news-card-video
10 Ramadhan 1446 HSenin, 10 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

Disnakbun Tanggamus Vaksin Massal Hewan Penular Rabies

Fajar Sumatera
Portal Berita Daerah Lampung Terdepan
19 Desember 2017 15:37 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fajar Sumatera tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Disnakbun Tanggamus Vaksin Massal Hewan Penular Rabies
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Sebanyak 2.800 ekor anjing, kucing, dan kera yang tergolong Hewan Penular Rabies (HPR) telah divaksinasi oleh Dinas Peternakan dan Perkebunan Tanggamus.
ADVERTISEMENT
Menurut Ari Priyanto, Kabid Kesehatan Hewan mewakili Kadisnakbun Shofwan, pencapaian tersebut melebihi target yang semula direncanakan, total 2.400 ekor.
"Jadi vaksinasi kami sudah melebihi target. Dan untuk pelayanan secara massal dihentikan, namun kalau masyarakat ada yang masih ingin vaksinasi hewan peliharaan, kami layani," terangnya, Senin (18/12/2017).
Pelayanan vaksinasi rabies selama ini dilakukan petugas peternakan dari empat Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) didukung tim dari dinas. Vaksinasi dilakukan secara keliling mendatangi pekon atau kelompok masyarakat yang memiliki hewan peliharaan seperti anjing, kucing, dan kera.
Hewan terbanyak yang menerima vaksin adalah anjing, sebab anjing yang paling rawan penularan rabies, dan paling sedikit kera, kurang dari 100 ekor.
Jumlah total itu, persebarannya rata di tiap kecamatan di bawah wewenang empat Puskeswan. Tiap Puskeswan ditarget 600 ekor, dan hasilnya lebih dari itu.
ADVERTISEMENT
Untuk penyakit rabies, bibitnya terdapat pada hewan yang bertaring, kuku tajam, agresif, dan umumnya jenis karnivora. Secara genetika, rabies pasti ada dalam otaknya, tinggal kambuh atau tidak.
Jika kambuh akan menularkan ke mahluk lainnya bahkan bisa ke manusia.
"Rabies tidak bisa dihilangkan dan timbulnya juga sewaktu-waktu tanpa sebab pasti. Hal yang bisa dilakukan cuma pencegahan dengan vaksinasi, lainnya tidak ada. Sedangkan makanan dan perawatan hanya menjaga kesehatannya. Vaksinasi minimal setahun sekali," kata Ari.
Vaksinasi rabies secara massal dilakukan secara gratis, asalkan pemilik hewan mendatangi lokasi dan memegang hewannya saat divaksin. Sebab hewan hanya menurut pada orang yang memeliharanya, sehingga tidak melawan atau berontak ketika divaksin.
"Setelah vaksin kemarin, ada juga pengujian keberhasilan, diambil 100 darah sampel dari hewannya. Setelah uji laboratorium, hasilnya semua sehat dari rabies. Seandainya ada kejanggalan, Disnak Lampung pasti langsung kabari kami. Dan selama tahun ini juga tidak ada laporan dugaan rabies," terangnya.
ADVERTISEMENT
Ari mengaku, untuk hewan peliharaan jika terjangkit rabies, pemiliklah yang pertama tahu. Sebab hewan hanya menurut pada empunya.
Apabila hewan peliharaan melawan atau menyerang, itu sudah tanda-tanda penyakit rabies, dan segera laporkan agar virus rabies tidak menyebar.
“Dampak rabies adalah kematian, namun sebelum itu, perilaku yang tidak terkontrol saat itulah dimungkinkan ada penyebaran virus,” tandasnya. (FS)