Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Sistem Negara yang Ideal Untuk Pemerintahan Prabowo-Gibran
19 Oktober 2024 16:11 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Bung Fai tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Oleh: Bung Fai
(Peneliti Lembaga Pendidikan Politik Dignity Politica / Magister Ilmu Komunikasi Politik Universitas Muhammadiyah Jakarta)
ADVERTISEMENT
Sistem negara yang ideal untuk pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka dapat menggabungkan elemen-elemen dari berbagai model negara lain yang berhasil menerapkan kebijakan-kebijakan yang relevan dengan karakter kepemimpinan keduanya. Dengan melihat beberapa contoh negara, kita bisa membayangkan sistem yang memadukan sentralisasi strategis, desentralisasi yang kuat, kedaulatan ekonomi, dan tata kelola yang disiplin.
1. Sentralisasi dengan Desentralisasi yang Kuat
Contoh: Tiongkok dan Jerman
Sistem ini bisa terinspirasi dari model Tiongkok, di mana pemerintah pusat memegang kendali atas isu-isu strategis seperti pertahanan, keamanan, dan kebijakan luar negeri, tetapi memberikan otonomi ekonomi yang luas kepada pemerintah provinsi dan kota. Pemerintahan Prabowo-Gibran dapat menerapkan kebijakan serupa, di mana isu-isu yang bersifat nasional seperti pertahanan dan kebijakan luar negeri dipusatkan, sementara pemerintah daerah memiliki kendali atas kebijakan ekonomi lokal, infrastruktur, pendidikan, dan layanan publik.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Jerman memberikan contoh sistem desentralisasi yang efektif, di mana 16 negara bagian (Bundesländer) memiliki wewenang yang besar dalam banyak hal, termasuk pendidikan dan kesehatan. Ini memungkinkan inovasi lokal sekaligus menjaga stabilitas dan arah strategis nasional. Model ini relevan dengan pengalaman Gibran sebagai kepala daerah yang dapat membawa inovasi dan pembangunan ekonomi berbasis wilayah.
2. Demokrasi dengan Tata Kelola yang Disiplin
Contoh: Singapura dan Korea Selatan
Singapura di bawah Lee Kuan Yew sering dianggap sebagai contoh tata kelola pemerintahan yang disiplin dengan tingkat transparansi tinggi, namun tetap dalam kerangka demokrasi yang terkontrol. Prabowo mungkin dapat mengambil inspirasi dari sistem Singapura yang menekankan stabilitas politik, hukum yang ketat, dan penegakan kebijakan ekonomi yang fokus pada kemakmuran. Meski Singapura memiliki reputasi otoritarian dalam beberapa aspek, kesuksesannya dalam menekan korupsi dan membangun layanan publik yang efisien bisa menjadi model yang relevan.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Korea Selatan merupakan contoh negara demokrasi yang mempertahankan disiplin nasional dan mengembangkan birokrasi yang efisien. Model ini cocok untuk Gibran, yang memiliki ambisi untuk mempercepat layanan publik melalui digitalisasi dan inovasi teknologi. Penggunaan teknologi dalam pemerintahan, seperti yang dilakukan di Korea Selatan, bisa menjadi bagian dari visi Gibran dalam mengubah birokrasi Indonesia yang lebih adaptif terhadap kebutuhan masyarakat.
3. Ekonomi Berbasis Kemandirian Nasional
Contoh: Jepang dan India
Pemerintahan Prabowo-Gibran dapat mengadopsi elemen kemandirian ekonomi dari Jepang, yang menggabungkan inovasi teknologi dengan proteksi terhadap sektor-sektor kunci. Jepang memprioritaskan pengembangan industri dalam negeri yang kuat seperti otomotif, elektronik, dan robotika, sembari mempertahankan keseimbangan antara ekspor dan kemandirian ekonomi. Dalam konteks Indonesia, ini bisa diterjemahkan ke dalam kebijakan yang mendorong industrialisasi dalam sektor pertanian, energi, dan teknologi.
ADVERTISEMENT
India juga memberikan contoh menarik dengan kebijakan ekonominya yang mendorong pertumbuhan berbasis wirausaha lokal dan industri kecil, sambil tetap menjaga hubungan perdagangan global yang pragmatis. Prabowo-Gibran dapat menerapkan strategi serupa, dengan fokus pada pemberdayaan UMKM dan sektor informal yang merupakan tulang punggung ekonomi Indonesia, terutama di daerah-daerah yang lebih terpencil.
