Konten dari Pengguna

Daycare: Dukungan untuk Perempuan Pekerja

faiz azmi
Gender Study Enthusiast Peneliti Surabaya Academia Forum
15 Februari 2024 9:10 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari faiz azmi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi anak-anak sedang beraktivitas di daycare Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak-anak sedang beraktivitas di daycare Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Indeks Perempuan di Dunia Kerja (Women in Work Index/WiW) PwC menunjukkan adanya sedikit peningkatan dalam partisipasi tenaga kerja perempuan di 33 negara anggota Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (Organisation for Economic Cooperation and Development/OECD) pada tahun 2021. Namun, kemajuan menuju kesetaraan gender masih terlalu lambat.
ADVERTISEMENT
Pekerja perempuan sering dihadapi persoalan dilematis antara pekerjaan dan anak. Ibu pekerja kerap dihantui perasaan bersalah dan khawatir karena harus meninggalkan anak-anaknya di bawah pengasuhan orang lain. Keberadaan daycare atau tempat penitipan anak (TPA) kini tidak dapat disepelekan. Ini bukan hanya tentang memberikan manfaat stimulasi tumbuh kembang bagi anak dan membuat orang tua tidak khawatir ketika harus meninggalkan anak-anak saat bekerja.
Bagi perempuan secara khusus, secara praktiknya keberadaan daycare merupakan suatu bentuk keberpihakan bagi perempuan, terutama ibu yang bekerja, agar tetap dapat menyeimbangkan antara karier dan keluarga. Pemerintah sepertinya perlu membangun kesadaran tentang pentingnya daycare dan mengambil alih pengelolaannya dengan serius agar ibu bekerja punya akses yang luas untuk bisa menitipkan anak mereka.
ADVERTISEMENT

Pentingnya Daycare

Fenomena menitipkan anak di daycare sangat umum di Jepang dan negara maju lainnya. Pemerintah sangat menjamin kredibilitas daycare ini dengan memperketat izin dan kualitasnya. Oleh karena itu, para ibu Jepang yang bekerja diharapkan bisa tenang bekerja, sementara anaknya aman dijaga oleh daycare. Ada daycare yang menerima penitipan anak di bawah satu tahun atau setelah habis cuti melahirkan ibunya. Biaya bulanannya sebenarnya cukup mahal.
Di Indonesia sendiri juga semakin banyak bermunculan daycare ini. Semakin bagus kualitas bangunan, guru, dan tingkat kredibilitasnya, semakin mahal pula biaya yang harus dikeluarkan. Biasanya paket yang ditawarkan adalah paket jam, termasuk juga menawarkan paket makan siang dan camilan sehat yang lengkap.
Menurut Bank Dunia, kurangnya layanan daycare yang terjangkau dan berkualitas merupakan salah satu kendala bagi perempuan yang ingin bekerja atau memperoleh penghasilan. Peningkatan akses ke layanan daycare memiliki korelasi erat dengan peningkatan peluang kerja perempuan. Kajian ini menemukan jika layanan penitipan anak lebih banyak disediakan, maka partisipasi dan kesempatan ibu untuk bekerja akan meningkat sehingga dapat berkontribusi lebih terhadap pertumbuhan ekonomi negara.
ADVERTISEMENT
Saat ini, sudah ada beberapa kebijakan terkait Daycare, sebagai upaya untuk meningkatkan peran perempuan dan keluarga dalam pendidikan dan pengasuhan anak. Bahkan, pada Rencana Strategis 2020-2024, ditargetkan tersedianya Daycare di 15 Kementerian/Lembaga, dan diharapkan dapat menjadi Standar Nasional Indonesia (SNI) ke depannya.