Membongkar 10 Strategi Licik Bran Stark

Fajar Widi
Mantan wartawan yang jatuh cinta pada bisnis/ marketing. Pernah viral di internet karena mahar nikah 1 Bitcoin.
Konten dari Pengguna
23 Mei 2019 18:24 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fajar Widi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Bran Stark menunggu kedatangan Night King Foto: HBO
zoom-in-whitePerbesar
Bran Stark menunggu kedatangan Night King Foto: HBO
ADVERTISEMENT
Apa yang terjadi seandainya Jamie Lanister tidak mendorong Bran Stark hingga jatuh dari kastil dan cacat?
ADVERTISEMENT
Apakah mungkin dia akan berkelana bersama hodor dan sahabat-sahabatnya?
Apakah mungkin dia akan ditakdirkan untuk menjadi penerus Three Eyed Raven?
Setidaknya itulah yang ada di otak saya ketika dihadapkan kepada raja baru di Westros tersebut. Bran Stark memang salah satu karakter favorit saya di Game of Thrones.
Saya suka karakter-karakter yang bisa terkoneksi dengan database alam semesta macam Bran. By default dia bisa menembus masa lalu atau masa depan. Dia bisa menembus alam pengelihatan beberapa makhluk.
Intinya dia bisa mencari informasi apapun yang tidak dimiliki orang. Padahal informasi adalah senjata paling menakutkan jika kita bisa mengolahnya. Jika kita memiliki informasi plus mengetahui masa depan, bisa jadi kita adalah penakluk dunia.
ADVERTISEMENT
Demikian juga dengan Bran--menurut hemat saya. Bagaimana jika ternyata semua yang terjadi di Game Of Thrones sejak dia kembali dari ujung utara dunia pun sudah ia rencanakan di balik mukanya yang datar.
ADVERTISEMENT
Amati dialognya:
Tyrion: "There's nothing in the world that more powerfull than a good stories. Nothing can stop it. No enemies can defeat it. And who has a better stories than Bran The Broken? He never walk again so he learn to fly. To crossed beyond the world. Became three -eyed-raven. He's a keeper of our story. The wars, weddings, birth, masacre, our triumph our defeat. Our past who better to lead us into the future. How if we choose you? Will you wear the crown?"
Brand: "Why do you think i came all this way"?
Tuh jelas banget kan? Tyrion dengan rangkaian penjelasan narasi panjangnya berusaha meyakinkan publik kenapa Bran-lah yang paling pantas menjadi Raja. Ibaratnya ni anak udah enggak punya kaki, berhasil terbang, melampaui batasan dunia. Dia tahu semuanya. Dia bijak tanpa ambisi, Coy nih anak bisa jadi pemimpin kita melampaui masa lalu yang berat ke masa depan yang cerah. Dan jawaban Bran kayak ngehek banget cuma kayak bilang. "Menurut ngana?"
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Itulah opini saya pribadi sebagai tulisan penutup dari rangkaian Game Of Thrones. Semuanya masuk akal. Semua bisa dilogika. Buat yang belum nonton, ayo buruan nonton. Pesan saya nonton Game of Thrones jangan berfantasi yang indah-indah, di mana sang pangeran bakal menikahi sang putri dengan kekuatan membangun dunia baru. Lupakan. Kalau kalian ingin happy ending, mending nonton Frozen.
Jangan lupa simak podcast saya minggu lalu bersama Adhi Ichan, Redaktur kumparan, di bawah ini. Valar Morghulis!