"Nilai Anjlok" untuk Pendidikan dan Moral Bangsa

Faisal Ramzy
Mahasiswa Universitas YARSI - Fakultas Teknologi Informasi Progam Studi Perpustakaan dan Sains Informasi
Konten dari Pengguna
3 Desember 2023 9:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Faisal Ramzy tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Lorong Sekolah. Photo by Unpslash.com
zoom-in-whitePerbesar
Lorong Sekolah. Photo by Unpslash.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pada era sekarang sudah maraknya kasus penindasan atau pembullyan, terutama di sekolah-sekolah. Maraknya kasus penindasan di pendidikan atau sekolah membuat penurunan nilai dalam moral bangsa. Dalam hal ini, bisa menjadi nilai anjlok bagi pendidikan di Indonesia..Mengapa bisa terjadi kemarakan penindasan di sekolah?.
ADVERTISEMENT
Dilansir dari kompastv dalam berita kasus bullying Siswa di SMP Cilacap menyatakan bahwa korban mendapatkan perundungan dengan cara di hajar di depan teman-temannya pada tanggal 26 September 2023. Pelaku tampak merasa bangga setelah menghajar korban. Selain itu, ada seorang anak siswi SD di Gresik buta permanen akibat ditusuk dengan tusuk bakso. Peristiwa tersebut terjadi karena korban menolak memberikan uang saat di palak oleh pelaku. Pelaku kesal karena tidak memberikan uang kepada korban dan mencolok mata korban dengan tusuk bakso. Perbuatan tersebut membuat korban menjadi buta permanen dan trauma datang ke sekolah.
Lalu, mengapa bisa terjadi hal seperti itu? Apa tindakan kita agar tidak terjadi pembullyan?. Tindakan bullying biasanya terjadi karena memiliki kekuasaan yang tinggi daripada yang lainnya. Tidak hanya itu, tindakan penindasan bisa terjadi karena pola asuh dalam pendidikan dan orang tua. Orang yang menjadi korban bisa saja menjadi pelaku dan orang yang mendapatkan pola asuh orang tua yang tidak benar pun bisa terjadi hal itu.
ADVERTISEMENT
Sebagai orang tua, mempunyai komunikasi terbuka dengan anak-anak mereka tentang pentingnya menghormati orang lain dan tidak melakukan perundungan. Ini adalah kesempatan untuk membahas nilai-nilai seperti empati, toleransi, dan kebaikan. Orang tua harus menjadi contoh yang baik bagi anak-anak mereka. Mereka harus menunjukkan bagaimana berperilaku dengan baik dan menghormati orang lain. Orang tua harus belajar mengenali tanda-tanda bahwa anak mereka mungkin menjadi korban atau pelaku perundungan. Ini meliputi perubahan perilaku, penurunan prestasi akademik, dan ketidaknyamanan berlebihan. Orang tua harus memberikan dukungan emosional kepada anak-anak mereka. Anak-anak yang merasa didengarkan dan didukung oleh orang tua mereka lebih mungkin melaporkan kasus perundungan.
Sebagai guru, Guru harus terlibat dalam program pendidikan anti-perundungan di sekolah. Mereka dapat membantu mengajar siswa tentang dampak negatif perundungan dan bagaimana mencegahnya. Guru harus mengintervensi secara cepat jika mereka mendengar atau melihat tindakan perundungan. Ini termasuk memberikan dukungan kepada korban dan memberikan konsekuensi yang sesuai kepada pelaku.
ADVERTISEMENT
Sebagai pendidikan, Sistem pendidikan harus mengintegrasikan kurikulum anti-perundungan yang mengajarkan nilai-nilai empati, kebaikan, dan toleransi kepada siswa sejak dini. Pendidikan harus menyediakan pelatihan kepada guru untuk membantu mereka mengidentifikasi dan mengatasi kasus perundungan.