Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Masyarakat Minangkabau: Asal usul, Sejarah, dan Kebudayaan Minangkabau
4 November 2024 9:27 WIB
·
waktu baca 6 menitTulisan dari Fajar Andesrul tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Asal usul masyarakat Minangkabau
ADVERTISEMENT
Manusia merupakan makhluk sosial yang cenderung membentuk kelompok dengan sesama yang memiliki persamaan baik dari segi kebahasaan, kebiasaan serta pola pikir untuk bertahan hidup dalam struktur sosial yang kompleks mulai dari kelompok kecil hingga kelompok besar. Begitu juga dengan kelompok manusia yang ada di pulau Sumatera, salah satu nya Sumatera Barat. Masyarakat Minangkabau merupakan sekelompok etnis/suku bangsa yang ada di Sumatera Barat yang berawal dari 4 suku pertama; Koto, Piliang, Bodi, dan Chaniago yang dipimpin oleh dua pemimpin/ datuak yaitu datuak Katumangguangan dan datuak Parpatih nan Sabatang, lalu dilanjutkan dengan perpecahan induk suku menjadi sub suku/ kelompok yang lebih kecil seperti Koto Piliang memiliki sub suku yaitu; suku Guci, Sikumbang, Tanjuang dan dari Bodi Chaniago memiliki sub suku yaitu; suku Bodi, Chaniago, Sumangek, Mandaliko dan Panyalai. Minangkabau berbeda dengan kelompok masyarakat/ suku bangsa yang ada di Indonesia yang menganut sistem patrilineal, masyarakat Minangkabau sendiri menganut sistem matrilineal, dimana garis keturunan ditarik melalu dari garis keturunan ibu. Masyarakat Minangkabau tak hanya ada di sumatera barat, namun banyak juga masyarakat Minangkabau di wilayah sumatera lainnya, berbagai pulau-pulau di Indonesia, bahkan banyak juga keturunan masyarakat Minangkabau di negeri Sembilan, Malaysia.
ADVERTISEMENT
Sejarah mengenai masyarakat Minangakabau
Banyak teori mengenai asal usul masyarakat Minangkabau, Terdapat tiga ahli yang memiliki penjelasannya masing-masing mengenai asal-usul nama suku Minangkabau. Menurut Prof Poerbocoroko, kata Minangkabau berasal dari kata 'Minanga Tamwan' yang artinya pertemuan dua sungai, antara sungai Kampar kiri dan sungai Kampar kanan yang memiliki hulu yang sama, di wilayah sumatera barat. Menurut Vander Tuuk, kata Minangkabau berasal dari kata 'Pinang Khabu’ yang diartikan bahwa dulu nya Minangkabau merupakan wilayah daerah asal anak nagari dari berbagai rantau sekitar. Menurut Sultan Muhammad Zain, suku Minangkabau berasal dari kata 'Minanga Kanvar' yang artinya Muara Kampar, Muara Kampar dahulu nya merupakan pelabuhan besar di pedalaman Sumatera bagian Tengah. Menurut buku Tambo Alam Minangkabau, kata Minangkabau itu sendiri berasal dari kata manang (menang) dan kabau (kerbau) yang merunjuk pada peristiwa bersejarah, pada saat itu datanglah satu kerajaan asing ke dataran sumatera bagian barat melalui jalur laut, kelompok asing itu bermaksud untuk menduduki wilayah tersebut, untuk menghindari pertumpahan darah/ konflik dengan kelompok asing tersebut, masyarakat tersebut mengusulkan pertandingan adu kerbau dengan perjanjian kelompok yang kalah akan meninggalkan wilayah tersebut. Kelompok asing itu menyetujui pertandingan tersebut, mereka mempersiapkan kerbau yang besar dan berotot, di sisi lain kelompok masyarakat setempat menyiapkan anak kerbau dengan besi runcing dipasangkan di kedua tanduk anak kerbau tersebut. Ketika hari pertandingan telah tiba, kelompok asing itu telah yakin bahwa merekalah yang akan menang, namun kenyataannya berbeda, kerbau kekar kalah melawan anak kerbau, kerbau besar itu kalah dikarenakan tertusuk tanduk besi anak kerbau tersebut hingga mati kehabisan darah, ternyata rahasia dibalik kemenangan kerbau kecil itu berasal dari ide masyarakat setempat yang mengurung dan mempuasakan kerbau tersebut sehingga pada hari pertandingan, kerbau kecil itu melihat kerbau besar sebagai induk nya sehingga anak kerbau tersebut berlari kearah kerbau besar untuk meminum air susu kerbau besar, namun kerbau besar itu tertusuk dengan tanduk besi kerbau kecil berulang kali hingga membuat kerbau besar itu mati dikarenakan kehabisan darah. Karena melihat peristiwa tersebut, masyarakat setempat bersorak-sorak mengatakan ‘manang kabau’ atau diartikan dalam bahasa Indonesia 'menang kerbau’. Dari perkataan tersebut dipercaya asal usul dari nama Minangkabau.
