Fenomena Sound 'Jedag-Jedug' Aplikasi TikTok bagi Kalangan Pemuda

Faisal Ramzy
Mahasiswa Universitas YARSI - Fakultas Teknologi Informasi Progam Studi Perpustakaan dan Sains Informasi
Konten dari Pengguna
18 Juni 2023 8:54 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Faisal Ramzy tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi TikTok. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi TikTok. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jika kalian pengguna tiktok, pasti sudah tidak asing lagi dengan sound "jedag-jedug" di sebuah video tiktok. Dalam era digital yang semakin maju, platform media sosial tiktok telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari bagi pemuda.
Tren yang mendominasi adalah sound "jedag-jedug" yang mencerminkan dampak yang signifikan terhadap perilaku dan kehidupan saat ini.
Ilustrasi Pemuda Menari dan Bersenang-senang. Photo by RDNE Stock project on Pexel.
Menggunakan sound "jedag-jedug" cenderung bagi pemuda untuk membuat dan mengunggah video pendek dengan gerakan yang energik dan musik yang asyik, seringkali disertai dengan dance yang kreatif. Fenomena ini menghasilkan konten yang cepat viral dan menjadi sorotan di media sosial.

Pengakuan dan Popularitas

Ilustrasi TikTok. Foto: Shutterstock
Faktor utama yang mendorong fenomena ini adalah dorongan untuk mendapatkan popularitas dan pengakuan di aplikasi TikTok. Pemuda mengikuti tren dan gaya hidup yang ditampilkan oleh aktris TikTok atau pengguna yang mempunyai pengikut yang tinggi.
ADVERTISEMENT
Dalam upaya untuk menarik perhatian dan mendapatkan apresiasi dari pengguna lain, pemuda terlibat dalam tantangan tarian dan video-video yang energik
Namun, ada aspek yang perlu diperhatikan terkait fenomena ini. Meskipun "jedag-jedug" TikTok dapat menjadi sarana ekspresi diri dan hiburan, terlalu fokus pada popularitas dan perhatian dapat mengabaikan nilai-nilai yang penting dalam kehidupan realistis.
Terlalu banyak waktu yang dihabiskan untuk membuat konten dan mencari pengakuan di media sosial dapat mengganggu pemuda dalam mengembangkan keterampilan dan mencapai tujuan hidup yang lebih substansial.

Persepsi Diri

Ilustrasi bermain sosial media. Foto: photobyphotoboy/Shutterstock
Selain itu, fenomena ini juga dapat memengaruhi persepsi diri dan citra tubuh pemuda. Pencarian terus-menerus akan penampilan sempurna dan eksposur yang besar di media sosial dapat menimbulkan tekanan psikologis dan mengarah pada perasaan rendah diri jika tidak mencapai standar yang ditetapkan oleh tren dan popularitas.
ADVERTISEMENT
Maka dari itu, penting sekali bagi pemuda untuk mempertimbangkan keseimbangan yang tepat antara pengunaan media sosial, termasuk fenomena tersebut, dan kehidupan sehari-hari yang berarti.
Mereka perlu mengenali bahwa popularitas dan pengakuan di dunia maya bukanlah ukuran utama keberhasilan dan kebahagiaan. Penting untuk tetap fokus pada pengembangan pribadi, hubungan interpersonal yang sehat, dan mencapai tujuan hidup yang substansial.
Fenomena perilaku "jedag-jedug" TikTok bagi pemuda mencerminkan pengaruh yang signifikan dari media sosial dalam kehidupan mereka. Sementara fenomena ini dapat menjadi sarana ekspresi diri dan hiburan, pemuda perlu mempertimbangkan keseimbangan yang tepat dalam pengunaannya.
Mereka harus tetap mengutamakan nilai-nilai yang lebih penting dalam kehidupan nyata, seperti pengembangan pribadi, hubungan interpersonal yang sehat, dan pencapaian tujuan hidup yang substansial.
ADVERTISEMENT