Konten dari Pengguna

Feature: Kenangan, Membentuk Siapa Diriku

Fajar Ramadhan
Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta Jurusan Teknik Grafika Penerbitan Program Studi Penebitan (Jurnalsitik)
12 Mei 2020 13:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fajar Ramadhan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Masih teringat jelas dalam ingatan, kenangan yang telah dilalui selama ini. Jatuh, bangkit, segala perasaan suka duka telah membentuk siapa diriku. Pengalaman menjadikan guru dalam belajar memahami hidup menjadi pribadi yang lebih baik.
ADVERTISEMENT
“Kalau punya mimpi, kejar! Bawa dengan keyaninan bahwa kamu bisa,”
Ucapan yang selalu memotivasi untuk yakin dalam meraih mimpi. Hidup adalah untuk belajar. Sejak kecil pada kenyataannya kita selalu belajar. Saat balita, kita belajar untuk berjalan. Jatuh, bangkit lagi.
Setiap orang pasti pernah mengalami kegagalan. Ingat betul aku saat diumumkan juara lomba Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) tahun 2013, kami hanya meraih juara dua. Saat itulah menjadi pelajaran penting hingga tahun 2014 kami meraih juara pertama FLS2N 2014 cabang musik tradisional tingkat Provinsi Dki Jakarta.
Roda terus berputar karena hidup tak selamanya berada di atas. Kegagalan dalam hidup membuatku belajar untuk menerima kenyataan. Hal yang utama adalah bagaimana kita bisa bangkit saat kita terjatuh.
ADVERTISEMENT
“Semesta akan meninggikan orang-orang yang merendahkan hatinya,”
Kalimat yang diucapkan musisi Yovie Widianto. Bagiku, mengandung arti besar. Terkadang saat berada di atas kita lupa untuk melihat ke bawah. Oleh karena itu, kalimat itu memotivasi diriku untuk selalu rendah hati.
Hal yang paling memotivasi diriku untuk menjadi lebih baik lagi adalah bagaimana agar aku bisa membanggakan orang tuaku. Melihat senyum terurai dari wajah mereka menjadikan semangat untuk terus meraih mimpi.
“Terima Kasih ya, Nak,” ucap Ibu.
Sebuah ucapan yang berharga bagiku walaupun hanya dengan kalimat sederhana.
Kenangan akan membentuk siapa diri kita di masa depan. Apakah kita dapat belajar dari kenangan itu? Atau melewatkannya begitu saja. Bagiku, kenangan adalah guru. Ilmu yang tidak bisa diperolea saat sekolah. Ilmu yang diberikan berasal dari pengalaman. Ilmu yang akan menentukan siapa diriku di masa depan.
ADVERTISEMENT
Penulis: Fajar Ramadhan