Konten dari Pengguna

Mental Health Gen Z: Menavigasi Tantangan Emosional di Era Digital

Falikhatus Wafaqihah
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Program Studi Manajemen.
15 November 2024 15:20 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Falikhatus Wafaqihah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gambar sesorang yang mengulurkan tangan (bantuan) untuk temannya agar keluar dari mental health. Sumber: Website Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Gambar sesorang yang mengulurkan tangan (bantuan) untuk temannya agar keluar dari mental health. Sumber: Website Pixabay
ADVERTISEMENT
Gen Z, atau generasi yang lahir pada rentang tahun 1997 hingga 2012, adalah generasi yang tumbuh di tengah pesatnya perkembangan teknologi digital. Mereka sering kali disebut sebagai digital natives karena sudah akrab dengan internet, media sosial, dan teknologi digital sejak usia dini. Namun, kemudahan akses informasi ini juga diiringi dengan tantangan yang berdampak pada kesehatan mental mereka, seperti:
ADVERTISEMENT
1. Tekanan Sosial Media
Media sosial menawarkan koneksi dan ekspresi diri, namun juga menjadi sumber tekanan yang besar bagi banyak Gen Z. Standar kecantikan, gaya hidup, dan pencapaian yang terlihat di media sosial sering kali membuat seseorang merasa tertinggal atau tidak cukup baik. Fenomena ini, dikenal sebagai social comparison, menyebabkan banyak anak muda mengalami stress, cemas, bahkan depresi.
2. Stigma Kesehatan Mental Masih Menjadi Hambatan
Meski kesadaran masyarakat terhadap kesehatan mental meningkat, stigma dan miskonsepsi tetap ada. Bagi sebagian besar generasi sebelumnya, kesehatan mental sering kali tidak dianggap sebagai hal yang serius. Namun, Gen Z lebih terbuka untuk berdiskusi tentang topik ini, meski mereka masih menghadapi tekanan dari lingkungan untuk menyembunyikan masalah emosional mereka.
ADVERTISEMENT
3. Pentingnya Mencari Dukungan dan Menemukan Ruang Aman
Dalam era di mana Gen Z sering merasa sendirian dan tertekan, mencari dukungan profesional maupun teman sebaya adalah langkah penting. Konselor, terapis, atau komunitas dukungan dapat memberikan tempat bagi anak muda untuk berbicara secara terbuka dan bebas. Gen Z juga mulai memahami pentingnya self-care melalui meditasi, olahraga, atau aktivitas yang dapat mengurangi stres.
4. Peran Pendidikan dan Kesadaran dari Lingkungan Sekitar
Penting bagi keluarga, sekolah, dan lingkungan kerja untuk memahami tantangan kesehatan mental yang dihadapi oleh Gen Z. Pendidikan tentang kesehatan mental, baik secara formal di sekolah atau melalui kampanye publik, dapat membentuk generasi yang lebih sehat secara mental dan emosional.
Gen Z adalah generasi yang kuat dan penuh potensi, namun mereka menghadapi tantangan emosional yang berbeda dari generasi sebelumnya. Menghadapi tantangan ini memerlukan kesadaran, dukungan, dan tindakan konkret dari diri mereka sendiri maupun dari lingkungan sekitar. Dengan begitu, mereka dapat menavigasi dunia digital dan menjalani kehidupan yang lebih seimbang dan sehat secara mental.
ADVERTISEMENT