Konten dari Pengguna

Kami dan Mereka Hanyalah Oknum

Fakhriyane Bella Dina
Manusia biasa yang haus ilmu dan menyukai dunia literasi. Lulusan S1 jurusan Pendidikan Bahasa Inggris Di STKIP Setia Budhi Rangkasbitung. Mantan Wakil Ketua BEM STKIP.
7 Juli 2024 10:12 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fakhriyane Bella Dina tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
“Oh, panteasan Woman!”
Kalimat yang saya baca di kolom komentar sebuah berita kecelakaan lalu lintas di aplikasi Instagram sekitar satu minggu yang lalu. Mata ini terus membaca komentar-komentar lain yang berkonotasi serupa. Seolah generalisasi bahwa woman lah akibat kecelakaan itu terjadi, sebuah pemakluman yang menyebalkan!
ADVERTISEMENT
Hal ini serupa dengan penilian guru-guru zaman sekarang yang nol attitude karena joget-joget di sebuah aplikasi media sosial. Seorang anak pertama mesti seorang yang egois. Seorang ibu bekerja yang lalai dalam mendidik anak dan melayani suami. Seorang ibu rumah tangga yang lemot dan kuper. Seorang yang bekerja akibat privilege akan bekerja seenkanya atau para pemangku jabatan negara yang yang bekerja seenak udel serta memakan uang rakyat demi memperkaya dirinya sendiri.
Stop generalisasi! Itu hanya soal mind-set. Ya, mind-set yang keliru karena membentuk gagasan atau simpulan umum dari suatu kejadian, hal dan sebagainya.
Padahal, ada kalanya woman mahir dalam berkendaraan, memperhatikan kaca spion ketika akan berbelok ke kanan dan ke kiri dengan menghidupkan sein sesuai arah belok dengan mengambil jarak 10 hingga 20 meter sebelum melakukan manuver. Ada kalanya seorang woman memerhatikan dan taat aturan traffict light. Dia akan berhenti ketika lampu menunjukkan warna merah, berjalan ketika lampu berganti hijau dan berjalan pelan dan hati-hati ketika lampu menunjukkan warna kuning. Mereka tidak akan berhenti di tempat yang bertuliskan p dicoret, dan aturan lainnya saja, lah.
ADVERTISEMENT
Padahal, ada guru-guru yang masih menjaga marwahnya dengan tidak berjoget-joget di sebuah aplikasi dan diunggah ke social media. Tidak sedikit guru-guru yang masih menjulurkan jilbabnya hingga menutupi dada. Ada guru yang menghasilkan murid yang berprestasi karena guru tersebut mempunyai attitude yang good.
Ilustrasi seorang santri sedang menyetorkan hafalan Al-Quran dibimbing seorang guru berkahlakul karimah. Foto: Dok: Tangkapan Layar Facebook Sugeng Rawuh
Ilustrasi Seorang Pengajar yang menjulurkan jilbabnya. Foto; Dok: Staff Pengajar RA Al-Qudwah Rangkasbitung.
Padahal, ada juga seorang anak pertama yang mengayomi, pandai berkomunikasi, mudah diajak diskusi dan tidak memikirkan kepentingan sendiri. Terlebih di dalam sebuah pernikahan. Ada anak pertama yang terbiasa mengayomi adik-adiknya, mengasihi mereka akan berdampak pada hubungan rumah tangganya yang mengasihi pasangan dengan kasih sayang dan komunikasi yang terus terjalin dengan baik.
Ilustrasi Keluarga Harmonis Foto" Dok: Tangkapan Layar Youtobe Menjadi Manusia
Padahal ada juga seoarang ibu yang sepulang bekerja, ia tidak menjamah/tidak membawa pekerjaan ke dalam rumah, berikut emosi-emosi negatif yang dialami ketika berada di lingkungan bekerja. Ada juga seorang ibu yang ketika pulang bekerja, mempersiapkan raganya untuk menyiapkan makanan untuk suami yang sama-sama bekerja. Menemani anak, membacakan cerita sampai anak tertidur.
Luviana seorang Conten Creator membagikan tips seputar ibu rumah tangga yang bekerja/wanita karir. Foto: Dok Tangkapan Layar YouTobe Luv Luviana
Padahal ada seorang karyawan yang mempunyai orang dalam yang bekerja sangat disiplin tidak perdulikan privilege. Baginya, orang dalam hanya perantara diterima bekerja karena yang paling utama adalah mengikuti SOP yang ditetapkan di tempat bekerja tersebut.
ADVERTISEMENT
Padahal, ada seorang ibu rumah tangga yang supel, pandai bersosialisasi dan senang belajar menekuni kemampuan yang dimiliki dengan mempelajarinya melalui YouTobe atau mendengarkan podcast untuk menambah wawasan.
Padahal, ada juga pemangku jabatan negara yang amanah dan bekerja dengan baik. Berita dewasa ini memang hiruk pikuk berita para koruptor yang berkelindan. Tapi, ada juga, kan, pejabat yang amanah dan tidak tidur saat rapat atau tidak memainkan gadget apalagi menonton -maaf- film bokep?
Ya, semua itu hanya soal mind-set. Memang mungkin pada kenyataanya, sedikit dari wanita yang taat aturan dalam berkendaraan. Sedikit dari guru-guru yang menjaga marwahnya di zaman modern ini, dan mempunya good attitude sehingga melahirkan generasi yang cerdas dan berakhlakul karimah. Sedikit anak pertama yang tidak egois dan pandai berkomunikasi. Sedikit ibu bekerja yang masih melayani suami dengan pelayanan baik dan menemani anak bermain/mengajari pendidikannya. Sedikit para pekerja yang mempunyai orang dalam yang bekerja disiplin. Sedikit para pemangku jabatan negara yang tidak korupsi dan tidak tidur saat diadakannya rapat.
ADVERTISEMENT
Meski sedikit, tapi masih ada, kan?
Jadi, mind-set-nya mari kita ubah. Kami dan mereka hanyalah oknum.