Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Pengalaman Wisata: Pesona Bali yang Tidak Ada Habisnya
13 Agustus 2021 11:01 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Faizuddin Ahmad tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Siapa yang tak kenal pulau Bali? Pulau yang dikenal sebagai salah satu surganya dunia ini mempunyai Keindahan alam dan kebudayaan yang masih terjaga dengan baik. Hal tersebut mengakibatkan pulau Bali menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan baik dalam negeri maupun luar negeri. Pada tulisan ini saya ingin menceritakan perjalanan wisata saya ke Bali bersama dengan para guru sekolah di Kecamatan Purworejo.
ADVERTISEMENT
Perjalanan dari Purworejo menuju pelabuhan Ketapang Banyuwangi membutuhkan waktu sekitar 1 hari menggunakan bus. Kemudian dilanjutkan dengan menyeberang laut menuju pelabuhan Gilimanuk sekitar 15 menit. Di pelabuhan Ketapang kami disuguhi dengan pemandangan orang Jepang (Bojah Ketapang) yang berenang sekitaran pelabuhan untuk meminta uang receh yang dilempar oleh pengunjung.
Kunjungan pertama kami adalah Tanah Lot, meskipun dahulu saya pernah ke sana Namun, panorama keindahan Tanah Lot tidak membuat saya bosan untuk menyambanginya lagi. Tanah Lot merupakan tempat wisata religi dengan panorama pantai yang indah. Terdiri dari dua pura yang indah yang masing-masing berada di atas bongkahan batu karang dan tebing yang menjorok ke laut.
Ketika di Tanah Lot kami termasuk beruntung, ada umat hindu Bali sedang melakukan ritual keagamaan sehingga kami bisa mengabadikan moment ini.
ADVERTISEMENT
Kunjungan kedua adalah Pantai Sanur, pantai yang terletak di desa Sanur, Badung, sebelah timur Denpasar ini terkenal dengan pesona sunrise. Kami kurang beruntung pada waktu itu karena sedang hujan deras jadi tidak dapat melihat pesona sunrise pantai Sanur. Butuh waktu sekitar 3 jam dari Tanah Lot untuk sampai ke Sanur.
Hari ke-2 kami melanjutkan perjalanan ke beberapa tempat yang indah di Bali lainnya, seperti desa wisata Panglipuran Bangli. Desa Panglipuran merupakan salah satu desa yang sampai saat ini masih memegang teguh kebudayaannya. Pemukiman yang masih sangat kental akan kearifan lokalnya menjadikan tempat ini layak dikunjungi ketika melancong ke Bali.Ketika kami memasuki kawasan Panglipuran, kami sudah disuguhi konsep pemukiman yang ramah lingkungan dan asri. Selain asri tempat ini juga bersih, tidak ada sampah yang berserakan. Desa Panglipuran bisa menjadi contoh desa ramah lingkungan untuk desa-desa lainya di luar pulau Bali.
Perjalanan kami selanjutnya adalah Sangeh Monkey Forest atau hutan kera sangeh, desa yang ditumbuhi pohon pala seluas 14 hektar ini dihuni oleh ratusan kera. Menurut cerita pohon pala yang ada di sangeh jarang ditemui di tempat lain di Bali. Di sana juga terdapat sebuah pura tua di antara hutan pala yang menjulang tinggi dengan sejuta kisah misterinya.
Perjalanan terakhir di tutup dengan menikmati danau alami Bedugul. Danau Bedugul sendiri terletak di desa Candi Kuning, kecamatan Baturiti, Tabanan. Perjalanan menuju Bedugul dihiasi dengan pemandangan kebun sayur dan lembah yang indah di sepanjang jalan. Letaknya di daratan tinggi menyebabkan keberadaan objek ini begitu sejuk dan terkadang diselimuti kabut.
Warga muslim cukup banyak di Bedugul dibandingkan tempat lain di Bali. Kerukunan dan toleransi antara umat muslim dan hindu di sini sangat terjaga dengan baik, dibuktikan dengan pedagang pedagang di sekitaran Bedugul yang beranekaragam kepercayaan saling berbaur. Bercerita tentang Bali tidak ada habisnya, masih banyak objek wisata yang belum sempat saya singgahi. Semoga kelak bisa ke sana lagi dengan cerita yang lebih menarik. See you next time, Bali...
ADVERTISEMENT