Konten dari Pengguna

Dampak Global Perang India-Pakistan: Krisis Kemanusiaan hingga Guncangan Ekonomi

Fani Azki Rizqiyani
Mahasiswa Politik Internasional, Program Magister Ilmu Politik Universitas Wahid Hasyim Semarang
12 Mei 2025 10:02 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fani Azki Rizqiyani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Tentara memeriksa bangunan yang rusak akibat serangan rudal India di dekat Muzaffarabad, ibu kota Kashmir yang dikuasai Pakistan, Rabu (7/5/2025). Sumber: M.D. Mughal/AP
zoom-in-whitePerbesar
Tentara memeriksa bangunan yang rusak akibat serangan rudal India di dekat Muzaffarabad, ibu kota Kashmir yang dikuasai Pakistan, Rabu (7/5/2025). Sumber: M.D. Mughal/AP
ADVERTISEMENT
Konflik antara India dan Pakistan bukanlah isu baru dalam hubungan internasional. Sejak kemerdekaan dan pemisahan wilayah tahun 1947, kedua negara telah tiga kali terlibat perang terbuka dan ratusan kali bersitegang di perbatasan, terutama di wilayah Kashmir. Namun, di era modern, ketika keduanya memiliki senjata nuklir, ketegangan yang semula bersifat lokal kini berpotensi memicu konsekuensi global. Ketika perang kembali pecah antara dua negara dengan populasi gabungan lebih dari 1,5 miliar jiwa dan kekuatan militer signifikan, dunia tidak bisa lagi bersikap netral atau acuh.
ADVERTISEMENT
Krisis Kemanusiaan: Dari Pengungsian Massal hingga Genosida Tersembunyi
Salah satu dampak langsung dari perang adalah jatuhnya korban jiwa dalam jumlah besar, yang tak jarang diikuti oleh eksodus massal warga sipil. Dengan populasi India mencapai lebih dari 1,4 miliar dan Pakistan lebih dari 240 juta, pecahnya konflik militer terbuka akan menimbulkan tragedi kemanusiaan berskala luar biasa. Diperkirakan, jutaan warga akan melarikan diri dari zona konflik, baik dari Kashmir maupun wilayah perbatasan lainnya, mencari perlindungan ke negara-negara tetangga seperti Nepal, Afghanistan, Iran, dan bahkan kawasan Asia Tenggara.
Belum lagi kemungkinan munculnya aksi balas dendam berbasis etnis dan agama di wilayah-wilayah sensitif seperti Jammu, Punjab, Gujarat, Sindh, dan Karachi. Konflik bersenjata akan membuka ruang bagi militan, kelompok ekstremis, dan aparat yang represif untuk melakukan pelanggaran hak asasi manusia dari penyiksaan, penangkapan tanpa pengadilan, hingga pembersihan etnis yang sulit didokumentasikan di tengah kekacauan.
ADVERTISEMENT
Komunitas internasional harus bersiap menghadapi krisis kemanusiaan lintas negara. Lembaga-lembaga seperti UNHCR, ICRC, dan lembaga kemanusiaan regional harus segera membentuk skenario tanggap darurat untuk pengungsian besar-besaran, kekurangan pangan, serta potensi wabah penyakit akibat kepadatan di kamp-kamp pengungsi.
Guncangan Ekonomi Global: Ketergantungan Dunia pada India dan Pakistan
India dan Pakistan memainkan peran penting dalam rantai pasok global, terutama dalam sektor teknologi, farmasi, tekstil, energi, dan pertanian. Pecahnya perang akan memicu gangguan logistik skala besar yang berdampak hingga ke pasar dunia. India, misalnya, adalah produsen utama beras, gula, dan rempah dunia, serta pemasok tenaga kerja digital melalui sektor IT dan outsourcing. Gangguan pada ekspor India akan menyebabkan lonjakan harga kebutuhan pokok di berbagai negara, terutama di Afrika, Timur Tengah, dan Asia Tenggara.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Pakistan merupakan produsen tekstil dan kapas utama dunia, dengan hubungan dagang kuat bersama Tiongkok, Amerika Serikat, dan negara-negara Teluk. Perang akan melumpuhkan pelabuhan penting seperti Karachi dan Gwadar, menekan harga bahan baku industri fashion global, dan memicu inflasi sektor tekstil yang sudah terguncang akibat perubahan iklim dan perang di Ukraina.
