Bonus Demografi: Peluang atau Ancaman dalam Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia

Faikoh Manihatul Adzkiya
Mahasiswa S1 Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan Fisipol UGM
Konten dari Pengguna
9 Juni 2024 12:43 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Faikoh Manihatul Adzkiya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Apa itu bonus demografi? Foto hanya ilustrasi. Sumber: shutterstock.com
zoom-in-whitePerbesar
Apa itu bonus demografi? Foto hanya ilustrasi. Sumber: shutterstock.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bonus demografi merupakan kondisi yang menunjukkan jumlah penduduk di suatu negara didominasi oleh penduduk usia produktif atau penduduk usia kerja. Menurut hasil Sensus Penduduk 2020 ,jumlah penduduk di Indonesia mencapai 270,20 juta. Dari jumlah penduduk tersebut, sebesar 70,72 persen penduduk di Indonesia termasuk dalam usia produktif (BPS, 2020). Dominasi jumlah usia produktif di Indonesia menyebabkan terjadinya fenomena bonus demografi. BPS juga memperkirakan puncak bonus demografi akan terjadi pada rentang tahun 2020 – 2030.
ADVERTISEMENT
Besarnya usia produktif yang terjadi pada fenomena bonus demografi berkaitan dengan rasio ketergantungan penduduk di Indonesia. Menurut Falikhah (2017) fenomena bonus demografi mengakibatkan rendahnya rasio ketergantungan yang ditanggung usia produktif terhadap usia nonproduktif. Hasil Sensus Penduduk 2020 menunjukkan angka rasio ketergantungan di Indonesia sebesar 44,3 persen (BPS, 2020).
Menurut Sutikno (2020) salah satu keberhasilan dalam suatu pembangunan tidak dapat terlepas dari kualitas sumber daya manusia. Bonus demografi dapat menjadi tonggak dalam meningkatkan produktivitas serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi ketika negara mampu memanfaatkan sumber daya manusia secara produktif. Partisipasi aktif penduduk usia produktif pada sektor perekonomian akan berdampak pada pembangunan apabila diiringi dengan kualitas yang baik. Sebaliknya, fenomena bonus demografi yang tidak dioptimalkan dapat berubah menjadi ancaman pembangunan.
Peningkatan angka harapan hidup. Foto hanya ilustrasi. Sumber: shutterstock.com
Menurut data BPS tahun 2023, angka harapan hidup di Indonesia berada pada 73,93 tahun. Angka tersebut mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2022 yaitu 73,7 tahun. Hal ini ditunjang dengan perbaikan kualitas hidup masyarakat melalui perkembangan teknologi kesehatan serta penunjangan layanan kesehatan bagi ibu dan anak. Data tingkat laju pertumbuhan penduduk di Indonesia pada tahun 2023 juga mencapai 1,13 persen. BPS menyatakan bahwa ini merupakan angka terendah dalam rentang waktu delapan tahun terakhir.
ADVERTISEMENT
Namun, peningkatan angka harapan hidup di Indonesia tidak diimbangi dengan harapan hidup sehat yang tinggi. Penduduk di Indonesia masih didominasi dengan penyakit menular seperti tuberkulosis dan berbagai penyakit kronis seperti jantung, diabetes, stroke, kanker, dan lain-lain. Hal ini dapat mengakibatkan menurunnya kualitas hidup penduduk dimana meskipun angka harapan hidup semakin naik namun penduduk menanggung sakit selama hidupnya.
Sutikno (2020) menjelaskan terdapat perbedaan transisi demografi antara Indonesia dengan negara-negara maju di dunia. Transisi demografi di Indonesia tidak berawal dari industrialisasi, pembangunan ekonomi, maupun modernisasi. Melainkan dari adanya program Keluarga Berencana (KB) yang mampu menekan angka pertumbuhan penduduk di Indonesia. Hal ini didukung dengan meluasnya pengadaan alat kontrasepsi hingga ke tingkat pedesaan. Penurunan angka fertilitas mengakibatkan jumlah penduduk usia muda mengalami penurunan. Di sisi lain, jumlah penduduk dengan usia produktif akan meningkat sebagai akibat dari tingginya angka fertilitas pada tahun – tahun sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Bonus Demografi Sebagai Peluang dalam Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia
Menurut Maryati (2015) bonus demografi dapat meningkatkan potensi windows of opportunity. Sarmita (2017) menjelaskan windows of opportunity mampu memberikan dampak sosial ekonomi. Penduduk usia produktif dilihat sebagai modal pembangunan yang potensial sehingga dapat dilibatkan dalam pembangunan. Usia produktif dapat dioptimalisasikan tidak hanya sebagai objek pembangunan saja, tetapi juga subjek pembangunan. Namun, besarnya ketersediaan jumlah penduduk usia produktif harus diikuti dengan peningkatan pendidikan dan keterampilan yang memadai untuk berkompetisi dalam menghadapi pasar kerja.
