Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Washington Post, Koran 140 Tahun yang Jadi Perusahaan Tech Platform
24 Mei 2018 14:48 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
Tulisan dari Fajar Widi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sementara perusahaan digital media saling berlomba mengedepankan inovasi bidang newsroom, sebuah media tradisional justru bereksperimen bisnis baru yang resikonya cukup tinggi.

Nama media tersebut Washington Post. Siapa yang tak kenal reputasi koran termashyur di negeri Paman Sam tersebut.
ADVERTISEMENT
Di tengah menurunnya revenue koran cetak, tahun 2016 Washington Post justru naik daun dengan pencapaian 100 Juta Unique Visitors.
Perusahaan memang sudah menginvestasikan teknologi untuk menunjang proses jurnalisme di dalamnya. Ini yang membuat saya tertarik untuk memahami lebih lanjut teknologi di belakang Washington Post.
Arc Publishing-Tech Platform Washington Post
Arc Publishing ini tidak ada hubungannya dengan Arc Reactor milik Tony Stark. Ini adalah teknologi end to end publishing milik Washington Post.
Saya pribadi awalnya menganggap Arc Publishing sedikit membahayakan bisnis konvensional Washington Post. Logikanya ketika oplah koran cetak menurun, mereka malah mengembangkan sistem CMS yang belum tau ke mana ujungnya.
Yes. Arc Publishing awalnya adalah sebuah CMS. Namun angka telah membuktikan dari kejelasan bisnis Arc ke depannya. Pada tahun 2017, Washington Post mengalami lonjakan subscribers sebesar 300% dalam waktu kurun satu tahun.
ADVERTISEMENT
Bukan hanya itu. Koran yang sudah berumur 140 tahun dan kini dibeli Amazon tersebut telah berevolusi menjadi perusahaan software yang digunakan banyak media.
Kini media-media yang menggunakan jasa Arc semakin banyak. Tidak main-main, beberapa grup media raksasa seperti Bonnier Corp., Advance Local, Boston Globe Media Partners, Philadelphia Media Network and Le Parisien adalah client mereka.
Dengan client di atas, Arc kini sudah memiliki 90 buah situs dan aplikasi berita dengan 500 juta unique visitors/bulan. Hingga akhir tahun 2018 ini diprediksi jumlahnya meningkat hingga 200 situs dan aplikasi.
Dikutip dari Digiday, Arc mencapai revenue dua kali lipat di tahun 2017 dengan rata-rata pendapatan $10,000-$150,000 (sekitar Rp 2 Miliar) tiap bulan.
ADVERTISEMENT
Dari sisi sinergi bisnis, Arc pun mendapat keuntungan dari investment yang dilakukan Jeff Bezos via Amazon. Karena jadi bagian dari Amazon, maka jualan hosting untuk client Arc pun sudah di-bundling di dalamnya. Well move Arc.
Sebagai sebuah perusahaan tech platform, Arc kini berfokus pada teknologi personalisasi, video management, hingga paywalls.
"Bagi kami untuk membawa platform ini di market harus ada adding value di dalamnya," ujar Scot Gillespie, Chief Technology Officer (CTO) The Washington Post.
"Banyak publisher digital harus melakukan enam sampai tujuh langkah selama tahap awal. Tidak banyak CMS di market ini yang bisa mengakomodir kebutuhan bisnis dengan prinsip out of the box," ujar Tian Chen - Chief Product Officer Philadelphia Media Network.
ADVERTISEMENT
Yang menarik, ternyata Arc meng-outsource resources karyawan mereka di bidang teknologi. Beberapa grup CMS engineer tidak berkantor di Washington, namun di Sandcastle. Dari sisi sales, Arc memiliki banyak sekali dedicated sales dari September tahun lalu.
Harap dicatat. Teknologi dan Sales adalah kunci jika bisnis ingin cepat berkembang.