Konten dari Pengguna

Perang India-Pakistan dan Masa Depan ASEAN: Ancaman atau Peluang Diplomasi?

Fani Azki Rizqiyani
Mahasiswa Politik Internasional, Program Magister Ilmu Politik Universitas Wahid Hasyim Semarang
13 Mei 2025 13:22 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fani Azki Rizqiyani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi India-Pakistan. Sumber: Depositphotos
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi India-Pakistan. Sumber: Depositphotos
ADVERTISEMENT
Ketika konflik bersenjata antara India dan Pakistan pecah kembali, dunia sontak mengalihkan perhatian ke Asia Selatan wilayah yang selama ini dikenal sebagai zona ketegangan kronis. Namun, dampak dari konflik ini tak hanya terbatas pada dua negara yang bertikai atau kawasan sekitarnya. Negara-negara di Asia Tenggara yang tergabung dalam ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) juga berada dalam posisi rawan, baik dari sisi ekonomi, stabilitas kawasan, maupun posisi geopolitik mereka. Oleh karena itu, penting untuk mengkaji konflik India-Pakistan bukan semata sebagai isu bilateral atau regional, melainkan juga sebagai persoalan yang menyangkut masa depan ASEAN: apakah menjadi korban ketegangan global atau justru pemain kunci diplomasi kawasan?
ADVERTISEMENT
Konflik India-Pakistan dalam Konteks Regional Asia
Ketegangan antara India dan Pakistan memiliki akar sejarah panjang yang tak kunjung selesai, terutama menyangkut status wilayah Kashmir yang disengketakan. Pecahnya perang tidak hanya berisiko menimbulkan krisis kemanusiaan dan kerusakan infrastruktur berskala besar, tetapi juga memicu efek domino bagi negara-negara di sekitarnya. India, sebagai anggota kunci berbagai forum Indo-Pasifik dan mitra dialog ASEAN, memiliki jaringan kepentingan strategis di kawasan Asia Tenggara.
Di sisi lain, Pakistan, yang memiliki hubungan historis dan keagamaan dengan negara-negara seperti Malaysia dan Brunei, serta konektivitas ekonomi dengan Indonesia, tidak dapat dianggap sebagai aktor yang terisolasi. Ketegangan ini bisa memicu pergeseran poros aliansi yang berdampak pada stabilitas geopolitik di kawasan ASEAN.
ADVERTISEMENT
Ancaman bagi ASEAN: Ekonomi, Keamanan, dan Kesatuan Regional
Bagi ASEAN, pecahnya perang India-Pakistan membawa sejumlah ancaman nyata. Pertama, guncangan ekonomi. India adalah mitra dagang utama bagi banyak negara ASEAN, seperti Indonesia, Singapura, dan Vietnam. Gangguan pada ekspor dan impor dari India, serta potensi disrupsi rantai pasok barang dan jasa, akan berdampak langsung pada perekonomian kawasan yang tengah berjuang pulih pasca pandemi. Inflasi, keterlambatan pasokan bahan baku, dan fluktuasi harga energi adalah ancaman konkret.
Kedua, dari sisi keamanan kawasan, perang berskala besar di Asia Selatan dapat memicu perlombaan senjata baru di Asia, termasuk di kawasan ASEAN. Kecemasan akan perluasan konflik atau bahkan penggunaan senjata nuklir oleh kedua negara yang memilikinya bisa mendorong negara-negara lain untuk meningkatkan belanja pertahanan, mengganggu keseimbangan kekuatan di Asia Tenggara.
ADVERTISEMENT
Ketiga, konflik ini bisa menguji kesatuan politik ASEAN. Dengan perbedaan pandangan dan kedekatan diplomatik negara-negara anggota terhadap India dan Pakistan, tidak mudah bagi ASEAN untuk menyatakan sikap kolektif. Hal ini bisa memunculkan celah politik internal yang dimanfaatkan oleh kekuatan eksternal untuk memperdalam pengaruhnya di kawasan.
Peluang Diplomasi: ASEAN sebagai Mediator Regional
Meski banyak ancaman yang mungkin timbul, ASEAN juga memiliki peluang besar untuk memainkan peran aktif dalam diplomasi regional. ASEAN memiliki pengalaman panjang sebagai fasilitator dialog dan penyelesaian konflik di kawasan, dari penyelesaian konflik Kamboja pada 1990-an hingga diplomasi damai di Myanmar (meskipun masih belum optimal). Kini, ASEAN berkesempatan untuk membuktikan relevansinya dengan menjadi mediator netral dalam konflik India-Pakistan.
ADVERTISEMENT
Sebagai organisasi yang menjunjung tinggi prinsip non-intervensi dan dialog damai, ASEAN dapat menawarkan forum multilateral seperti ASEAN Regional Forum (ARF) atau East Asia Summit (EAS) untuk mengundang India dan Pakistan berdialog di luar medan tempur. Negara seperti Indonesia, dengan tradisi diplomasi bebas aktif dan hubungan baik dengan kedua negara, bisa memimpin inisiatif ini.
Peluang ini dapat dimanfaatkan ASEAN untuk memperkuat posisi tawarnya di mata dunia, sekaligus membangun image sebagai kekuatan diplomasi kolektif yang mampu merespons krisis besar secara efektif.
Rekalibrasi Strategis: Waktu ASEAN Menentukan Arah Baru
Perang India-Pakistan menjadi ujian nyata bagi konsistensi ASEAN dalam membangun kawasan yang damai, stabil, dan inklusif. Konflik ini memaksa ASEAN untuk melakukan rekalibrasi strategis: apakah tetap menjadi pengikut dinamika global atau justru tampil sebagai aktor regional yang berani dan proaktif?
ADVERTISEMENT
Tantangan terbesar ASEAN adalah keluar dari bayang-bayang rivalitas kekuatan besar seperti Tiongkok, Amerika Serikat, dan Rusia yang juga terlibat secara tidak langsung dalam isu Asia Selatan. Di tengah konflik ini, ASEAN justru bisa memainkan peran sebagai penyeimbang yang membangun jembatan diplomatik baru, memperkuat solidaritas regional, dan menciptakan jalur alternatif bagi penyelesaian konflik.
Selain itu, ASEAN juga bisa memperkuat kerja sama kawasan untuk mitigasi dampak konflik, seperti dengan memperkuat ketahanan pangan dan energi, membangun jejaring pengungsi lintas negara, serta memperluas kerja sama keamanan maritim sebagai respons terhadap ancaman yang meluas dari konflik Asia Selatan.
Kesimpulan
Perang antara India dan Pakistan memang menciptakan ketidakpastian dan kekhawatiran yang besar, termasuk bagi ASEAN. Namun, di tengah krisis, ada peluang. ASEAN dapat memilih untuk menjadi penonton pasif atau mengambil peran aktif sebagai kekuatan diplomasi yang menjembatani konflik di Asia. Dengan memanfaatkan mekanisme regional, kredibilitas diplomatik, dan pengalaman historis, ASEAN memiliki peluang emas untuk mengubah ancaman menjadi agenda kerja sama strategis jangka panjang.
ADVERTISEMENT
Jika ASEAN berhasil tampil sebagai mediator atau penggerak solusi damai, maka posisinya sebagai kekuatan tengah (middle power) di Indo-Pasifik akan semakin kuat, tidak hanya di mata negara-negara besar, tetapi juga bagi rakyatnya sendiri.