Bertahan Berternak Bebek Di Tengah Pandemi Covid-19

Faiq Althof
Mahasiswa UIN Walisongo Semarang
Konten dari Pengguna
8 November 2021 15:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Faiq Althof tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Mahasiswa KKN UIN WALISONGO Semarang sedang melakukan wawancaara dengan pemilik peternak bebek
Penulis Berita : Khozaainatul Muna
Tak kuat menghadapi krisis ekonomi saat pandemi COVID-19, sejumlah petern bebek di Kecamatan Singorojo, Kabupaten Kendal, Jawa tengah, gulung tikar. Mereka harus menelan kerugian hingga puluhan juta rupiah akibat ternaknya tak bisa dipasarkan.
ADVERTISEMENT
Para peternak ini tidak mungkin menahan ternaknya untuk dipasarkan karena akan menambah biaya produksi, salah satunya ketersediaan pakan. Kebutuhan pakan akan meningkat seiring dengan lamanya waktu bebek berada di kandang.
Salah satu peternak bebek di Singorojo mempunyai kunci bertahan di masa pandemi Covid-19. dan bisa menekan biaya konsumsi makan bebek hingga sedikit.
Ketika di wawancara saya menanyakan bagaimana bapak bisa bertahan dalam menjalankan bisnis ternak bebek dimasa pandemi ini? "saya menggunakan sistem angon / ngembala mbak dalam hal makan bebek" ujar Dimas peternak bebek
Sistem angon bebek ini juga sudah ada sejak puluhan tahun silam. Mereka akan mencari lahan sawah bekas panen atau sungai, setelah menumakan tempak angon bebek dilepaskan di lokasi tersebut untuk mencari makan seperti keong, hama dan lainnya.
ADVERTISEMENT
Dengan sistem angon ternyata menjadi salah satu kunci peternak bisa bertahan di masa pandemi. Mengingat mereka tak mengeluarkan biaya terlalu besar untuk membeli konsentrat pakan bebek yang kadang harganya tinggi. Pakan konsentrat cuma diberikan ketika masih berumur satu sampai dua minggu. Setelah itu bebek diangon di sawah.