Konten dari Pengguna

Gibran Bisa Apa?

Bung Fai
Peneliti Lembaga Pendidikan Politik Dignity Politica / Magister Ilmu Komunikasi Politik Universitas Muhammadiyah Jakarta
20 Oktober 2024 15:55 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Bung Fai tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Oleh : Bung Fai
Penelitian Lembaga Pendidikan Politik Dignity Politica Magister Ilmu Komunikasi UMJ
https://m.kumparan.com/kumparannews/gibran-senang-acara-pelantikan-presiden-wapres-besok-simpel-dan-tak-bertele-tele-23kISkBXD5M
zoom-in-whitePerbesar
https://m.kumparan.com/kumparannews/gibran-senang-acara-pelantikan-presiden-wapres-besok-simpel-dan-tak-bertele-tele-23kISkBXD5M
Terpilihnya Gibran Rakabuming Raka sebagai calon Wakil Presiden telah menimbulkan berbagai pertanyaan, termasuk yang paling mencolok: "Gibran bisa apa?" Sebagai sosok yang masih muda dan baru dalam dunia politik, peran Gibran sebagai Wakil Presiden akan sangat diperhatikan oleh masyarakat. Dalam konteks ini, penting untuk memahami posisi Wakil Presiden bukan hanya sebagai pelengkap simbolis, tetapi juga sebagai aktor strategis dalam jalannya pemerintahan.
ADVERTISEMENT
Sebagai Wakil Presiden, Gibran memiliki kesempatan untuk mendukung dan melengkapi kepemimpinan presiden, terutama dalam hal representasi politik, stabilisasi koalisi, dan eksekusi kebijakan. Di Indonesia, Wakil Presiden bukan hanya sekadar "ban serep," melainkan dapat memainkan peran yang signifikan dalam diplomasi, koordinasi antar lembaga, dan memastikan keberlanjutan program-program prioritas pemerintah. Dalam hal ini, Gibran, dengan latar belakang kepemimpinan sebagai Wali Kota Solo, sudah memiliki dasar-dasar pengalaman dalam mengelola pemerintahan daerah, meskipun skala tugasnya kini akan jauh lebih besar dan kompleks.
Pertanyaan "Gibran bisa apa?" juga perlu dilihat dalam konteks generasi kepemimpinan yang lebih muda. Dalam era digital dan globalisasi yang sangat dinamis, sosok pemimpin muda seperti Gibran dapat memberikan perspektif baru, terutama dalam hal inovasi teknologi, ekonomi digital, dan cara berinteraksi dengan generasi milenial dan Gen Z yang merupakan mayoritas pemilih di masa depan. Gibran bisa menjadi simbol transisi kepemimpinan yang lebih modern dan adaptif terhadap tantangan global, di mana Indonesia perlu terus bersaing dan berkembang di tengah perubahan dunia yang cepat.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, Gibran juga bisa berperan sebagai penengah politik, terutama dalam menjaga hubungan antar-partai dalam koalisi. Dengan posisinya sebagai figur baru yang relatif netral, Gibran dapat mendekatkan berbagai kubu politik, mengurangi friksi, dan memperkuat stabilitas pemerintahan. Stabilitas politik ini penting untuk memastikan bahwa agenda pemerintahan dapat berjalan dengan efektif tanpa gangguan politik yang menghambat.
Selain itu, Gibran memiliki kesempatan untuk memainkan peran penting dalam pembangunan daerah dan pemerataan. Pengalaman memimpin Solo bisa menjadi modal berharga bagi Gibran untuk mendorong kebijakan yang lebih fokus pada penguatan daerah-daerah di luar Jawa, memastikan bahwa pembangunan tidak hanya terpusat di ibu kota atau pulau Jawa. Dengan posisi sebagai Wakil Presiden, ia bisa mendorong agenda-agenda pemerataan yang sering kali luput dari perhatian pemerintah pusat.
ADVERTISEMENT
Namun, tantangan bagi Gibran tidaklah kecil. Sebagai pemimpin muda, Gibran harus mampu membuktikan bahwa dirinya bukan hanya tokoh politik yang "terdorong" oleh nama besar keluarga, tetapi juga seorang pemimpin yang memiliki kompetensi dan visi. Dalam menjalani peran sebagai Wakil Presiden, Gibran harus menunjukkan bahwa ia bisa beradaptasi dengan cepat, belajar dari senior-seniornya, dan memperlihatkan integritas dalam setiap tindakannya.
Kesimpulannya, Gibran sebagai Wakil Presiden memiliki potensi untuk memainkan peran yang signifikan dalam pemerintahan, baik sebagai pendukung presiden, agen perubahan, maupun penyeimbang politik. Pertanyaan "Gibran bisa apa?" akan terjawab seiring waktu, dan yang terpenting adalah bagaimana ia memanfaatkan posisi strategis ini untuk memberikan dampak positif bagi bangsa dan negara. Perannya akan diuji oleh tantangan besar, namun dengan strategi yang tepat dan kerja keras, Gibran bisa menjadi salah satu tokoh kunci dalam pemerintahan Indonesia mendatang.
ADVERTISEMENT