ADVERTISEMENT
Kebudayaan Minangkabau
Bahasa Daerah
Bahasa minangkabau merupakan salah satu bahasa di Indonesia yang memiliki banyak penutur bahasa nya baik masyarakat minang itu sendiri maupun masyarakat diluar minang/Sumatera Barat. Menurut beberapa ahli bahasa mengatakan bahwa bahasa minangkabau memiliki beberapa kemiripan dengan bahasa melayu, dikarenakan masyarakat minangkabau dipercaya berasal dari dataran melayu sehingga bahasa minangkabau dan bahasa melayu memiliki kesamaan. Di daerah Sumatera Barat, bahasa minangkabau memiliki beberapa dialek, seperti :
Kepercayaan masyarakat Minangkabau
Masyarakat minangkabau memiliki kepercayaan yang erat dengan ajaran agama Islam, oleh karena itu setiap keputusan atau kegiatan masyarakat minangakabau harus berdasarkan dengan hukum Islam, seperti pepatah:
ADVERTISEMENT
"Adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah"
Dapat diartikan sebagai setiap keputusan adat harus disandingkan dengan syariat Islam atau hukum Islam. Apabila ada seseorang keluar dari agama Islam/masuk ke agama lain, maka otomatis dia juga dianggap telah keluar dari masyarakat Minangkabau, karena syarat untuk menjadi masyarakat Minangkabau adalah memeluk agama Islam.
Rumah adat
Rumah gadang merupakan rumah adat tradisional yang berasal dari Sumatera Barat, Rumah Gadang memiliki ciri khas yaitu memiliki segi empat memanjang ke atas seperti bangun trapesium yang terbalik, sehingga Rumah Gadang juga disebut sebagai Rumah Bagonjong atau Rumah Baanjuang. Rumah Gadang merupakan rumah kepemilikan kaum atau nagari yang dimana rumah tersebut diturunkan secara turun-temurun kepada keturunan perempuan yang juga disebut juga Bundo Kanduang. Rumah Gadang juga berfungsi sebagai tempat kegiatan kaum adat istiadat, pertemuan keluarga atau kaum, penobatan kepala adat dan lain-lainnya.
ADVERTISEMENT
Kesenian Minangkabau
Masyarakat Minangkabau memiliki kesenian dan kebudayaan asli Minangkabau yang sudah lama ada dan diturunkan secara turun-temurun kepada keturunan nya sehingga kesenian tersebut masih lestari hingga saat ini. Masyarakat Minangkabau memiliki banyak kesenian, berikut kesenian Minangkabau yang masih ada hingga saat ini:
Tari piriang merupakan salah satu tarian khas minangkabau yang sudah terkenal hingga penjuru dunia. Pada tarian ini, penari laki-laki maupun perempuan menari dengan indah dengan memegang dua buah piring di kedua tangan nya, Selanjut mereka melempar piring tersebut ke bawah hingga pecah berkeping-keping, lalu mereka menginjak-injak pecahan piring tersebut dengan tarian yang indah.
Makanan khas Minangkabau
Minangkabau memiliki banyak makanan khas setiap daerah nya, salah satu makanan khas Minangkabau yang sudah terkenal hingga ke mancanegara yaitu Rendang, yang merupakan makanan khas Minangkabau, nama rendang diambil dari cara memasaknya yaitu "dirandang" atau dimasak lama, biasanya makanan yang dirandang itu seperti daging sapi yang dimasak lama hingga empuk, lalu ditambahkan dengan bumbu khas masyarakat Minangkabau, cabe dan santan, setelah itu rendang dimasak lama agar santan dan bumbu-bumbu tersebut meresap kedalam daging sehingga daging tersebut lembut, empuk dan memiliki cita rasa yang sangat khas.
ADVERTISEMENT
Minangkabau merupakan salah satu suku bangsa terbesar yang ada di Indonesia, memiliki banyak ciri khas yang menggambarkan suku bangsa tersebut mulai dari asal-usul dan sejarah Minangkabau, bahasa daerah, kesenian, rumah adat, dan yang lain-lainnya seperti yang dijelaskan pada artikel ini.