Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Resesi Sosial: Ketika Dunia Nyata Semakin Jauh, Dunia Maya Semakin Dekat
4 Oktober 2024 17:50 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Fa'idhatul Achsani Ima Rachmawati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Yogyakarta - Berbicara mengenai resesi sosial, mungkin terasa asing bagi sebagian orang. Tapi inilah yang sedang kita hadapi sekarang. Kita sering mendengar istilah resesi ekonomi atau kondisi dimana suatu negara mengalami penurunan aktivitas perekonomian dalam jangka waktu tertentu. Tanpa kita sadari, sekarang pun kita juga dihadapkan dengan resesi sosial. Lantas apa sih resesi sosial itu dan bagaimana dampak terhadap masyarakat sekitar? Yuk kita simak lebih lanjut.
ADVERTISEMENT
Pernah nggak kalian merasa tiba-tiba kesepian? Entah ketika di rumah, kantor atau di lingkungan luar, walaupun ada orang-orang disekitar kalian.
Di umur 20-30 an, kita merasa bahwa kehidupan memasuki fase serius. Karier menjadi puncak prioritas bagi banyak orang. Tuntutan karier, tanggung jawab untuk keluarga, atau bahkan untuk memenuhi kebutuhan hidup pribadi. Interaksi sosial di dunia nyata pun semakin berkurang, dan sudah teralihkan oleh dunia maya. Ini yang disebut sebagai “resesi sosial” kondisi dimana terjadi penurunan hubungan sosial. Orang-orang lebih banyak beriteraksi secara virtual dibandingkan dengan bertemu langsung.
Media sosial kini menjadi solusi cepat untuk kita bisa berkomunikasi entah dengan saudara, kerabat, teman dimana pun kita berada. Hanya dengan ketukan layar handpone kita bisa video call, berbagi cerita, berkomentar di status, atau bahkan hanya sekedar mencari hiburan yang menarik. Kondisi tersebut memang sangat membantu kita untuk tetap terhubung tanpa harus bertemu langsung, apalagi ketika jarak dan kesibukan menjadi hambatannya. Meskipun terihat sangat praktis, fenomena itu menimbulkan dilema, karena interaksi virtual yang intens dan menggantikan interaksi langsung. Justru dengan pertemuan langsung sebenarnya akan lebih bermakna, dari segi bahasa tubuh, kontak mata, sentuhan fisik yang mana bisa memperkuat ikatan emosional manusia.
ADVERTISEMENT
Dahulu pertemuan antar teman, saudara, atau kerabat selalu dilakukan secara langsung, dimana tatap muka menjadi momen yang sangat berharga. Pun ketika menyampaikan kabar, harus menunggu surat tiba melalui kantor pos bahkan perjalanannya memakan waktu berhari-hari. Informasi pun juga masih terbatas, hanya bisa diakses melalui televisi dan radio. Berbeda dengan sekarang, media sosial seperti whatsapp, facebook, instaram memberikan kemudahan untuk berkomunikasi dan berbagi informasi. Tak perlu waktu lama untuk bisa menyapa keluarga yang jauh. Dan kini media sosial telah menjadi jalan pintas yang efisien.
Disisi lain, media sosial menjadikan hubungan dalam dunia nyata mulai terasa renggang. Pertemuan tatap muka dulu menjadi hal yang sangat penting dalam berkomunikasi dan kini semakin jarang terjadi. Mungkin sebagian orang berfikir bahwa “like” atau komentar postingan di sosial media teman sudah cukup menunjukkan wujud kepedulian kita. Tapi sayangnya, interaksi di dunia maya tidak mampu menggantikan keintiman yang terjalin dalam dunia nyata.
ADVERTISEMENT
Perkembangan teknologi telah mengubah banyak aspek kehidupan terutama dalam hal gaya hidup dan cara bekerja, salah satunya dengan munculnya trend work from home (WFH) yang membawa banyak dampak positif, seperti fleksibilitas waktu, meningkatkan produktifitas, juga keseimbangan antara kehidupan pribadi dan pekerjaan. Namun, dibalik itu juga mejadi salah satu alasan terimplikasinya resesi sosial, orang cenderung hidup individualis, semakin banyak waktu yang di habiskan di depan layar, sehingga interaksi sosial pun menurun.
Selain itu, dampak dari resesi sosial adalah orang sering merasa kesepian akibat dari konsumsi media sosial yang berlebihan. Meskipun selalu terhubung, banyak orang merasa kesepian di balik layar ponsel mereka apalagi ketika membandingkan kehidupan mereka dengan orang lain secara daring. Ini yang disebut dengan fenomena kesepian digital, dimana interaksi nyata yang memberikan rasa kenyamanan dan kedekatan emosional justru hilang.
ADVERTISEMENT
Dampak dari resesi sosial sudah kita rasakan dalam kehidupan sehari hari. Semakin banyak interaksi secara digital, semakin sedikit pula momen kebersamaan terjadi. Interaksi di media sosial terasa kurang mendalam sehingga hubungan yang terjalin kurang bermakna. Hal ini berpengaruh pada kualitas hubungan yang membuat kita merasa semakin jauh dengan orang lain.
Mengatasi resesi sosial di era digital bukan hal yang mudah, tetapi tetap mungkin. Berikut beberapa langkah yang bisa diambil untuk memperbaiki keseimbangan antara dunia nyata dan dunia maya.
Cara Mengatasi Resesi Sosial:
1. Prioritaskan Pertemuan Tatap Muka
Luangkanlah waktu untuk bertemu langsung dengan keluarga, kerabat, atau teman setidaknya sekali dalam sebulan. Walaupun hanya sekedar makan bersama, ataupun nongkrong bareng. Pertemuan langsung tersebut dapat meningkatkan emosional seseorang serta menciptakan kenyamanan dalam komunikasi.
ADVERTISEMENT
2. Aturlah Penggunaaan Media Sosial
Buatlah batasan waktu dalam penggunaan media sosial, ini akan membantu kita untuk lebih fokus pada interaksi di dunia nyata. Gunakan waktu lebih banyak untuk berinteraksi dengan orang lain.
3. Carilah Komunitas di Dunia Nyata
Bergabung dengan komunitas di dunia nyata sesuai dengan minat atau hobi akan membantu dalam meyeimbangkan kehidupan sosial. Misalnya komunitas olahraga, seni, ataupun kegiatan sosial. Interaksi dengan komunitas pun akan memberikan hubungan yang lebih nyata.
4. Cobalah Mengurangi Perbandingan Diri di Media Sosial
Terkadang peggunaan media sosial membuat kecemasan bagi beberapa orang, salah satu penyebabnya yaitu sering membandingkan diri dengan orang lain. Yang sebenarnya media sosial hanyalah menampilkan hal positif dari kehidupan seseorang. Cobalah bertemu dengan teman secara langsung dan bangun komunikasi yang hangat dengan mereka, dengan begitu akan menambah interaksi sosial dengan orang lain.
ADVERTISEMENT
Fenomena resesi sosial adalah kenyataan yang harus dihadapi banyak orang. Meskipun media sosial menawarkan kemudahan dan kecepatan dalam berkomunikasi, kita tidak boleh melupakan pentingnya interaksi di dunia nyata. Pertemuan langsung akan memberikan kehangatan dan kenyamanan yang tak bisa digantikan oleh dunia maya. Dengan begitu keharmonisan akan semakin terasa nyata adanya. Mari menjaga keseimbangan antara teknologi dan hubungan sosial yang sehat, sehingga kita tidak merasa semakin terasingkan di era digital ini.