Konten dari Pengguna

Kebiasaan Santri yang Tak Pernah Terlupakan

Faizuddin Ahmad
Librarian at National Library of the Republic of Indonesia
9 Agustus 2021 21:34 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Faizuddin Ahmad tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi santri di pesantren. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi santri di pesantren. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Hidup menjadi seorang santri di pondok pesantren pasti memiliki kisah-kisah unik yang tak pernah terlupakan. Seorang santri mempunyai tanggung jawab yang besar ketika mengabdikan diri untuk mempelajari agama secara mendalam, baik kepada orang tua, pengasuhnya (kiai), dan agama. Namun, ada beberapa kenangan-kenangan unik yang tak pernah terlupakan ketika menjadi seorang santri santri
ADVERTISEMENT

Makan Bareng bersama dalam satu tempat

Makan bersama dengan santri lain merupakan hal yang lumrah di pondok pesantren. Makan bareng dalam satu tampah besar ini bisanya ketika di pesantren sedang ada acara. Kemudian setelah acara santri dikumpulkan bersama dan makan bareng dalam satu tempat yang besar. Selain itu, Jika ada teman santri yang dijenguk dan pulang dengan membawa makanan. Ini menjadi moment yang di nanti-nanti seorang santri.

Ghozob

Ghozob merupakan istilah pemanfaatan barang pribadi tanpa izin. Ghozob biasanya ketika kita punya baju baru, disaat kita ingin memakainya tiba-tiba hilang. Namun, setelah beberapa hari bajunya ketemu lagi di almari. Barang-barang yang sering di ghozob adalah sarung, sandal, baju dan kopiah
ADVERTISEMENT

Kena Ta'ziran

Ta'zir diartikan sebagai hukuman bagi santri yang melanggar peraturan pondok. Misalnya membawa HP, Membolos mengaji, Tidak salat berjemaah dan lain-lain. Takzir biasanya di bagi tiga tingkatan yaitu ta'zir ringan, ta'zir sedang dan ta'zir berat. Ta'zir berat yaitu di keluarkan dari pesantren misalnya jika melakukan tindak kejahatan seperti mencuri.

Mengantri

Jika menurut orang barat orang Indonesia budaya mengantrenya rendah. Itu salah besar! kami seorang santri sudah biasa diajarkan mengantre sejak di pesantren. Misalnya ketika mandi, karena kamar mandi yang lebih sedikit daripada penduduk pesantrennya maka mau tak mau kita harus mengantre. Apalagi kalau kita seorang pelajar harus sekolah pagi harinya, demi agar tidak mengantre terlalu lama, kita mandi lebih pagi jam 04.00 sebelum salat subuh ketika yang lain masih pada tidur
ADVERTISEMENT