Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Apresiasi Terhadap Puisi Dari Charlotte Spence
5 Januari 2025 13:16 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Fakhri Ramadhan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
"As a Child, You Worried You Would Be an Orphan" adalah salah satu karya puisi Charlotte Spence yang di tulis di buku Poetry (Juli/Agustus 2021), Puisi ini mengungkapkan pengalaman manusia yang mendalam dalam menghadapi kehilangan dan pencarian makna tanpa bimbingan orang tua. Kematian orang tua tidak hanya melambangkan kesedihan pribadi, tetapi juga kehilangan stabilitas dan kenyamanan yang mereka berikan, seperti “Everything will be all right.” Kata-katanya meskipun terdengar lembut tetapi terasa kosong ketika dipikirkan kembali, hal ini yang menyoroti ketegangan antara rasa aman dan kenyataan hidup.
ADVERTISEMENT
Puisi ini menemukan titik temu dalam naluri universal seperti cinta, mencipta, dan bertahan hidup. Tindakan-tindakan ini, meskipun penuh perjuangan, mengubah kekacauan hidup menjadi sesuatu yang bermakna dan sangat terhubung.
Saya menikmati karya ini karena mengingatkan kita bahwa kita pasti akan menghadapi momen-momen seperti itu dalam hidup. Karya ini juga menggambarkan pengalaman universal kehilangan dan perjuangan untuk beradaptasi. Imajeri yang hidup dan nada reflektif menjadikannya sangat menarik.
Karya sastra ini tidak memberikan wawasan baru karena seperti "the parents have passed to that passive phrase", di dalam dunia nyata kita pasti akan mengalami fase di mana kita ditinggalkan oleh orang tua dan pada akhirnya kita menjadi orang tua itu sendiri. Ini mencerminkan kebenaran universal tentang siklus hidup dan emosi yang terkait dengan kehilangan dan kelangsungan hidup, tetapi tidak selalu menawarkan perspektif baru tentang apa yang kita ketahui dan harapkan dari hidup.
ADVERTISEMENT
Puisi ini menggali pengalaman manusia yang mendalam dalam menghadapi kehilangan dan pencarian makna tanpa bimbingan orang tua. Kematian orang tua tidak hanya melambangkan kesedihan pribadi, tetapi juga kehilangan stabilitas dan kenyamanan yang mereka berikan, seperti “Everything will be all right.” Kata-kata ini terasa kosong ketika dipikirkan kembali, hal ini yang menyoroti ketegangan antara rasa aman dan kenyataan hidup. Puisi ini menemukan titik temu dalam naluri universal seperti cinta, mencipta, dan bertahan hidup. Tindakan-tindakan ini, meskipun penuh perjuangan, mengubah kekacauan hidup menjadi sesuatu yang bermakna dan sangat terhubung.
Karya ini mirip dengan apa yang saya alami dalam kehidupan nyata. Meskipun saya belum pernah mengalami kehilangan orang tua, saya merasakan emosi yang sama seperti yang digambarkan dalam puisi, "The branches you bent to find your way home have disappeared. Taken by blight or overgrowth.", Ini berarti merasa hilang atau menjalani hidup tanpa panduan yang jelas. Saya sering merasa seolah-olah janji kenyamanan dan kepastian hanyalah ilusi, dan saya harus mencari tahu semuanya sendiri, seperti gambaran puitis tentang bertahan hidup.
ADVERTISEMENT
Kebutuhan untuk “build lean-tos,” beradaptasi, dan mengandalkan naluri sangat sesuai dengan perjalanan saya. Puisi ini memberi saya harapan dan mengingatkan saya bahwa perjuangan ini adalah bagian dari pengalaman manusia yang bersama.
Puisi ini menyarankan bahwa bertahan hidup bukan hanya tentang bertahan, tetapi menemukan makna dalam perjuangan. Ini mencerminkan bagaimana bertahan hidup tidak hanya tentang melewati hidup, tetapi menavigasi medan yang kacau dan tak terduga setelah kehilangan.
Seperti yang dikatakan puisi: "You lean into the proverbial forest, worry not how you will eat, but how to hunger." , berbicara tentang bagaimana kita memikul beban kesedihan, beradaptasi secara naluriah, dan terus maju. Ini tentang mempertahankan nasihat dan cinta dari mereka yang telah kita kehilangan dan terus hidup sepenuhnya, bahkan ketika jalan ke depan terasa tidak jelas.
ADVERTISEMENT
Fakhri Ramadhan, Mahasiswa Universitas Pamulang prodi Sastra Inggris, 2025