Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Kenapa Jogja Dipilih Sebagai Lokasi Konser Dream Theater?
3 Agustus 2017 22:29 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
Tulisan dari Fajar Widi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT

Sudah kali ketiga Dream Theater mengunjungi Indonesia. Kali ini Jogja dipilih dalam gelaran event bertajuk #JogjaRockarta. Apa spesialnya?
ADVERTISEMENT
Dalam ajang bertajuk #JogjaRockarta, grup band yang digawangi oleh Jordan Rudess, John Myung, James LaBrie, dan John Petrucci itu akan mengguncang Stadion Kridosono —yang sebelumnya dikabarkan di Candi Prambanan— pada 29 September mendatang.
Dua kali konser di Indonesia saya tak pernah melewatkan aksi Jpet dan kawan-kawan. Pada gelaran konser ketiga ini rasanya seperti sebuah mimpi. Band yang memberi saya semangat pada jaman susah ketika SMP, SMA di Jogja, bisa konser di Jogja pula.
Jika ditilik dari rangkaian Asian Tour 2017, Indonesia adalah negara ketiga selain Thailand dan Singapura yang disambangi Dream Theatre dalam rangka tur 25th Anniversary.
Dikutip dari Jogja.co, Kamis (4/8/2017), CEO Rajawali Indonesia selaku pihak promotor yang mendatangkan Dream Theatre ke Jogja, Anas Syahrul Alimi berharap digelarnya konser ini bisa menjadi penyampai pesan kepada masyarakat dunia bahwa Jogja adalah miniatur dunia, lengkap dengan segala toleransinya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, ia pun berharap gelaran itu bisa menimbulkan efek domino yang sudah barang tentu berdampak positif pada perekonomian masyarakat Jogja. Atas alasan itulah, ia memiliki mimpi, kelak Jogja bisa memiliki sebuah rutinitas baru, yakni festival rock berskala internasional bernama #JogjaRockarta.
Images, Words, & Beyond
Saya sendiri adalah big fans Dream Theater. Band legendaris progressive rock ini menjadi kawan saya di masa muda. Saya kenal mereka persis mulai dari album Image and Words, dimana lagu-lagu andalan seperti ‘Metropolis Part 1’ , ‘Pull Me Under’ , ‘Another Day’ dihentakan oleh raungan gitar Petruci serta gebukan drum Mike Portnoy.
Hampir semua album Dream Thetaer dari format kaset dan MP3 --bajakan jujur nih-- saya koleksi. Sedih sekali bentuk musik fisik itu hilang entah kemana saat saya hijrah ke Jakarta. Untungnya teknologi digital memudahkan saya untuk tetap terkoneksi dengan semua album dan side album Dream Theater. *powered by Spotify
ADVERTISEMENT
Bagi Anda yang belum pernah mendenger karya musik progresive ini saya sarankan untuk mulai mencari di spotify Album Image and Words.
Kenapa saya pun menyarankan album Image and Words? Ada ceritanya loh. Ini ada kaitannya dengan tema konser 25 tahun perayaan album Image and Words, dengan judul tour ‘Image , Words, and Beyond’. Sebagai fans DT, pasti di benak kita ada pertanyaan kenapa bukan album pertama mereka yakni “When Day And Dream Unite" (1989) ya?
Terkait hal ini, John Petrucci pernah menjelaskan dalam sebuah interview dengan Metal Insider.
“Album pertama kita memang “When Day And Dream Unite”, kala itu kita belum memulai tur apapun. Kita cuma melakukan press confrence biasa. Sepertinya orang-orang cuma suka. Tapi ya udah gitu doang.”
ADVERTISEMENT
“Akhirnya kita memutuskan untuk mengganti lead singer. Masa kita mencari vokalis baru ini berlangsung sekitar satu setengah tahun. Waktu itu kita ga punya label, ga punya vokalis, duit masuk dari memberi les gitar dan beberapa hal kecil lain. Kayaknya kita harus segera memulai hal baru.”
“Akhirnya kita bisa mengirimkan demo album ‘Image and Words’ (1992) . Di tengah jalan akhirnya kita menemukan vokalis baru, James [Labrie].”
“Pada album pertama “When Day And Dream Unite” kita masih sangat muda. Kita belum berpengalaman dengan label. Karena itu waktu rekaman albumnya pun cukup pendek. Nah, di album ‘Image and Words’ ini barulah kita bisa mengexplore lebih. Kami lebih banyak memiliki gear serta ide tentang hal yang ingin kami wujudkan.”
ADVERTISEMENT
Cerita di atas mungkin menjadi alasan kuat mengapa tur ini diberi nama Image, Words, and Beyond. Saya pun memiliki cerita sendiri. Awalnya saya pesimis untuk menikmati konser ketiga Dream Theater ini. Kesibukan dunia startup teknologi plus bonus drama-drama jelang pernikahan --yang sudah deadline-- adalah pemicunya :(
Tapi....
Thanks to my lovely fiance that gimme some lovely sweet surprise regarding this :)
Selamat menikmati konser #JogjaRockarta!