Menjajal Aplikasi Kebanggan Warga Depok: Depok Single Window

Fajar Widi
Mantan wartawan yang jatuh cinta pada bisnis/ marketing. Pernah viral di internet karena mahar nikah 1 Bitcoin.
Konten dari Pengguna
15 Januari 2019 16:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fajar Widi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sebagai warga Depok saya patut berbangga. Akhirnya kota tercinta ini punya sebuah aplikasi layanan warga. Namanya 'Depok Single WIndows (DWS)'. Seperti apa?
Okelah persetan dengan namanya. 'Depok Single Window'. Tidak ada unsur unique selling preposition yang cukup setrooong pada namanya. Sekilas saya dengar namanya aplikasi ini bakal menjadi jendela utama manusia-manusia Depok untuk memenuhi kebutuhan mereka melalui sebuah aplikasi dari ponsel Android --ya hanya Android aja enggak usah protes.
ADVERTISEMENT
Pada prinsipnya ini adalah sebuah aplikasi yang tugasnya membantu Pemerintah Kota Depok. Layaknya sebuah apps yang fungsinya solving human problem, ekspektasi saya pun demikian. Sejalan ketika saya membaca spanduk Pemkot Depok pagi ini.
"Satu Aplikasi Untuk Berbagai Layanan Warga"
Paling tidak call to action-nya cukup jelas. Tumben copywriter-nya pintar dikit. Kalimat ini saya rasa pas. Karena saat saya coba aplikasi ini memang punya 15 fitur yang --harapannya-- bisa membantu permasalahan warga Depok.
Nah sebagai manusia startup, saya cukup getol dengan sebuah product journey. Menurut saya aplikasi itu harus mampu memecahkan problem bagi para penggunanya. Di sini kita akan melihat 15 fitur yang ada pada aplikasi ini.
Apakah jumlah ini terlalu banyak? Menurut hemat saya tidak juga. Misalnya aplikasi peta --yang mengambil dari .api Google Map-- mungkin menurut saya enggak butuh. Tapi bagi para pelancong Depok mungkin saja butuh (kalau mereka malas buka GMaps).
ADVERTISEMENT
Oke tanpa berlama-lama kita coba kupas satu per satu.
Pertama-tama saya gagal paham apa itu BPHTP. Mbok ya jangan pakai istilah yang dimengerti internal dong. Oke mungkin saya kuper. Tapi at least ada button 'i' yang kalau di hover bisa tahu apa itu BPHTP. Penasaran? Cari aja sendiri artinya. Bagian ini saya skip langsung. Malas soalnya.
Nah ini baru keren. Aspirasi warga Depok bakal didengarkan oleh Pemkot. Saya rasa inilah ultimate fitur dari aplikasi ini. Ketika saya coba, saya akan disodorkan form yang lumayan mudah dipahami. Journey-nya pun hanya dua step sebelum form ini di-submit. Setelah di-submit, kita hanya perlu menunggu (entah berapa lama) sebelum dijawab oleh admin.
Pada prinsipnya bagian ini hanya menarik database informasi sekolah yang ada di pusat database pemerintah Depok. Lha kalau toh fungsinya itu, ngapain juga dibikin. Lebih lengkap googling kaleee. Harusnya bagian ini bisa di-klik untuk kemudian lari ke landing page sekolah terkait.
ADVERTISEMENT
Atau saya kasih ide. Bisa jadi bahan business partnership dengan sekolah terkait. Mungkin bisa dipasang banner promotion atau program PAUD atau apalah.
Kalau ini namanya cuma pindahi database ke apps. Ini kerjaan orang malas namanya. Oke tapi ada yang saya suka. Terkait instant search yang ada di dalamnya. At least fitur instant search-nya berfungsi. Saya coba ketik keyword 'Islam', 'Katolik' langsung muncul nama sekolah terkait. Lha kenapa juga bawa-bawa agama wkwkwk.
Fitur lain yang menurut saya cukup oke pada bagian ini adalah 'passing grade'. Dengan informasi ini para orang tua jadi tahu kualitas sekolah yang mereka cari. Simple tapi impactful.
Singkatnya ini cuma corong Kominfo Pemkot Depok untuk membagikan berita positif Depok dan sekitarnya. Kenapa saya bilang corong. Harusnya di era portal aggregator seperti LINE dan UC News, Pemkot Depok juga bekerja sama dengan beberapa media online terkait (seperti kumparan.com) yang mana cukup banyak meng-update informasi seputar Depok.
ADVERTISEMENT
Udah gitu ini nge-bug juga. Berita terkait kalau di-klik tidak langsung muncul landing page-nya. Pertama bug ini harus dibenarkan segera. Kedua tinggal minta RSS feed ke media terkait apa susahnya sih. I'll give you some other briliant idea. Gunakan fitur push notification terkait personalisasi konten yang ada. Jadi enggak mubazir buat yang bikin konten.
Ampas. Cuma narikin Twitter feed dari @plndepok. Kirain bisa bayar langsung dari sini.
Oke. Saya mau tanya. Kira-kira nih, apa yang ada di pikiran Anda kalau me-klik bagian lowongan kerja (loker) kota Depok? Tentu adalah informasi lokal soal lowongan pekerjaan, kan. Yang mungkin bisa dekat rumah. Kira-kira apakah demikian?
Ternyata demikian. Goks lah. Relevansi informasi tercipta di bagian ini. Tak hanya itu, bagian loker ini juga mengambil feed dari JobsDB. Sayangnya ... again bug! Karena ini feed harusnya kan bisa di-klik ya, ini mah judul doang. Malas. Mending ke JobsDB-nya langsung deh.
Fitur standar. Narikin .api Google Map.
Salah satu fitur yang bisa langsung digunakan untuk menelepon bagian call center. Wow amazing!
Fitur standar. Cukup membantu info sudah bayar PBB belum.
Another Amazing feature. Bisa langsung terhubung ke nomor darurat.
Fitur yang menurut saya jempol banget. Mulai dari daftar perizinan sampai mengecek perizinan ada di sini. Aplikasi wajib buat para pengusaha lokal Depok.
Fitur yang sangat religius. Lengkap dengan ayat-ayat Alquran. Persenan CTR-nya pasti tinggi nih. Apalagi di Depok.
ADVERTISEMENT
Intinya semua fitur di atas seharusnya sudah melalui UAT (User Acceptance Test) dari sisi developer. Termasuk semua functionality-nya. Realitasnya kayaknya ada beberapa skenario yang kudu diperbaiki. It's oke. Normal kok kalau enggak gitu nanti developer enggak ada kerjaan dong.
Saran saya buat aplikasi ini: