong royong merupakan ciri masyarakat Indonesia.
ADVERTISEMENT