Konten dari Pengguna

Nasib Anak Gaza: Hilang dan Terlupakan

Fajrul Khairati
Dosen Universitas Adzkia Padang, Konselor Keluarga dan Founder Komunitas Rumah Cahaya
25 Juni 2024 13:28 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fajrul Khairati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Puluhan ribu anak di Gaza menghilang sejak serangan Israel yang dimulai pada 7 Oktober 2023. Anak-anak menjadi salah satu pihak paling terdampak oleh serangan brutal ini. Menurut Save The Children, setidaknya 31 ribu anak hilang, dengan banyak faktor yang berkontribusi pada tingginya angka tersebut.
ADVERTISEMENT
Lembaga bantuan Save The Children menyatakan pada Minggu, 23 Juni 2024, bahwa beberapa faktor penyebab tingginya angka anak hilang di Gaza termasuk anak-anak yang tertimbun bangunan, ditahan oleh tentara Israel, terkubur di pemakaman tanpa nama, hingga terpisah dari keluarga mereka. Dalam kondisi seperti ini, hampir mustahil untuk mengumpulkan dan memverifikasi informasi secara akurat.
Ilustrasi Nasib Anak Gaza. Foto: Freepik
Save The Children memperkirakan bahwa setidaknya 17 ribu anak berada tanpa pendampingan atau terpisah dari keluarga mereka. Selain itu, sekitar 4 ribu anak diyakini hilang di bawah reruntuhan bangunan dan tidak diketahui beberapa yang terkubur di pemakaman tanpa nama. Laporan ini menambah daftar panjang penderitaan anak-anak di Gaza, yang sudah lama hidup di bawah bayang-bayang konflik dan kekerasan.
ADVERTISEMENT

Keadaan yang Memburuk

Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, korban jiwa akibat serangan Israel telah mencapai lebih dari 37.400 orang, mayoritas adalah warga sipil termasuk anak-anak dan perempuan. Situasi ini menggarisbawahi betapa rentannya anak-anak di wilayah konflik, yang seringkali menjadi korban tak berdosa dari kekerasan yang terus berlangsung. Angka ini mencerminkan tragedi kemanusiaan yang tak kunjung berakhir di Gaza.
Selain kehilangan anak-anak, laporan juga menyebutkan bahwa anak-anak di Gaza menjadi korban penyiksaan oleh tentara Israel. Banyak dari mereka yang dipaksa menghilang, termasuk yang ditahan atau dipindah paksa keluar Gaza. Kekerasan yang dialami oleh anak-anak ini tidak hanya merusak fisik mereka, tetapi juga menghancurkan masa depan dan harapan mereka.
Save The Children juga melaporkan bahwa banyak anak-anak yang mengalami trauma psikologis akibat kekerasan yang terus-menerus. Anak-anak ini menyaksikan kehancuran rumah mereka, kehilangan anggota keluarga, dan hidup dalam ketakutan akan serangan berikutnya. Trauma ini berdampak panjang pada kesehatan mental dan emosional mereka, membuat mereka sulit untuk kembali menjalani kehidupan normal.
ADVERTISEMENT

Sistem Pendidikan yang Hancur

Selain dampak fisik dan psikologis, konflik yang berkepanjangan di Gaza juga menghancurkan sistem pendidikan. Banyak sekolah yang hancur atau tidak dapat beroperasi dengan baik karena serangan. Anak-anak kehilangan akses ke pendidikan, yang merupakan hak dasar mereka. Mereka juga kehilangan kesempatan untuk berkembang dan mencapai potensi penuh mereka.
Sebuah laporan dari UNICEF menunjukkan bahwa lebih dari 50% sekolah di Gaza rusak atau hancur akibat serangan. Akibatnya, ribuan anak tidak bisa pergi ke sekolah dan terpaksa belajar di tempat yang tidak layak atau bahkan tidak belajar sama sekali. Kehilangan akses ke pendidikan ini menambah penderitaan mereka dan menghambat masa depan mereka.
Menurut data dari PBB, sekitar 1,3 juta anak di Gaza saat ini memerlukan bantuan pendidikan. Tanpa intervensi segera, generasi anak-anak ini akan tumbuh tanpa pendidikan yang memadai, yang dapat memperburuk kondisi ekonomi dan sosial di masa depan.
ADVERTISEMENT

