Pengaruh Besar Bullying Terhadap Psikologis Korban

Faiz Aqiel
Mahasiswa Aktif Fakultas Hukum Program Studi S1 Hukum Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta
Konten dari Pengguna
19 Desember 2020 10:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Faiz Aqiel tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bullying diambil dari kata bull dalam bahasa Inggris yang berarti banteng yang senang merunduk kesana kemari. Dalam bahasa Indonesia, secara etimologi kata bully berarti penggertak atau orang yang suka mengganggu orang yang lemah. Dapat disimpulkan bahwa bullying merupakan tindakan penggunaan kekuasaan untuk menyakiti seseorang atau sekelompok orang sehingga korban merasa tertekan, trauma, dan tak berdaya.
ADVERTISEMENT
Sedangkan pengertian mengenai perundungan (bullying) menurut Komisi Nasional Perlindungan Anak (KNPA) adalah kekerasan fisik dan psikologis berjangka panjang yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok terhadap seseorang yang tidak mampu mempertahankan diri (Fitria, 2015).
diambil dari google image
Bullying sangat berpengaruh terhadap psikologis anak yang akan merusak kehidupan sosial anak terutama pada korbannya, bullying dapat menghambat proses perkembangan anak dan menyebabkan anak tidak bisa berinteraksi dengan baik seperti teman (Wharton, 2009). Para Korban bullying tidak dapat mempertahankan diri dan kondisi yang tidak berdaya, karena perilaku bullying menggunakan kekuatan dan kekuasaan, bullying selalu melibatkan niat untuk mencederai, teror, gangguan, serta ancaman lebih lanjut.
Menurut sebuah studi di Yunani menyebut bahwa korban perundungan tercatat mengalami gejala depresi, kecemasan, serta pemikiran bunuh diri. Studi lain menyebutkan bahwa korban perundungan cenderung mengalami emotionally withdrawn, sensitif, rasa marah yang meluap-luap, penurunan prestasi akademik, cenderung menghindari interaksi sosial, bahkan mengalami penarikan sosial sehingga ia tidak mampu berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Yayasan Semai Jiwa Amini mengungkapkan bahwa bullying menghambat anak dalam mengaktualisasikan dirinya karena perilaku bullying tidak akan memberi rasa aman dan nyaman serta akan membeuat para korban bullying merasa takut dan terintimidasi, rendah diri, tak berharga, sulit berkonsentrasi dalam belajar, serta tidak mampu untuk bersosialisasi dengan lingkungannya. (Yayasan Semai Jiwa Amini, 2008)
ADVERTISEMENT
Selain itu, korban bullying akan cenderung mengalami gangguan kecemasan atau anxiety problem. Kecemasan sosial adalah rasa takut berlebihan untuk menerima kritik, yang mengarahkan individu untuk menghindari individu untuk menghindari interaksi dengan sekelompok orang atau kelompok sosial, penyesuaian sosial yang buruk yang mengakibatkan korban terlihat seperti membenci lingkungan sosialnya dan sering merasa kesepian.
Oleh karena itu, dampak-dampak yang ditimbulkan dari bullying cepat atau lambat akan memberikan pengaruh besar terhadap psikologis seseorang, merubah kepribradian seseorang, dan merusak kehidupan orang yang menjadi korban dari bullying itu sendiri. Sehingga keberadaan bullying sudah semestinya dihentikan dan dihilangkan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Mulai dari lingkup terkecil, yaitu keluarga, kemudian lingkungan sekolah, lingkungan pertemanan sampai lingkup terbesar yaitu lingkungan masyarakat umum.
ADVERTISEMENT