Falikhah (2017) menjelaskan pemerintah sedang berupaya dalam menghadapi bonus demografi melalui pemerataan pendidikan. Hal ini didukung dengan pemberian beasiswa dari Lembaga Pengelolaan Dana Pendidikan (LPDP) mencapai 1,3 triliun. Akses pemerataan pendidikan juga diberikan kepada penduduk kurang mampu yang tinggal di pelosok. Selain itu, pemerintah mencanangkan program pendidikan kependudukan yang diselenggarakan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Program ini merupakan upaya untuk memberikan pengetahuan dan penyadaran siswa dalam bertingkah laku. Harapannya, program ini mampu membentuk sikap dan perilaku responsif siswa dalam mengatasi permasalahan kependudukan.
ADVERTISEMENT
Bonus Demografi Sebagai Ancaman dalam Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia
Dewasa ini Indonesia masih dihadapkan dengan permasalahan kualitas SDM yang rendah. Hal ini mengakibatkan belum terbentuknya kemampuan dalam merespons kebutuhan pasar kerja. Rendahnya kualitas SDM menjadi penghambat dalam meningkatkan produktivitas sehingga daya saing Indonesia masih tertinggal. Selain itu, lapangan pekerjaan yang ada belum mampu menampung besarnya jumlah penduduk usia produktif. Maryati (2015) menjelaskan pertambahan lulusan perguruan tinggi tidak dibarengi dengan jumlah lapangan pekerjaan sehingga hal ini mengakibatkan terjadinya pengangguran terdidik. Meskipun data BPS (2023) menunjukkan angka pengangguran mengalami penurunan dari 5,86 persen tahun 2022 menjadi 5,32 persen tahun 2023, masalahan pengangguran perlu diatasi agar tidak memicu kegagalan negara dalam menghadapi bonus demografi.
ADVERTISEMENT
Menurut Nasution (2021) perubahan struktur usia penduduk tidak selalu berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi. Perubahan komposisi penduduk pada dasarnya hanyalah membentuk potensi untuk menunjang pertumbuhan ekonomi. Menurunnya angka rasio ketergantungan juga tidak berarti dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara langsung. Apabila negara mengalami kegagalan dalam menghadapi bonus demografi, ini akan menjadi permasalahan baru ketika memasuki masa aging population. Aging population dapat diartikan sebagai kondisi dimana jumlah penduduk lansia jauh lebih besar dibandingkan dengan jumlah penduduk usia produktif. Fenomena ini disebabkan oleh tingginya angka harapan hidup sehingga meningkatkan jumlah lansia dibandingkan penduduk usia produktif pada masa mendatang.
Fenomena bonus demografi merupakan kesempatan untuk meningkatkan produktivitas suatu negara. Namun, bonus demografi juga mampu menjadi ancaman dalam pembangunan. Potensi penduduk usia produktif perlu dioptimalkan agar tidak mengakibatkan terjadinya bencana demografi. Pemerintah memiliki kewajiban untuk memastikan penyerapan penduduk usia produktif dalam sektor pekerjaan. Di sisi lain, hal ini harus diikuti dengan upaya peningkatan kualitas SDM agar penduduk usia produktif memiliki kemampuan daya saing yang tinggi.
ADVERTISEMENT
Upaya yang dapat dilakukan pemerintah dalam menghadapi bonus demografi yaitu pertama, pemerintah perlu merancang kebijakan untuk meningkatkan kualitas SDM. Kebijakan tersebut dapat berfokus pada perbaikan kualitas pendidikan, kesehatan, dan kemampuan penguasaan teknologi. Pemerintah juga dapat memberikan pelatihan keterampilan kerja bagi kualitas SDM rendah. Kedua, pemerintah diharuskan mampu menjamin ketersediaan lapangan pekerjaan bagi penduduk usia produktif untuk mengurangi angka pengangguran terdidik di Indonesia. Ketiga, upaya – upaya pembangunan perlu dipersiapkan dalam menghadapi aging population. Keempat, pemerintah perlu mengatasi permasalahan kesehatan sehingga tidak hanya berfokus pada meningkatkan angka harapan hidup semata, melainkan juga angka harapan hidup sehat. Oleh karena itu, pemerintah perlu merancang strategi dengan memperhatikan potensi dan tantangan agar bonus demografi mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
ADVERTISEMENT