Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Money Politic di Indonesia
5 November 2024 14:13 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Fajar Nuril Mutaqin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tahukah kalian apa itu Money Politic? Jadi, Money Politic atau politik uang adalah suatu praktik yang di mana seseorang atau suatu kelompok menggunakan uang, barang dan juga bentuk materi lainnya untuk memengaruhi keputusan maupun dukungan dalam proses politik, seperti pada saat diadakannya Pemilu. Tujuan dari Money Politic ini sendiri adalah untuk mendapatkan dukungan, mengarahkan pilihan, atau membentuk opini dengan cara yang tidak sehat. Praktik Money Politic ini sendiri sangat mengorbankan prinsip keadilan dan kejujuran dalam demokrasi.
ADVERTISEMENT
Di Indonesia sendiri praktik Money Politic adalah fenomena yang sudah berlangsung lama dan sering kali mewarnai pada setiap gelaran Pemilu, baik pada tingkat nasional maupun pada tingkat daerah. Biasanya praktik politik uang ini marak terjadi ketika masa kampanye hingga hari-hari menjalang Pencoblosan, ketika persaingan antar kandidat semakin ketat.
Praktik Money Politic di Indonesia terjadi dalam berbagai bentuk, ada calon yang membagikan uang tunai langsung kepada pemilih, pemberian sembako, atau barang-barang elektronik seperti kipas angin, blender, atau bahkan kebutuhan pokok sehari-hari, berharap bahwa pemilih akan memilihnya di bilik suara. Selain itu, politik uang juga bisa muncul dalam bentuk janji-janji bantuan atau proyek tertentu yang hanya akan direalisasikan jika kandidat tersebut terpilih.
Di sisi lain, Money Politic juga didorong oleh budaya patronase atau hubungan patron-klien, di mana pemilih merasa mereka memiliki ikatan atau kewajiban untuk mendukung kandidat yang telah memberi mereka bantuan atau imbalan.
ADVERTISEMENT
Selain faktor-faktor yang dijelaskan tadi, tingginya biaya politik di Indonesia menjadi salah satu penyebab maraknya praktik Money Politic. Untuk berkampanye dan mempromosikan diri, kandidat membutuhkan dana yang tidak sedikit. Hal ini memaksa mereka untuk mencari cara-cara “cepat” untuk memperoleh dukungan, salah satunya adalah dengan cara membagikan uang atau barang. Namun, biaya politik yang tinggi ini seringkali membawa dampak lanjutan setelah kandidat terpilih, di mana banyak dari mereka merasa perlu “mengembalikan modal” dengan berbagai cara, termasuk melalui korupsi atau penyalahgunaan wewenang.
Praktik Money Politic ini memiliki dampak yang sangat merugikan bagi kualitas demokrasi di Indonesia. Money Politic membuat pemilihan menjadi tidak adil, karena kandidat yang memiliki dana lebih besar akan mudah membeli suara atau dukungan para pemilih dibandingkan dengan kandidat yang mungkin lebih berkualitas tapi tidak punya banyak dana. Selain itu, pemimpin yang terpilih melalui politik uang tidak selalu memiliki niat atau kapasitas untuk menjalankan tugas dengan baik, karena fokus mereka mungkin lebih pada keuntungan pribadi atau kelompoknya daripada kepentingan rakyat luas.
ADVERTISEMENT
Upaya untuk memberantas Money Politic ini sudah dilakukan oleh berbagai lembaga, seperti Badan Pengawas Pemilu (BAWASLU), tetapi masalah ini tidak mudah diselesaikan karena sudah mengakar dalam kebiasaan politik di Indonesia. Peran serta masyarakat menjadi sangat penting untuk mengatasi praktik Money Politic ini. Jika masyarakat bisa menolak pemberian uang atau hadiah dan memilih berdasarkan kualitas dan program kerja calon, maka secara perlahan praktik Money Politic bisa dihilangkan.
Secara keseluruhan, praktik Money Politic di Indonesia adalah tantangan besar bagi demokrasi kita, dan diperlukan kerja sama antara pemerintah, lembaga pemilu, dan masyarakat untuk menciptakan pemilu yang lebih jujur, adil, dan bebas dari praktik Money politic.