Konten dari Pengguna

Peran Teknologi dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan di Era Digital

Faizal Malik Sundana
Mahasiswa UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
17 Oktober 2024 8:03 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Faizal Malik Sundana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Mengintegrasikan teknologi untuk pembelajaran yang lebih efektif

Poto by pixabay: https://pixabay.com/id/photos/laptop-prezi-presentasi-3d-maket-2411303/
zoom-in-whitePerbesar
Poto by pixabay: https://pixabay.com/id/photos/laptop-prezi-presentasi-3d-maket-2411303/
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Di era digital ini, teknologi telah menjadi alat yang tak terpisahkan dalam pendidikan. Seiring berjalannya waktu, kemajuan IPTEK semakin maju dan canggih terutama dalam hal internet, memberikan akses yang lebih luas kepada siswa terhadap informasi dan sumber belajar. Menurut laporan UNESCO, sekitar 70% siswa di negara-negara maju memiliki akses ke perangkat digital, memungkinkan mereka untuk menjelajahi berbagai materi pembelajaran secara online. Selain itu, data dari Pew Research Center menunjukkan bahwa 97% siswa di AS menggunakan internet untuk mendukung pembelajaran mereka di luar sekolah. Dengan kemampuan untuk mengakses berbagai sumber informasi, siswa dapat belajar secara mandiri dan mendalam, meningkatkan kualitas pendidikan mereka secara keseluruhan.
ADVERTISEMENT
Teknologi juga memfasilitasi interaksi dan kolaborasi antara siswa dan guru, menciptakan lingkungan belajar yang lebih dinamis. Survei oleh Educause mengungkapkan bahwa 88% responden merasa teknologi meningkatkan kolaborasi, sementara 80% percaya bahwa teknologi memungkinkan mereka terlibat dalam pembelajaran yang lebih aktif. Dengan platform pembelajaran online dan alat komunikasi seperti video conference, siswa dapat berkolaborasi dalam proyek, bertukar ide, dan mendapatkan umpan balik langsung dari guru, yang semuanya berkontribusi pada peningkatan hasil belajar. Studi oleh McKinsey & Company menemukan bahwa siswa yang belajar dengan metode hybrid dapat menunjukkan peningkatan hasil belajar sebesar 20% dibandingkan metode tradisional, karena metode tradisional dirasa membosankan dan membuat siswa kehilangan fokus mereka dalam belajar.
Namun, tantangan seperti kesenjangan digital masih perlu diatasi untuk memastikan semua siswa mendapatkan manfaat dari teknologi. Data dari National Center for Education Statistics menunjukkan bahwa sekitar 14% siswa di AS tidak memiliki akses ke internet di rumah, yang dapat menghambat kemampuan mereka untuk belajar secara efektif. Untuk memaksimalkan potensi teknologi dalam pendidikan, penting bagi para pemangku kebijakan untuk mengatasi masalah aksesibilitas ini dan memastikan bahwa semua siswa memiliki kesempatan yang setara untuk belajar di era digital. Di satu sisi, internet dapat menjadi bahaya bagi kalangan siswa pelajar karena mudahnya akses ke konten yang tidak sesuai atau berbahaya, seperti kekerasan, pornografi, atau informasi yang salah. Penggunaan internet yang tidak diawasi juga dapat membuat siswa terpapar cyberbullying, penipuan, dan predator online. Selain itu, kecanduan media sosial dan game online dapat mengganggu konsentrasi belajar, mengurangi waktu untuk aktivitas fisik, dan berdampak negatif pada kesehatan mental serta hubungan sosial mereka. Oleh karena itu, pengawasan dan pendidikan tentang penggunaan internet yang aman sangat penting bagi siswa agar terhindar dari dampak buruk yang ditimbulkan dari internet. Dengan demikian, meskipun teknologi membawa banyak keuntungan, upaya kolektif diperlukan untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang inklusif dan berkualitas tinggi.
ADVERTISEMENT