Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.8
Konten dari Pengguna
Ekspansi Budaya Barat
22 Desember 2020 5:30 WIB
Tulisan dari Faiz Aqiel tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Budaya asli Indonesia yang sangat ramah dan selalu menghormati orang lain mulai tergantikan dengan sikap individualis yang sangat mencerminkan budaya barat. Indonesia terkenal dengan sikap gotong- royong serta keramahannya yang membuat daya tarik sendiri bagi warga asing yang datang ke Indonesia, namun sifat-sifat asli tersebut mulai luntur dengan masuknya budaya barat yang lebih cenderung kepada sikap individualis dan konsumtif. Sifat gotong royong yang menerapkan sistem saling membantu antar masyarakat tanpa memandang satu ras maupun golongan mulai tergantikan dengan sikap individualisme yang mementingkan diri sendiri tanpa berjalan untuk saling membantu dengan orang lain.
ADVERTISEMENT
Menurut beberapa ahli, Westernisasi masuk ke Indonesia sejak dimulainya imperialisme dan kolonialisme barat sekitar abad ke-19. Sedangkan Westernisasi sendiri sudah muncul sejak tahun 1700-an. Indonesia telah mengalami imperialisme dan kolonialisme dalam kurun waktu yang lama dari Portugis, Inggris, Belanda, dan Jepang.
Proses imperialisme dan kolonialisme di Indonesia memberikan dampak terhadap masyarakat Indonesia dalam hal Westernisasi, mengingat tiga negara penjajah Indonesia merupakan negara-negara Barat. Globalisasi berperan sangat besar dalam persebaran kebudayaan. Salah satunya yaitu keberadaan budaya barat yang berasal dari negara yang ada di benua Eropa dan Amerika.
Gelombang Westernisasi berikutnya terjadi pada masa Perang Dingin yang ditandai dengan kemenangan Amerika Serikat atas Uni Soviet sebagai momentum yang menjadikan Amerika Serikat sebagai satu-satunya negara superpower. Kondisi ini membuat Amerika Serikat semakin memperluas dan membesarkan pengaruhnya. Oleh karena itu, muncul Westernisasi yang dilakukan oleh Amerika Serikat dan negara-negara Eropa bersamaan dengan globalisasi.
ADVERTISEMENT
Dalam proses globalisasi di era sekarang, batasan geografis suatu negara menjadi kabur sehingga proses globalisasi dapat mengancam eksistensi budaya suatu bangsa karena budaya lain dapat dengan mudah masuk dalam suatu kehidupan bangsa. Adanya akses internet telah memudahkan penyerapan kebudayaan karena hampir semua orang terhubung dengan jaringan internet. Tanpa disadari globalisasi telah mempengaruhi kebudayaan dan perilaku masyarakat.
Dalam melakukan Westernisasi, negara-negara Barat khususnya Amerika Serikat memanfaatkan media yang didukung dengan perkembangan teknologi komunikasi yang pesat di era globalisasi, seperti internet, surat kabar, majalah, televisi, radio dan sebagainya. Budaya Westernisasi yang diusung dan disebarluaskan melalui media-media tersebut merupakan budaya pop seperti film, musik, fashion, makanan dan sebagainya. Adanya akses internet telah memudahkan penyerapan kebudayaan karena hampir semua orang terhubung dengan jaringan internet. Tanpa disadari globalisasi telah mempengaruhi kebudayaan dan perilaku masyarakat.
ADVERTISEMENT
Di era globalisasi saat ini semakin banyak penonton program hiburan, mendengarkan musik, mengenakan pakaian dan mengkonsumsi produk serta layanan merek global di berbagai wilayah dan negara di dunia. Kondisi tersebut menunjukkan munculnya sebuah “budaya global” atau “budaya dunia” dimana terdapat kesamaan nilai, norma, kebiasaan dan produk budaya lainnya yang dianut oleh masyarakat di dunia.
Sikap-sikap yang mencerminkan budaya barat, membuat jati diri Negara Kesatuan Republik Indonesia mulai menghilang dan digantikan dengan jati diri baru yang terkontaminasi dengan budaya barat. Jati diri Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang seharusnya dijaga dan dijunjung tinggi setiap warga negaranya, justru perlahan mulai memudar dan kehilangan eksistensinya di kehidupan masyarakat indonesia itu sendiri. Namun, ditengah maraknya budaya barat, masih ada budaya positif yang diciptakan dari budaya barat salah satunya adalah budaya tepat waktu dan berpikiran terbuka tentang bersosial dengan orang lain di sekitar masyarakat Indonesia yang memiliki keberagaman suku, budaya, agama, dan ras.
ADVERTISEMENT
Pemikiran terbuka yang tidak membeda-bedakan keberagaman yang ada di Indonesia sangat cocok dengan budaya Indonesia yang seharusnya saling menghargai setiap perbedaan lahiriah yang ada tanpa membeda-bedakan mana yang lebih tinggi atau lebih baik diantara segala perbedaan tetapi semuanya adalah sama dan sejajar tanpa ada perbedaan derajat karena pada hakikatnya keberagaman di Indonesia sangat luas dan banyak tanpa bisa dikontrol sesuai dengan keinginan batiniah.
Dengan merebaknya westernisasi di kalangan masyarakat Indonesia, sikap bela negara mulai kendur dari genggaman masyarakat Indonesia. Mulai masuknya budaya asing khususnya berasal dari dunia bagian barat yang sangat bertentangan dengan budaya asli dari Indonesia membuat budaya asli negara kita mulai luntur secara perlahan dari jiwa-jiwa para masyarakat indonesia. Sikap bela negara yang seharusnya di genggam teguh oleh tiap-tiap warga negara, justru perlahan mulai menghilang dan digantikan dengan sikap yang menunjukkan individualisme diri sendiri seakan lupa budaya gotong royong yang sudah sejak dulu dipelihara masyarakat Indonesia.
ADVERTISEMENT