Konten dari Pengguna

Ciri-Ciri Orang Dengan Narsistik Disorder dan Cara Menghadapinya

Fakhri Ihsan Fadillah
Mahasiswa Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Brawijaya
6 Oktober 2024 9:05 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fakhri Ihsan Fadillah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Pengertian Gangguan Kepribadian Narsistik

ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Gangguan kepribadian narsistik atau Narcissistic Personality Disorder (NPD) adalah gangguan mental dimana penderitanya merasa dirinya lebih penting dan lebih hebat dari orang lain, sehingga butuh terus dikagumi. Meskipun mereka tampak percaya diri, sebenarnya mereka sangat sensitif terhadap kritik. Mereka sering kali sulit merasa empati, karena merasa urusannya lebih penting dibanding orang lain.
ADVERTISEMENT
Bedanya narsistik dan rasa percaya diri adalah, rasa percaya diri yang sehat muncul dari pencapaian nyata, sementara narsistik lebih dipicu oleh ketakutan akan kelemahan dan kegagalan. Akibatnya, pengidap narsistik sering merasa tersinggung saat mendapat kritik.
Ilustrasi orang dengan ciri ciri narsistik. Sumber foto: https://chatgpt.com/g/g-8m2CPAfeF-image-generator-pro

Ciri-ciri Orang Dengan Kepribadian Narsistik

Gangguan kepribadian narsistik adalah kondisi psikologis di mana seseorang punya rasa diri yang sangat tinggi dan merasa lebih hebat dari orang lain. Mereka sering kali sulit berhubungan secara sehat dengan orang sekitar karena sikap mereka yang cenderung arogan atau merasa "lebih". Nah, berikut penjelasan beberapa tanda yang biasanya terlihat dari orang dengan sifat narsistik:
Orang dengan sifat narsistik cenderung selalu berpikir bahwa mereka lebih baik dari orang lain. Mereka merasa paling pintar, paling berbakat, dan paling layak dihormati dibanding orang di sekitarnya, walau kenyataannya belum tentu begitu.
ADVERTISEMENT
Seseorang dengan gangguan ini sering merasa lebih hebat dan superior, meskipun tidak ada pencapaian nyata yang mendukung keyakinan tersebut. Mereka merasa berhak diperlakukan dengan cara tertentu hanya karena merasa spesial.
Mereka suka melebih-lebihkan tentang apa yang telah mereka capai atau betapa berbakatnya mereka. Pencapaian kecil bisa dibesar-besarkan hingga seolah-olah itu prestasi luar biasa.
Orang narsistik sering merasa bahwa hanya orang yang sama hebat atau istimewanya dengan mereka yang bisa memahami diri mereka. Mereka cenderung melihat orang lain yang menurut mereka "biasa" sebagai tidak layak untuk mengerti atau berada di lingkaran mereka.
ADVERTISEMENT
Mereka kerap membayangkan hidup penuh sukses, kekuasaan, atau ketampanan/kecantikan luar biasa. Khayalan ini membuat mereka merasa bahwa hidup mereka seharusnya istimewa dan sempurna, meskipun realitanya belum tentu sesuai.
Salah satu ciri paling umum adalah kebutuhan yang terus-menerus untuk mendapatkan pujian. Mereka ingin selalu jadi pusat perhatian, dan kalau tidak dipuji, bisa merasa tidak puas atau bahkan marah.
Mereka percaya bahwa mereka adalah individu yang sangat istimewa dan berbeda dari kebanyakan orang. Karena itu, mereka merasa harus diperlakukan dengan cara yang khusus.
Orang dengan sifat narsistik sering berpikir bahwa mereka pantas mendapatkan perlakuan istimewa dalam berbagai situasi. Mereka merasa semua orang harus mengerti dan menerima hal itu sebagai sesuatu yang wajar.
ADVERTISEMENT
Mereka tidak segan-segan menggunakan orang lain untuk mencapai tujuan pribadi. Jika mereka ingin sesuatu, mereka bisa memanipulasi orang lain tanpa merasa bersalah atau peduli dengan dampaknya.
Mereka sering tidak mampu memahami atau peduli dengan perasaan atau kebutuhan orang lain. Orang narsistik lebih fokus pada diri mereka sendiri dan cenderung tidak peduli jika orang lain merasa tidak nyaman.
Mereka bisa merasa iri dengan kesuksesan atau kebahagiaan orang lain, tapi di saat yang sama, mereka percaya bahwa orang lain cemburu kepada mereka karena kehebatan mereka.
Arogansi adalah hal yang sering terlihat pada orang narsistik. Mereka cenderung bertingkah sombong atau meremehkan orang lain karena merasa lebih unggul dalam segala hal.
ADVERTISEMENT
Orang narsistik biasanya juga manipulatif karena mereka suka mengontrol dan mendominasi situasi. Mereka sering memutarbalikkan fakta (gaslighting), membuat orang merasa bersalah, dan mempermainkan emosi untuk keuntungan pribadi. Awalnya, mereka bisa tampak ramah dan menyenangkan, tapi setelah itu mereka akan mulai mengendalikan dan memanfaatkan orang lain agar terus mendapatkan pujian dan pengakuan. Mereka tidak ragu mengambil keuntungan dari orang lain dan sering menggunakan taktik manipulatif untuk memastikan segala sesuatu berjalan sesuai keinginan mereka, demi melindungi citra sempurna yang mereka inginkan.
Dengan ciri-ciri tersebut, seseorang yang narsisis biasanya sulit menjaga hubungan baik dengan orang lain.
Ilustrasi sedang menghadapi narsistik. Sumber foto: https://chatgpt.com/g/g-8m2CPAfeF-image-generator-pro

