Konten dari Pengguna

Urip Iku Urup: Altruisme yang Terkemas dalam Budaya Jawa

Fairuz El Mishry
Mahasiswa Psikologi UNS
11 Oktober 2022 15:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fairuz El Mishry tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Budaya Jawa dalam perkembangannya memang erat dengan nilai-nilai kehidupannya. Terdapat banyak nilai dan filosofi hidup yang bisa diterapkan pada kehidupan sehari-hari dari budaya Jawa melalui berbagai sumbernya. Biasanya, sumbernya dapat berasal dari kitab, cerita rakyat, tokoh penting, maupun nilai-nilai yang sifatnya turun-temurun. Salah satu nilai yang mungkin sudah tidak asing lagi di telinga kita adalah urip iku urup.
Photo by https://unsplash.com/@pgautiutm
zoom-in-whitePerbesar
Photo by https://unsplash.com/@pgautiutm

Urip iku Urup

ADVERTISEMENT
Urip iku urup adalah salah satu istilah filosofis berbahasa Jawa yang tentunya juga berasal dari Jawa. Filosofi ini merupakan satu dari sepuluh filosofi dan merupakan yang tersingkat yang disampaikan oleh Semar, salah satu tokoh pewayangan dalam Jawa. Sepuluh filosofi tersebut antara lain:
Secara bahasa, 'urip' berarti hidup, 'iku' berarti itu, dan 'urup' berarti nyala atau menyala. Maka, urip iku urup dapat diartikan sebagai hidup itu menyala. Maksud dari Semar menyampaikan pesan ini adalah untuk memberitahu masyarakat bahwa dalam hidup kita harus dapat memberi manfaat bagi orang lain, dengan kata lain, bermanfaat bagi orang lain. Ibarat lilin yang menyala dengan terang menyinari sekitarnya.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, istiliah filosofis ini sekali lagi berasal dari Semar, seorang tokoh wewayangan yang juga dianggap seperti seorang 'Dewa' di Jawa. Karenanya bagi beberapa orang Jawa yang menganutnya, filosofi ini bahkan sudah dianggap sebagai ideologi dalam hidup.

Altruisme

Tidak berbeda jauh dengan urip iku urup, altruisme adalah tindakan sukarela untuk menolong orang lain tanpa mengharapkan imbalan dalam bentuk apapun atau disebut juga sebagai tindakan tanpa pamrih (Taylor dkk., 2009). Altruisme juga dapat didefinisikan sebagai tindakan memberi bantuan kepada orang lain tanpa adanya antisipasi akan reward atau hadiah dari orang yang ditolong (Hadori, 2014).
Istilah altruisme (altruism) sendiri pertama kali digunakan pada abad ke-19 oleh seorang filsuf bernama Auguste Comte. Altruisme berasal dari bahasa Yunani 'alteri' yang berarti orang lain. Penggunaan istilah 'alteri' oleh Comte pada dasarnya menjelaskan bahwa setiap orang yang hidup di muka bumi ini memiliki sebuah tanggung jawab moral untuk melayani umat manusia sepenuhnya, sehingga setiap orang harus memiliki sikap dan perilaku yang tidak hanya mementingkan diri sendiri, tetapi lebih mengutamakan kepentingan orang lain (Hadori, 2014).
ADVERTISEMENT

Altruisme dalam Urip iku Urup

Berdasarkan dua pembahasan sebelumnya, apabila diperhatikan keduanya memiliki inti pesan yang begitu mirip. Baik urip iku urup maupun altruisme sama-sama memiliki pesan untuk menebar kebermanfaatan bagi orang lain. Namun apabila dipahami lebih lanjut, keduanya tidak memiliki makna yang benar-benar sama.
Urip iku urup sebenarnya lebih mendasar dan bersifat ideologis jika dibandingkan dengan altruisme. Seperti yang disampaikan oleh Semar, urip iku urup dimaksudkan untuk membuat individu menjadi manusia yang lebih baik. Karenanya, manusia perlu untuk menolong orang lain dan membuat orang lain merasakan manfaat yang diberikan dari diri kita. Sedangkan altruisme lebih condong sebagai sebuah tindakan sukarela untuk menolong orang lain atau suatu tindakan yang mendahulukan kepentingan orang lain dibandingkan dengan kepentingan individu.
ADVERTISEMENT
Sehingga dapat disimpulkan bahwa urip iku urup tidak sama dengan altruisme. Urip iku urup adalah sebuah ideologi, sedangkan altruisme adalah sebuah tindakan. Dapat dikatakan pula bahwa altruisme ada di dalam dan merupakan bagian dari pengamalan ideologi Jawa urip iku urup.

Kesimpulan

Sebagai masyarakat Jawa tentu sudah tidak asing dengan salah satu filosofinya yaitu urip iku urup yang memiliki arti hidup itu menyala. Dengan maksud bahwa seorang manusia diharapkan dapat memberikan manfaat bagi sekitarnya. Filosofi ini memiliki makna yang mirip dengan tindakan altruisme, yang berarti tindakan sukarela untuk menolong orang lain atau suatu tindakan yang mendahulukan kepentingan orang lain dibandingkan dengan kepentingan individu. Namun, meskipun memiliki makna yang mirip tetapi kedua hal ini tidaklah sama. Urip iku urup adalah sebuah ideologi yang dianut oleh sebagian masyarakat Jawa, sedangkan altruisme adalah sebuah tindakan atau perilaku. Dengan kata lain, altruisme adalah salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengamalkan filosofi Jawa urip iku urup ini.
ADVERTISEMENT

Referensi

Dianto, D. (2016). Interpretation On Javanese Philosophical Term Of Semar’s Urip Iku Urup: A Critical Discourse Analysis Approach (Doctoral dissertation, Universitas Brawijaya).
Hadori, M. (2014). Perilaku Prososial (Prosocial Behavior); Telaah Konseptual Tentang Altruisme (Altruism) Dalam Perspektif Psikologi. LISAN AL-HAL: Jurnal Pengembangan Pemikiran Dan Kebudayaan, 8(1), 7-18.
Robet, R. (2015). Altruisme, solidaritas dan kebijakan sosial. MASYARAKAT: Jurnal Sosiologi, 1-18.
Taylor, S.E., Peplau, L.E., & Sears, D. O. (2009). Social Psychology. (12th Ed). Pearson Education-Prentice Hall. (Edisi Terjemah). (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009).