Tak hanya itu, perang juga dapat mendorong investor global untuk menarik dana dari kawasan Asia Selatan, menyebabkan gejolak pasar saham dan depresiasi mata uang di negara-negara berkembang yang memiliki eksposur tinggi ke India dan Pakistan. Investor akan mencari aset safe haven, seperti emas dan dolar AS, yang memperburuk tekanan terhadap negara-negara berkembang lainnya yang sedang berjuang menghadapi utang dan krisis pasca-pandemi.
ADVERTISEMENT
Ketidakstabilan Energi dan Perdagangan Internasional
India dan Pakistan sama-sama berada di jalur perdagangan penting yang menghubungkan Asia Tengah, Timur Tengah, dan Asia Timur. Jalur pipa, pelabuhan, dan proyek konektivitas seperti CPEC (China–Pakistan Economic Corridor) akan terdampak secara langsung. Perang akan memaksa Tiongkok untuk bersikap aktif, yang pada gilirannya bisa memanaskan rivalitas Tiongkok-India dan menggeser fokus dunia dari konflik Timur Tengah dan Eropa ke Asia Selatan.
Harga energi juga sangat mungkin melambung. Ketidakstabilan kawasan akan mengganggu suplai minyak dari Timur Tengah ke Asia, terutama jika pelabuhan India di barat atau kawasan Laut Arab terdampak. Negara-negara importir energi besar seperti Jepang, Korea Selatan, dan negara-negara ASEAN akan terkena dampaknya, memperparah ketidakpastian ekonomi global.
ADVERTISEMENT
Potensi Aliansi dan Polarisasi Baru di Dunia Internasional
Perang India-Pakistan juga berisiko menimbulkan poros geopolitik baru yang mengubah peta diplomasi global. India kemungkinan akan mendapat dukungan dari Amerika Serikat, Perancis, dan Israel, sebagai bagian dari aliansi strategis yang dibentuk melalui QUAD. Sebaliknya, Pakistan memiliki hubungan historis dengan Tiongkok, Arab Saudi, dan Turki. Dalam skenario ekstrem, konflik ini bisa berkembang menjadi konflik proksi antara dua poros kekuatan dunia.
Dunia internasional, yang sudah letih menghadapi perang di Ukraina, konflik Israel-Palestina, dan ancaman dari Korea Utara, tidak siap menghadapi satu lagi titik api besar. Pecahnya perang India-Pakistan akan menguras sumber daya diplomatik, kemanusiaan, dan ekonomi dari PBB dan negara-negara besar. Hal ini akan memperlambat penanganan isu global lain seperti perubahan iklim, pemulihan ekonomi pasca-COVID, dan transisi energi.
ADVERTISEMENT
Kesimpulan
Perang antara India dan Pakistan bukan hanya ancaman bagi Asia Selatan, tapi juga bagi stabilitas dunia secara keseluruhan. Krisis kemanusiaan dalam bentuk eksodus massal, pelanggaran HAM, dan konflik sipil akan menciptakan tragedi lintas batas. Gangguan ekonomi dalam bentuk rantai pasok yang terputus, volatilitas pasar, serta krisis energi akan dirasakan dari New Delhi hingga New York, dari Karachi hingga Kuala Lumpur.
Oleh karena itu, dunia tidak boleh hanya menjadi penonton. Komunitas internasional harus bergerak cepat melalui diplomasi preventif, tekanan multilateralisme, dan dukungan bagi proses mediasi. Mencegah perang India-Pakistan pecah adalah salah satu tanggung jawab moral dan strategis terbesar dalam geopolitik kontemporer.