4. Kebijakan Luar Negeri yang Non-Blok, tetapi Strategis
Contoh: Turki dan Brasil
Pemerintahan Prabowo-Gibran dapat menerapkan kebijakan luar negeri yang terinspirasi oleh Turki di bawah kepemimpinan Recep Tayyip Erdoğan. Turki berhasil memainkan peran kunci di panggung internasional dengan mengadopsi kebijakan non-blok, tetapi tetap menjalankan strategi geopolitik yang kuat. Dalam konteks Indonesia, Prabowo bisa menggunakan pendekatan serupa untuk menjaga hubungan yang baik dengan negara-negara besar seperti Amerika Serikat, China, dan Rusia, sambil tetap mempertahankan kedaulatan nasional.
ADVERTISEMENT
Brasil di bawah Luiz Inácio Lula da Silva juga memberikan pelajaran tentang bagaimana negara berkembang dapat menjalankan kebijakan luar negeri yang pragmatis namun berdaulat, dengan fokus pada kerjasama Selatan-Selatan serta penguatan posisi di organisasi internasional seperti PBB dan WTO. Pendekatan ini cocok dengan visi Prabowo-Gibran untuk memperkuat posisi Indonesia di kancah internasional tanpa harus tunduk pada pengaruh negara adidaya.
5. Pemerintahan dengan Nilai-Nilai Kemanusiaan dan Nasionalisme
Contoh: Skandinavia (Norwegia, Swedia) dan Selandia Baru
Sistem negara yang mengedepankan kesejahteraan sosial seperti yang diterapkan di negara-negara Skandinavia (Norwegia, Swedia) bisa menjadi inspirasi dalam memastikan bahwa kemakmuran ekonomi tidak hanya dinikmati oleh kalangan atas, tetapi juga menyentuh masyarakat luas. Model negara kesejahteraan yang kuat, dengan fokus pada kesehatan, pendidikan, dan perlindungan sosial, bisa menjadi elemen yang dikembangkan oleh Gibran dalam memastikan program-program sosial berjalan dengan baik dan merata.
ADVERTISEMENT
Selandia Baru juga bisa menjadi contoh dengan pendekatannya yang ramah rakyat dan sangat responsif terhadap isu-isu kemanusiaan, terutama dalam hal perumahan, pendidikan, dan perlindungan lingkungan. Kombinasi antara kebijakan nasionalis dan perhatian terhadap kesejahteraan rakyat di tingkat mikro ini sesuai dengan karakter Gibran, yang dekat dengan masyarakat kecil dan berfokus pada kebijakan yang mengangkat sektor-sektor informal.
Kesimpulan:
Sistem negara yang ideal untuk Prabowo-Gibran akan menggabungkan berbagai aspek positif dari model negara lain dengan penyesuaian terhadap konteks Indonesia. Ini mencakup:
1. Sentralisasi untuk isu strategis, seperti pertahanan dan keamanan, mirip dengan Tiongkok atau Jerman, tetapi memberikan otonomi yang kuat untuk daerah.
2. Demokrasi yang berdisiplin seperti Singapura atau Korea Selatan, dengan tata kelola yang menegakkan hukum dan melawan korupsi, sambil memastikan efisiensi birokrasi melalui inovasi teknologi.
ADVERTISEMENT
3. Kemandirian ekonomi seperti Jepang dan India, dengan fokus pada pengembangan sektor domestik yang kuat, sambil tetap membuka diri terhadap inovasi global.
4. Kebijakan luar negeri non-blok yang strategis seperti Turki dan Brasil, menjaga kedaulatan dan posisi penting Indonesia di panggung internasional.
5. Nilai-nilai kemanusiaan dan kesejahteraan sosial seperti negara-negara Skandinavia dan Selandia Baru, memastikan bahwa kemakmuran nasional merata di semua lapisan masyarakat.
Dengan kombinasi ini, pemerintahan Prabowo-Gibran bisa menciptakan model negara yang kuat, berdaulat, dan sejahtera, dengan keseimbangan antara kedaulatan nasional dan pemberdayaan masyarakat lokal.