7 Hal yang Perlu Diketahui Sebelum Berkunjung ke Bumi Sinbad, Oman

Fajar Safar
Warga Pejambon
Konten dari Pengguna
16 November 2019 9:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fajar Safar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Oman sering dikaitkan dengan mitologi Pelaut Sinbad yang diceritakan dalam hikayat Seribu Satu Malam. Menurut satu riwayat, Sinbad merupakan seorang pelaut dari Baghdad yang kemudian menetap di Oman. Riwayat lain mengatakan, Sinbad memang lahir di ibukota kuno Oman, Sohar, yang berjarak 200 km dari ibukota Oman sekarang di Muscat.
Image by bhart9070 from Pixabay
Bangsa Oman, sejak dahulu, memang telah memanfaatkan laut sebagai sumber mata pencaharian dan juga perantara berniaga, bahkan sampai ke Cina. Tidak heran, bila anda menemukan orang Arab Oman dengan karakter yang sangat ramah dan sangat terbuka terhadap para wisatawan asing.
ADVERTISEMENT
Tertarik pelesiran ke Oman? Berikut tujuh hal yang perlu anda ketahui, sebelum menapakkan kaki di Bumi Sinbad.
Sebagian besar wilayah Oman merupakan gurun dengan iklim kering subtropis dan curah hujan yang sangat rendah. Musim panas di Oman bagian utara terjadi pada bulan Juni sampai dengan September dengan suhu mencapai 40°C bahkan lebih. Musim dingin dengan curah hujan sesekali menjadi masa yang sangat dinantikan. Suhu pada musim dingin berkisar antara 19°C sampai dengan 27°C.
Angin panas disertai debu terjadi pada musim semi dan musim panas terjadi pada Maret hingga September. Kecepatan angin bahkan bisa sangat kuat hingga menyebabkan badai pasir.
Badai pasir di Oman saat penulis dan rekan-rekan dari KBRI Muscat dalam perjalanan dari kota Muscat ke kota Salalah pada bulan Agustus 2016./Youtube: Mas adre
ADVERTISEMENT
Berbeda dengan wilayah utara, kota Salalah di bagian selatan Oman disebut sebagai salah satu bagian surga yang ada di tanah Arab, khususnya pada musim khareef.
Musim khareef atau musim gugur di Kota Salalah terjadi pada Juli dan Agustus ketika wilayah utara sedang mengalami suhu ekstrem panas. Selama musim khareef, kota Salalah dan sekitarnya berubah menjadi tanaman hijau yang indah dan subur.
Kota Salalah pada musim khareef. Foto: Flickr.com
Budaya berpakaian masyarakat Oman dipengaruhi oleh kondisi alam, budaya dan juga nilai-nilai agama Islam. Laki-laki Oman menggunakan dishdasha, pakaian terusan hingga mata kaki dengan lengan panjang dan menggunakan kopiah tradisional, yang disebut kummah. Sementara wanita Oman menggunakan abaya, gaun terusan berwarna hitam atau gelap dan kerudung kepala.
Seorang Laki-laki Oman (kanan) berpakaian dishdasha dan kummah. Foto: Flickr.com
Pendatang asing di Oman pada umumnya bebas menggunakan pakaiannya. Namun di beberapa tempat publik, terdapat himbauan untuk berpakaian dengan atasan yang menutup lengan atas dan bawahan yang menutup hingga ke lutut. Tidak ada keharusan bagi pendatang asing untuk memakai kerudung.
Wanita Oman berpakaian Abaya dan berkerudung. Foto: Flickr.com
ADVERTISEMENT
Pemegang paspor Indonesia dapat memperoleh visa Oman pada saat kedatangan (visa on arrival) di Bandara Internasional Muscat atau di tempat pemeriksaan imigrasi di perbatasan Oman dengan Yaman atau perbatasan Oman dengan Persatuan Emirat Arab.
Biaya visa untuk single-entry sebesar OMR20 (atau sekitar Rp 730.000,-) untuk menetap selama 30 hari dan dapat diperpanjang untuk periode yang sama.
Mata uang Oman adalah riyal (OMR) dengan satuan kecil (per seribu) yang disebut baisa. Oman menetapkan nilai mata uangnya terhadap nilai tukar USD sebesar USD 2,6. Mata uang Oman merupakan mata uang dengan nilai paling tinggi ketiga di dunia, setelah Dinar Kuwait dan Dinar Bahrain.
Nilai kurs OMR 1 saat ini setara dengan Rp 36.526,- . Hmmm…cukup besar ya!
ADVERTISEMENT
Sultan Qaboos Grand Mosque. Foto: Pixabay.com
Muscat, sebagai ibukota Oman, tentunya menjadi destinasi utama yang ingin dikunjungi wisatawan. Di kota ini, anda dapat mengunjungi Masjid Agung Sultan Qaboos nan megah dengan hamparan luas karpet yang menakjubkan, Muscat Royal Opera House, benteng Mutrah, Istana Sultan Qasr Al Alam dan Souq Mutrah untuk berbelanja oleh-oleh.
Muscat ROyal Opera House. Foto: Pixabay.com
Wisatawan yang senang berpetualang dan berkemah di padang pasir, dapat mengunjungi Wahiba Sands atau berkemah di puncak, dapat mengunjungi Jabal Akhdar dan Jabal Shams.
Selain itu, masih terdapat banyak tujuan wisata lain seperti Nizwa, Salalah dan Masirah Island.
Shuwa, olahan daging yang diproses dalam tungku tertanam dalam tanah di Oman. Foto: Flickr.com
Shuwa merupakan olahan daging domba yang sangat lunak yang diproses menggunakan panas tungku di dalam tanah. Selain shuwa, anda juga dapat mencoba kabsa atau majboos, meshkak, kahwa (kopi) dan halwa (dodol).
ADVERTISEMENT
Telepon pintar dan kamera adalah dua hal yang sangat melekat dengan kehidupan pelancong. Tentu saja, pengisi daya keduanya juga selalu anda persiapkan bukan? Jadi, jangan pernah luput untuk mencari informasi steker dan voltase listrik di negara tujuan pelesiran anda.
Di Oman, steker listrik dan stop kontak menggunakan tipe G dengan tegangan listrik standar sebesar 240 V dan frekuensi standar sebesar 50 Hz.
Semoga informasi diatas bermanfaat bagi anda. Selamat menjelajahi Bumi Sinbad!