Televisi Perusak Generasi

Faisal Ramzy
Mahasiswa Universitas YARSI - Fakultas Teknologi Informasi Progam Studi Perpustakaan dan Sains Informasi
Konten dari Pengguna
18 Januari 2023 18:30 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Faisal Ramzy tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi menonton TV. Foto: Tomas Urbelionis/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi menonton TV. Foto: Tomas Urbelionis/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Di era saat ini, kesempatan seseorang untuk memperdalam minat dan bakatnya menjadi semakin mudah dan luas. Kalian bisa jadi apa saja sesuai dengan hal yang kalian minati. Seni, olahraga, pendidikan, dan sebagainya, semuanya bernilai positif. Namun di era ini, bahkan masih ada orang yang hanya sekadar mencari sensasi. Tak punya bakat, tak ada prestasi. Mirisnya, orang-orang yang tuna prestasi ini malah lebih sering tampil di televisi ketimbang orang yang justru mempunyai prestasi.
ADVERTISEMENT
Saya ingat, SMAN 1 Ciawi Kabupaten Bogor pernah viral karena mempromosikan estrakurikuler dance di sekolahnya. Menurut saya, esktrakurikuler tersebut sangat menarik. Memang, mungkin bagi sebagian orang jarang sekali mendengar ada ekstrakurikuler dance. Di ekstrakulikuler tersebut ada seorang siswa dengan lincahnya melakukan dance dengan pasangan perempuan. Tarian mereka sangat ciamik.
Saat itu, ada yang merekam kegiatan tersebut dan mengunggah potongan video itu ke sosial media. Sayangnya, ada netizen yang berkomentar bahwa siswa penari tersebut adalah generasi rusak karena mengikuti budaya asing. Narasi yang beredar di sosial media kala itu: "Generasi muda muslim sudah mulai di pengaruhi dengan budaya asing. SMPN 1 Ciawi memasukkan kurikulum dansa ke ekstrakurikuler dalam materi pembelajarannya. Kenapa rakyat masih terlena melihat generasi penerus bangsa di rusak seperti ini".
ADVERTISEMENT
SMPN 1 Ciawi pun memberikan klarifikasi bahwa anak-anak dyang ikut ekstrakulikuler tersebut adalah atlet cabang olahraga dance sport. Mereka bahkan sudah memenangkan medali emas PORPROV Jabar 2022. Justru, menurut saya seharusnya ekstrakulikuler itu harus diapresiasi. Bukan malah dihujat atau dijatuhkan dengan membawa-bawa label budaya asing.
Selain itu, saya melihat di media sosial sekumpulan pemuda yang membersihkan sampah di got atau selokan suatu desa. Sekelompok pemuda itu dengan giat membersihkan selokan hingga benar-benar bersih dari sampah. Perlakuan hal itu harus dipublikasi oleh media terutama televisi supaya masyarakat sadar bahwa kita harus membuang sampah pada tempatnya. Bukan pada selokan yang menyebabkan mampet hingga terjadinya banjir.
Sayangnya, orang-orang yang mempunyai prestasi dan melakukan hal baik jarang sekali punya kesempatan tampil televisi. Mungkin, sesekali kita melihat orang yang berprestasi masuk televisi. Tetapi, paling banyak mendominasi acara televisi adalah hanya mencari sensasi.
ADVERTISEMENT
Apakah kalian masih ingat dengan CFW atau bisa disebut dengan Citayam Fashion Week yang ada di Sudirman? Sebenarnya itu merupakan aktivitas positif karena annak muda bisa mengeluarkan ekspresi mereka dengan baju yang unik, menarik, dan ciamik. Walaupun, beberapa pemuda di sana masih membuang sampah sembarang tempat sehingga CFW dihentikan. Kegiatan CFW pun mewarnai layar televisi dan saya tidak mempermasalahkan hal tersebut.
Yang saya kritisi justru pada acara yang tidak mendidik seperti sinetron cinta-cintaan. Atau acara yang mengundang orang yang menurut saya mendapatkan dari sensasi bukan prestasi. Seharusnya acara televisi sekarang harus lebih selektif. Mana informasi yang layak ditampilkan sehingga pesannya tersampaikan dengan baik kepada masyarakat. Menurut saya, acara yang patut untuk diinformasikan adalah informasi soal cuaca, berita politik, kartun anak, dan prestasi seseorang supaya Indonesia lebih berkembang.
ADVERTISEMENT
Kurangilah informasi yang tidak jelas supaya masyarakat Indonesia semakin maju dan perbanyaklah acara yang berguna untuk seluruh masyarakat. Penyebab rendahnya kualitas masyarakat salah satunya adalah karena acara televisi yang kurang mendidik dan kurang berguna.