Konten dari Pengguna

Tanah Baru, Tanah Air Kedua: Refleksi Kejujuran dan Keberanian

Faiha Widad Fillah
Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
15 Juli 2024 8:52 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Faiha Widad Fillah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: Cover Novel Nh. Dini. 2014. Tanah Baru, Tanah Air Kedua. Bandung: Pustaka Jaya. https://webadmin-ipusnas.perpusnas.go.id/ipusnas/publications/books/119983
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: Cover Novel Nh. Dini. 2014. Tanah Baru, Tanah Air Kedua. Bandung: Pustaka Jaya. https://webadmin-ipusnas.perpusnas.go.id/ipusnas/publications/books/119983
ADVERTISEMENT
"Tanah baru bukan hanya tentang tempat baru, tetapi juga tentang membuka diri untuk pengalaman dan perspektif baru yang memperkaya jiwa kita."- Tanah Baru, Tanah Air Kedua.
ADVERTISEMENT
Tanah Baru, Tanah Air Kedua adalah salah satu karya dari Nh. Dini, seorang penulis Indonesia yang dikenal dengan novel-novel yang mengangkat tema-tema sosial dan personal. Novel ini diterbitkan pertama kali pada tahun 1997 oleh Grasindo dan kemudian edisi Pustaka Jaya pada tahun 2014. Nh. Dini dalam karyanya sering kali mengeksplorasi perjuangan individu melawan tantangan hidup, khususnya dalam konteks masyarakat Indonesia yang kompleks.
Untuk memahami novel 'Tanah Baru, Tanah Air Kedua', kita akan menggunakan teori dari M.H. Abrams. Abrams, seorang kritikus sastra terkemuka, memperkenalkan empat elemen utama dalam analisis sastra: dunia, penulis, karya, dan pembaca. Elemen-elemen ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Mimesis (Dunia): Bagaimana karya sastra mencerminkan realitas.
2. Ekspresif (Penulis): Bagaimana perasaan dan pandangan penulis tercermin dalam karyanya.
ADVERTISEMENT
3. Objektif (Karya): Analisis internal karya itu sendiri, termasuk struktur, tema, dan gaya.
4. Pragmatik (Pembaca): Dampak dan efek karya sastra terhadap pembaca.
Dalam konteks Tanah Baru, Tanah Air Kedua, teori Abrams dapat digunakan untuk mengeksplorasi bagaimana Nh. Dini menciptakan refleksi mendalam tentang kehidupan individu dalam masyarakat. Novel ini menggambarkan perjalanan seorang pria muda, Samirin, yang berjuang untuk mencari pekerjaan dan menghadapi realitas korupsi dan nepotisme. Melalui tokoh ini, Nh. Dini mencerminkan tantangan yang dihadapi oleh banyak orang muda Indonesia dalam dunia kerja. Berikut adalah hasil analisis penulis mengenai novel Tanah Baru, Tanah Air Kedua berdasarkan pendekatan teori Abrams:
1. Mimesis (Dunia):
Novel ini mencerminkan realitas kehidupan di Indonesia, khususnya masalah korupsi dalam sistem perekrutan kerja. Samirin, tokoh utama, harus menghadapi kenyataan bahwa untuk mendapatkan pekerjaan, ia mungkin harus mengandalkan koneksi keluarga atau memberikan suap. Realitas ini sangat relevan dengan situasi yang dihadapi banyak orang di Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Kalaupun nanti dia berganti pikiran, besok pagi kembali ke kota dan memberikan formulirnya." - Nh. Dini menggarisbawahi dilema moral yang dihadapi Samirin.
2. Ekspresif (Penulis):
Nh. Dini menggunakan pengalamannya dan pandangannya tentang masyarakat untuk menggambarkan perjuangan Samirin. Novel ini adalah ekspresi dari keyakinan Dini tentang pentingnya integritas dan kejujuran, meskipun dihadapkan pada sistem yang korup.
"Tetapi dia ingin bersih. Mencari uang buat hidup untuk pertama kalinya harus disertai kejujuran yang paling murni." - Menggambarkan idealisme Samirin dan, kemungkinan, keyakinan pribadi Nh. Dini.
3. Objektif (Karya):
Secara struktural, novel ini dibangun dengan narasi yang kuat dan karakterisasi yang mendalam. Konflik utama adalah internal dan eksternal: internal dalam bentuk perjuangan moral Samirin, dan eksternal dalam bentuk tantangan sosial dan ekonomi yang dihadapinya.
ADVERTISEMENT
4. Pragmatik (Pembaca):
Novel ini memberikan dampak yang kuat kepada pembaca dengan menggugah pertanyaan tentang moralitas, integritas, dan kejujuran. Pembaca diajak untuk merenungkan sejauh mana mereka akan bertindak jujur dalam situasi yang menantang, seperti yang dialami oleh Samirin.
"Kalau jalan untuk mendapatkan pekerjaan pertamanya harus melewati apa yang disebut 'sistem keluarga atau kenalan' maupun dengan uang sogokan, ah, benarkah itu?" - Pertanyaan ini mengundang pembaca untuk introspeksi tentang nilai-nilai pribadi mereka.
Kesimpulan
Tanah Baru, Tanah Air Kedua oleh Nh. Dini adalah refleksi mendalam tentang kejujuran dan keberanian dalam menghadapi sistem yang korup. Melalui analisis berdasarkan teori Abrams, kita dapat melihat bagaimana novel ini tidak hanya menceritakan kisah seorang individu tetapi juga mengangkat isu-isu sosial yang relevan dengan pembaca. Nh. Dini mengajak pembaca untuk mempertimbangkan nilai-nilai mereka sendiri dalam konteks realitas sosial yang keras.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, Tanah Baru, Tanah Air Kedua bukan hanya sebuah karya sastra, tetapi juga sebuah ajakan untuk berpikir kritis dan mempertahankan integritas pribadi di tengah tantangan hidup.
Daftar Pustaka
Dini, Nh. 2014. Tanah Baru, Tanah Air Kedua. Bandung: Pustaka Jaya.