Berburu Takjil: Tradisi Ramadan yang Menyatukan Umat Muslim dan Nonmuslim

Fakhri Fauzan
Pelajar di SMA Daarut Tauhiid
Konten dari Pengguna
25 Maret 2024 11:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fakhri Fauzan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
illustrasi masyarakat yang sedang berburu takjil (foto:https://www.shutterstock.com/image-photo/local-people-looking-food-ramadhan-market-2387748983)
zoom-in-whitePerbesar
illustrasi masyarakat yang sedang berburu takjil (foto:https://www.shutterstock.com/image-photo/local-people-looking-food-ramadhan-market-2387748983)
ADVERTISEMENT
Bulan Ramadan merupakan bulan suci bagi umat Islam di seluruh dunia. Selain menjadi bulan penuh berkah dan ampunan, Ramadan juga identik dengan tradisi berburu takjil di kalangan umat muslim. Takjil adalah hidangan ringan yang disajikan untuk berbuka puasa, dan saat Ramadan tiba, berbagai jenis takjil menjadi incaran utama bagi umat muslim. Di berbagai negara, terutama di negara dengan mayoritas penduduk muslim, pasar-pasar tradisional atau gerai-gerai khusus takjil menjadi tempat yang ramai dikunjungi saat menjelang waktu berbuka.
ADVERTISEMENT
Menariknya, tradisi berburu takjil ini tidak hanya diikuti oleh umat muslim, tetapi umat nonmuslim juga ikut meramaikan berburu takjil ini. Baru-baru ini, sempat viral di kalangan media sosial mengenai umat non-muslim yang ikut serta untuk berburu takjil. Banyaknya variasi takjil seperti kolak, es buah, kurma, kue-kue kering, dan minuman segar, menjadi daya tarik bagi semua kalangan untuk mencicipi dan menikmati hidangan-hidangan khas Ramadan. Bahkan terdapat gerai takjil yang mengharuskan pembelinya untuk memberitahu password yang berupa pertanyaan seputar fiqih dan agama agar takjil mereka tidak kehabisan oleh nonmuslim yang ikut serta dalam berburu takjil. Hal ini mencerminkan semangat toleransi dan kebersamaan dalam memahami serta menghormati perayaan keagamaan satu sama lain.
Selain menjadi momen untuk menikmati hidangan lezat, tradisi berburu takjil juga memiliki nilai sosial yang tinggi. Banyak warung takjil yang tidak hanya menjual makanan, tetapi juga memberikan bantuan kepada yang membutuhkan melalui program-program amal. Dengan menerapkan 3SA yaitu, saya aman bagimu, saya menyenangkan bagimu, dan saya bermanfaat bagimu, akan memperkuat solidaritas sosial di tengah masyarakat anatara umat muslim dan nonmuslim, tidak hanya pada bulan Ramadan namun sepanjang tahun. Dengan demikian, berburu takjil tidak sekadar tentang mencari hidangan lezat, tetapi juga tentang memperkuat hubungan antar sesama manusia dan membangun kepedulian sosial yang lebih luas.
ADVERTISEMENT