Konten dari Pengguna

Tantangan Pengelolaan Candi Borobudur Magelang Jawa Tengah

faisa nabil
Mahasiswa Program Studi S1 Pariwisata Universitas Gadjah Mada
3 Desember 2024 11:30 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari faisa nabil tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi candi borobudur yang di ambil langsung oleh penulis
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi candi borobudur yang di ambil langsung oleh penulis
ADVERTISEMENT
Selain menjadi tempat ziarah Candi Borobudur juga menjadi objek wisata yang menarik. Pengunjung dapat menikmati berbagai atraksi seperti menunggangi gajah di sekitar desa dan sawah, serta menyaksikan keindahan matahari terbit atausenja dari puncak candi atau Bukit Puthuk Setumbu. Pertunjukan wayang kulit juga menjadi daya tarik budaya yang menambah pengalaman wisatawan. Namun, meskipun memiliki banyak daya tarik, Candi Borobudur menghadapi beberapa tantangan dalam pengelolaannya. Salah satu masalah utama adalah harga tiket yang relatif tinggi bagi wisatawan lokal, yang dapat mengurangi jumlah kunjungan mereka. Oleh karena itu, penyesuaian harga tiket untuk wisatawan lokal dianggap perlu agar kunjungan lebih seimbang antara wisatawan domestik dan internasional.
Ilustrasi Keramaian Pengunjung Candi Borobudur (di ambil langsung oleh penulis)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Keramaian Pengunjung Candi Borobudur (di ambil langsung oleh penulis)
Pengelolaan pengunjung selama musim liburan juga menjadi perhatian penting karena sering terjadi kepadatan yang dapat mengganggu pengalaman berkunjung. Pembatasan jumlah pengunjung pada waktu tertentu diperlukan untuk menjaga suasana kondusif di candi. Selain itu, pengelolaan Candi Borobudur melibatkan banyak kementerian dan lembaga pemerintah, yang sering kali menyebabkan kebingungan dan kurangnya koordinasi dalam pengambilan keputusan.Kerusakan fisik akibat kepadatan pengunjung juga menjadi ancaman bagi kelestarian candi. Tindakan vandalisme seperti mencorat-coret dinding dan perilaku tidak sopanlainnya dapat merusak struktur fisik candi. Untuk mengatasi masalah ini, PT Taman Wisata Candi (TWC) telah menerapkan program pengelolaan sampah dengan mengubah limbah menjadi pupuk organik sebagai bagian dari upaya sustainable tourism pasca pandemi. 
ADVERTISEMENT
Candi Borobudur juga sangat kurang dalam hal promosi padahal terdapat event nasional yang harusnya dapat menarik lebih banyak wisatawan. Event seperti Borobudur Marathon dan Borobudur Jazz diharapkan dapat meningkatkan kunjungan dengan memperkenalkan keindahan alam sekitardan budaya lokal kepada peserta. Dengan begitu kerjasama antara pemerintah dan masyarakat lokal sangat penting untuk membangun manajemen wisata berkelanjutan di Candi Borobudur. Edukasi kepada masyarakat lokal yang terlibat dalam pengelolaan candi perlu ditingkatkan agar semua pihak memiliki pemahaman yang sama mengenai visi dan misi pengelolaan candi. 
Sebagai Situs Warisan Dunia yang telah diakui oleh UNESCO, Candi Borobudur memiliki nilai sejarah dan budaya yang sangat tinggi. Meskipun menghadapi berbagai tantangan dalam pengelolaan dan pelestarian, adanya upaya restorasi serta program-program ramah lingkungan menunjukkan komitmen untuk menjaga kelestariannya. Dengan promosi yang lebih baik dan kerjasama antara pemerintah serta masyarakat lokal, Candi Borobudur diharapkan dapat terus memberikan manfaat ekonomi serta informasi bagi generasi sekarang dan mendatang.
Ilustrasi Lebih Dekat Candi Borobudur