Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Fenomena Anak Tengah: Bagaimana Urutan Kelahiran Memengaruhi Kepribadian Anak
31 Desember 2023 11:50 WIB
Tulisan dari Fairuz Putri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Setiap orang tentunya memiliki kepribadian yang berbeda. Meskipun mereka merupakan saudara kandung, dengan lingkungan sosial yang berbeda, kepribadian mereka akan berbeda pula. Jika dikorek lebih dalam, lingkungan sosial bukan menjadi salah satu penyebab adanya perbedaan kepribadian pada setiap anak. Salah satu tokoh psikolog, Alfred Adler, menyebutkan bahwa urutan kelahiran membawa pengaruh terhadap bagaimana manusia akan menyikapi interaksi sosial yang mereka hadapi.
ADVERTISEMENT
Selain itu, perbedaan perhatian yang diberikan pada setiap anak akan memunculkan reaksi atau output yang berbeda pula. Salah satu dari dampak perbedaan tersebut adalah munculnya Fenomena Anak Tengah. Fenomena Anak Tengah atau bisa juga disebut dengan Middle Child Syndrome bukan merupakan temuan baru. Dilatarbelakangi oleh perbedaan perhatian yang diberikan pada setiap anak, akan berdampak pada kepribadian yang berbeda pula.
Fenomena Anak Tengah atau Middle Child Syndrome adalah fenomena yang menempatkan seorang anak merasa jika dirinya tidak mendapatkan perhatian yang sama dibandingkan dengan saudara-saudara yang lain, baik itu saudara yang lebih muda maupun saudara yang lebih tua. Middle Child Syndrome bukan hanya dialami oleh anak tengah dari saudara kandung yang berjumlah ganjil saja, tetapi sindrom tersebut juga dapat dialami oleh anak dari dua bersaudara. Bagaimana hal tersebut bisa terjadi?
ADVERTISEMENT
Terlahir menjadi anak tengah bukanlah suatu hal yang mudah. Bila dibandingkan dengan anak pertama atau pun terakhir, nasib anak tengah cukup pilu. Menjadi anak tengah berarti harus terjebak di antara kedua saudara yang menjadikan kita selalu harus mengalah hampir dalam setiap kondisi. Tidak jarang pula anak tengah secara tidak sengaja menjadi terabaikan dan kurang diperhatikan. Jika kondisi ini terus terjadi secara berkelanjutan, maka akan membuat mereka menjadi merasa tersisih dan dapat memunculkan sibling rivalry atau persaingan antar saudara kandung.
Salah satu teori yang ditemukan oleh psikolog asal Austria, Alfred Adler, mendukung adanya fenomena tersebut. Menurutnya, urutan kelahiran memiliki pengaruh terhadap kepribadian atau karakter pada setiap anak. Lebih tepatnya, Teori Adler menyatakan bahwa posisi yang berbeda dalam urutan kelahiran dapat berkorelasi dengan hasil kehidupan, baik positif maupun negatif. Adler juga menambahkan bahwa jumlah saudara yang dimiliki seorang anak juga memiliki pengaruh pada potensi anak tersebut.
Menurut teori dari Adler, urutan kelahiran dapat memengaruhi perkembangan kepribadian pada anak. Adler memaparkan bahwa anak tengah sudah terbiasa berbagi perhatian orang tua dengan sang kakak. Hal ini membuat anak tengah cenderung lebih mudah untuk bekerjasama dibandingkan dengan anak sulung. Anak tengah juga memiliki ciri khas seolah-olah mereka sedang berada dalam situasi perlombaan untuk mengejar dan mengungguli kakaknya.
ADVERTISEMENT
Dr. Elly Yuliandri, M.Si., seorang psikolog Universitas Surabaya, memaparkan bahwa perbedaan kepribadian yang menonjol pada anak tengah disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor pertama disebabkan adanya perbedaan perlakuan yang diberikan pada setiap anak. Seperti contoh perbedaan excitement yang muncul ketika memiliki anak pertama dibandingkan dengan ketika memiliki anak kedua. Dari adanya perbedaan excitement tersebut akan memunculkan treatment yang berbeda pula. Tidak hanya pada anak pertama, anak ketiga juga mendapatkan perlakuan istimewa dari orang tua mereka. Sebagai anak terakhir, mereka secara natural akan dianggap sebagai “bayi” atau “anak kecil” sekalipun mereka telah dewasa.
Faktor kedua terjadi karena adanya pilih kasih pada salah satu anak. Sangat disayangkan bahwa hal ini dapat disebut cukup lumrah terjadi pada anak yang memiliki dua saudara atau atau lebih, yang biasa disebut dengan favouritism. Dr. Elly menambahkan bahwa sebetulnya keadaan seperti ini sesekali dibutuhkan. Lebih tepatnya, diperlukan adanya pengalaman yang membuat anak merasa tidak nyaman sehingga mereka memiliki daya juang atau survival. Kesimpulannya, anak tidak akan terbiasa dengan situasi di mana semua keinginan mereka langsung terpenuhi dalam satu waktu.
ADVERTISEMENT
Faktor urutan kelahiran bukan menjadi salah satu bagaimana seorang anak dapat memiliki kepribadian mereka seperti saat ini. Banyak faktor yang menjadi pertimbangan mengenai mengapa kepribadian seorang anak dapat terbentuk. Faktor-faktor tersebut adalah hubungan antar saudara, seperti jumlah saudara, usia saudara, jarak usia saudara, bahkan jenis kelamin saudara pun ikut menjadi perhitungan.
Namun, meskipun terdengar menyedihkan karena kebutuhan mereka selalu tersisihkan, anak tengah memiliki keistimewaan yang diklaim tidak dimiliki oleh anak lainnya. Menjadi anak tengah bukanlah tentang terus-menerus terhimpit di antara dua saudara. Menjadi anak tengah adalah tentang menjadi kuat dan tertanam di kedua ujung spektrum pada saat yang sama, memiliki pengalaman menjadi lebih tua dan lebih muda. Justru karena keadaan tersebut, anak tengah cenderung memiliki kepribadian unik yang hanya mereka miliki.
ADVERTISEMENT
Anak tengah tidak memiliki tanggung jawab seperti anak sulung atau perhatian seperti anak bungsu, jadi mereka bebas untuk mengambil pilihan mereka sendiri. Menjadi anak tengah berarti memiliki kerendahan hati untuk menerima nasihat dari orang lain, tetapi pada saat yang sama, mereka mempunyai rasa percaya diri yang tinggi bahwa pilihan mereka juga memiliki nilai. Anak tengah cenderung lebih diplomatis dan menjadi penengah saat terjadi perselisihan baik dalam keluarga maupun teman sebaya.
Dapat disimpulkan bahwa urutan kelahiran bukan satu-satunya faktor penentu kepribadian anak. Banyak faktor lain yang menjadi dapat menjadi penentu kepribadian seorang anak, seperti jumlah saudara, jarak usia antar saudara, hingga jenis kelamin saudara dapat menjadi penentu kepribadian seorang anak. Menjadi anak tengah bukanlah sesuatu yang menyedihkan, bukan suatu hal yang patut dikasihani. Dengan penempatan situasi mereka yang unik, menjadi anak tengah membuat mereka memiliki kepribadian atau trait yang unik pula, seperti cara berpikir mereka yang out of the box, yang dapat menggiring munculnya ide-ide baru yang belum pernah ada sebelumnya.
ADVERTISEMENT