Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Calm Technology
10 Agustus 2017 12:35 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
Tulisan dari Fajar Widi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Perkembangan teknologi di jaman ini semakin maju. Teknologi itu seharusnya menenangkan, bukan mengganggu. Inilah yang disebut Calm Technology.
Dalam ajang TNW Confrence 2017 di Amsterdam — yang saya ikuti secara online karena ga kuat bayar— saya sangat terinspirasi oleh sosok bernama Amber Case
ADVERTISEMENT
Amber Case ini adalah sesosok manusia yang memperlajari studi interakasi antara manusia dan komputer. Di jaman saya kuliah ini namany HCI (bukan HTI). HCI sangat merubah kultur hidup manusia modern karena pemanfaatan teknologi bagi kehidupan manusia itu sendiri.
Amber adalah seorang akademisi dari Harvard Technology dan juga pelaku riset di MIT Center Civic Media. Dia banyak berbicara di ajang besar seperti SXSW dan TED Talk.
Apa yang memuat saya tertarik soal pemikiran beliau? Jawabnya adalah Calm Technology. Calm technology di sini bukan berarti macam mediation app atau sleep app yah.
Contohnya kulkas pintar (smart refrigerator) bakal menyala dan memberi kita alert saat kita mencari tahu kebutuhan kita di dalam kulkas. Itu bukan calm technology namanya. Tinggal buka kulkasnya ambil yang kita perlu, selesai.
ADVERTISEMENT
Anjing aja mungkin lebih tau apa kegunaan kulkas :D J/K
Nah, slide di bawah ini bisa menjelaskan apa itu Calm Technology.
Dari penjelasan Amber Case bisa diambil kesimpulan bahwa teknologi itu sudah seharusnya membantu manusia dan memberi efek menenangkan pikiran manusia yang selalu over thinking. Teknologi itu bukan untuk memberi banyak alert atau peringatan yang berujung ke gangguan kehidupan sosial.
Bagi manusia seperti saya yang bergerak di bidang industri digital, overthinking adalah suatu masalah tersendiri yang sudah mengganggu kehidupan personal.
Pernah Ribut Karena Teknologi?
Adakah diantara kita yang pernah ribut dengan pasangan kita karena adanya teknologi?
Sebagai manusia modern yang hidup di era teknologi bisa dibilang saya ini malah jadi "budak teknologi". Hal ini makin diperjelas oleh pacar saya yang belakangan ini selalu mengingatkan dengan super duper bawel untuk meletakan gadget ketika sedang berbicara dengan manusia.
ADVERTISEMENT
Ujungnya kita selalu ribut karena hal ini. Ada prinsip yang berbeda antara saya dan pacar.
Alasan saya menjadi “budak teknologi” adalah apa yang telah dijelaskan oleh Amber Case. Karena teknologi sudah menjadi bagian dari diri kita. iPhone kita itu sudah bagian dari diri kita. Karena di situ saya bekerja, berkomunikasi, melakukan eksplorasi pemikiran dan serangkaian kegiatan koordinasi manusia normal lain.
Sementara menurut sang pacar gadget itu bukan bagian dari diri kita. Itu cuma alat bantu. Jangan sampai kualitas komunikasi kita malah menurun karena alata bantu tersebut.
Saya rasa, ini adalah lumrah ya. Permasalahannya adalah bagaimana kita seharusnya pintar menyikapi hal ini. Setelah saya membaca banyak referensi soal Human Computer Interaction dan Calm Technology saya jadi tau solusinya.
ADVERTISEMENT
Jadi Apa Solusinya?
Sebagai seorang growth hacker yang sangat #datadriven, mata saya tidak pernah terlepas dari yang namanya dashboard analytics. Ditambah lagi kerja di dunia startup yang membuat kita untuk selalu terkoneksi secara mobile.
Agaknya saya telah diperbudak aplikasi di atas. Google Analytics, Parsely, Databox, Spreadsheet, Whats App, Spark hingga #Slack. Ya saya sadar itu.
Setelah membaca pemikiran soal Calm Technology, sekarang saya mulai menghentikan kebiasaan untuk membuka iPhone tiap waktu melihat angka-angka yang luar biasa itu lewat banyaknya dashboard analytics.
Sebagai gantinya, saya mengaktifkan bentuk smart notification yang ada di masing-masing aplikasi agar kita tidak sebentar-sebentar buka iPhone.
Di Google Analytics kita bisa melakukan setting alert. Di Databox kita bisa melakukan push notif jika terjadi spike atau drop traffic. Di Slack ada ratusan bot yang bakal membantu kinerja kita untuk memperhatikan angka-angka yang luar biasa tersebut.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya solusi calm technology terkait penggunaan dashboard analytics sudah ada. Tinggal kitanya sendiri mau pakai atau tidak.