Cara Menghadapi Orang Narsistik

Orang narsisis cenderung membuat situasi menjadi tidak nyaman dan penuh tekanan. Mereka memiliki kemampuan untuk memutarbalikkan fakta, memanipulasi emosi, dan membuat orang di sekitar mereka merasa bingung atau bersalah. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengetahui cara yang tepat dalam menghadapi mereka, agar tidak terjebak dalam permainan psikologis yang mereka mainkan. Menghadapi orang dengan perilaku manipulatif membutuhkan strategi yang matang dan kontrol diri yang kuat. Berikut adalah beberapa tips yang bisa kamu coba untuk menjaga keseimbangan mental dan emosional saat berhadapan dengan mereka:
ADVERTISEMENT
Saat berhadapan dengan orang narsisis, berbicara dengan tegas, jelas, dan spesifik sangatlah penting. Jangan biarkan mereka memelintir kata-katamu atau membuatmu merasa ragu dengan pendirianmu. Sampaikan apa yang kamu pikirkan dengan cara yang langsung dan tanpa keraguan.
Jika memang kamu melakukan kesalahan, cukup minta maaf seperlunya saja. Orang narsisis sering kali menggunakan rasa bersalah untuk membuatmu tunduk atau merasa tertekan, jadi jangan berlebihan dalam meminta maaf, karena mereka bisa saja memanfaatkannya untuk keuntungan pribadi mereka.
Saat merasa bingung atau terjebak dalam situasi yang diciptakan oleh orang narsisis, carilah dukungan dari teman atau orang yang bisa dipercaya, yang tidak berada di bawah pengaruh manipulator. Orang-orang ini bisa memberikan sudut pandang yang lebih objektif dan membantu kamu melihat situasi secara lebih jernih.
ADVERTISEMENT
Salah satu cara paling efektif untuk menghadapi orang narsisis adalah dengan mengurangi interaksi dengannya. Semakin sering kamu berhubungan dengan mereka, semakin besar peluang mereka untuk mengendalikanmu. Batasi komunikasi atau bahkan hindari jika memungkinkan, terutama dalam situasi yang berpotensi menimbulkan konflik.
Orang narsisis sering kali membuatmu merasa harus segera mengambil keputusan. Namun, jangan terburu-buru. Luangkan waktu untuk berpikir dengan tenang sebelum mengambil tindakan, apalagi jika masalah tersebut melibatkan mereka. Dengan begitu, kamu bisa menghindari kesalahan yang diakibatkan oleh tekanan emosional.
Orang narsisis sering menggunakan kata-kata untuk memanipulasi perasaanmu, membuatmu merasa bersalah, atau meragukan dirimu sendiri. Sebisa mungkin, hindari terlalu memikirkan hal-hal yang mereka katakan. Fokuslah pada kenyataan dan penilaianmu sendiri daripada terpengaruh oleh pandangan mereka.
ADVERTISEMENT
Orang narsisis sering muncul dalam berbagai situasi, mulai dari hubungan pribadi hingga lingkungan kerja. Mereka bisa membuatmu merasa kecil, bingung, atau bahkan tergantung pada mereka. Oleh karena itu, penting untuk tetap waspada dan sadar akan ciri-ciri mereka, serta selalu ingat untuk menjaga diri sendiri. Jangan biarkan mereka mengendalikan hidupmu atau mempengaruhi keputusan penting yang harus kamu ambil.

Kesimpulan:

Menghadapi orang dengan gangguan kepribadian narsistik bukanlah hal yang mudah, karena mereka memiliki kemampuan untuk memutarbalikkan fakta, memengaruhi emosi, dan membuat orang lain merasa ragu terhadap diri sendiri. Namun, dengan menerapkan beberapa strategi seperti berbicara dengan tegas, meminta maaf secukupnya, mencari dukungan dari orang terpercaya, serta menghindari keputusan yang terburu-buru, kamu bisa melindungi dirimu dari pengaruh mereka. Selain itu, membatasi interaksi dan tidak terlalu memikirkan ucapan narsisis juga bisa membantu menjaga kesehatan mental dan emosionalmu. Pada akhirnya, kuncinya adalah tetap tenang, percaya pada penilaian diri sendiri, dan tidak membiarkan mereka mengendalikan hidupmu. Tetap waspada dan pastikan kamu selalu memprioritaskan kesejahteraan dirimu!.
ADVERTISEMENT