Kebutuhan Bantuan Internasional

Krisis kemanusiaan di Gaza memerlukan perhatian dan bantuan internasional yang mendesak. Banyak organisasi kemanusiaan yang berusaha memberikan bantuan, tetapi akses yang terbatas dan risiko keamanan seringkali menghambat upaya mereka. Masyarakat internasional perlu meningkatkan tekanan terhadap pihak-pihak yang terlibat untuk menghentikan kekerasan dan memastikan bantuan kemanusiaan dapat mencapai mereka yang membutuhkan.
Upaya Perdamaian yang Terus Diperjuangkan
Upaya untuk mencapai perdamaian di Gaza dan seluruh Palestina telah berlangsung selama beberapa dekade, namun solusi yang permanen masih jauh dari jangkauan. Diplomasi internasional harus terus mendorong dialog dan negosiasi untuk mengakhiri konflik yang berkepanjangan ini. Hanya dengan perdamaian yang berkelanjutan, anak-anak Gaza dapat memiliki masa depan yang lebih baik dan aman.
ADVERTISEMENT
Anak-anak Gaza merupakan korban utama dari konflik yang tak kunjung usai ini. Mereka tidak hanya kehilangan rumah dan keluarga, tetapi juga masa depan mereka. Anak-anak ini hidup dalam ketakutan dan ketidakpastian, dengan trauma yang mendalam. Kita harus terus memperjuangkan hak-hak mereka dan memastikan bahwa mereka tidak dilupakan di tengah kekacauan politik dan militer.
Peran Media dan Kesadaran Publik
Media memiliki peran penting dalam menyebarkan kesadaran tentang krisis kemanusiaan di Gaza. Dengan melaporkan secara akurat dan terus menerus tentang penderitaan anak-anak di Gaza, media dapat membantu mendorong aksi global dan meningkatkan tekanan terhadap pihak-pihak yang terlibat dalam konflik untuk mencari solusi damai.
Masyarakat global juga harus terlibat dalam upaya membantu anak-anak Gaza. Kampanye kesadaran, donasi, dan dukungan politik dapat memberikan kontribusi besar dalam mengurangi penderitaan mereka. Setiap individu memiliki peran dalam menciptakan dunia yang lebih baik bagi anak-anak yang tidak berdaya ini.
ADVERTISEMENT
Untuk mengatasi penderitaan anak-anak di Gaza, akses kemanusiaan harus ditingkatkan. Organisasi kemanusiaan harus diberi akses penuh untuk memasuki wilayah yang terkena dampak dan memberikan bantuan yang diperlukan. Ini termasuk penyediaan makanan, air bersih, perawatan medis, dan perlindungan psikososial bagi anak-anak yang trauma.

Peran Pendidikan dalam Pemulihan

Pendidikan harus menjadi prioritas dalam upaya pemulihan Gaza. Membangun kembali sekolah-sekolah yang hancur dan memastikan anak-anak dapat kembali belajar adalah langkah penting untuk memberikan harapan dan masa depan yang lebih baik bagi mereka. Pendidikan juga merupakan alat penting untuk mengatasi trauma dan membangun ketahanan di kalangan anak-anak.
Komunitas internasional harus bertindak lebih tegas dalam menangani krisis di Gaza. Ini termasuk memberikan tekanan diplomatik kepada pihak-pihak yang terlibat dalam konflik untuk menghentikan kekerasan dan mematuhi hukum internasional. Bantuan kemanusiaan harus ditingkatkan, dan upaya diplomatik harus fokus pada solusi jangka panjang yang berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
Kita memiliki kewajiban moral untuk membantu anak-anak Gaza. Setiap anak berhak atas kehidupan yang aman dan layak. Dengan meningkatkan kesadaran, memberikan bantuan, dan mendorong solusi damai, kita dapat membantu anak-anak ini mendapatkan kembali masa depan mereka yang hilang. Mari kita bersatu untuk memastikan bahwa anak-anak Gaza tidak lagi hilang dan terlupakan, tetapi mendapatkan perlindungan dan hak-hak mereka yang seharusnya.

Aksi Kolektif yang Diperlukan

Untuk mengatasi krisis ini, diperlukan aksi kolektif dari berbagai pihak. Pemerintah, organisasi kemanusiaan, masyarakat internasional, dan individu harus bekerja sama untuk memberikan bantuan dan dukungan yang diperlukan bagi anak-anak di Gaza. Hanya dengan kerja sama yang kuat, kita dapat mengatasi tantangan besar ini dan memberikan masa depan yang lebih baik bagi anak-anak yang menderita.
ADVERTISEMENT
Anak-anak Gaza mungkin hilang dan terlupakan di tengah kekacauan konflik, tetapi harapan mereka tetap ada. Mereka membutuhkan suara kita untuk menyuarakan penderitaan mereka dan memperjuangkan hak-hak mereka. Dengan menyuarakan harapan mereka, kita dapat memberikan mereka kesempatan untuk meraih masa depan yang lebih baik dan hidup dalam damai. Mari kita terus bekerja untuk memastikan bahwa anak-anak Gaza tidak lagi hilang dan terlupakan, tetapi mendapatkan masa depan yang layak mereka dapatkan.