Konten dari Pengguna

Melihat Perjalanan Televisi Kita dari Masa ke Masa di Indonesia

Fani Perdana
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta
21 Mei 2022 11:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fani Perdana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gambar oleh Pexels dari Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Gambar oleh Pexels dari Pixabay
ADVERTISEMENT
Dewasa ini televisi menjadi bagian tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Televisi menjadi media telekomunikasi yang banyak digemari. Teknologi ini memiliki pengaruh dalam perkembangan teknologi informasi di seluruh dunia. Televisi muncul setelah melalui perjalanan panjang dari penemuan dasarnya yakni hukum gelombang elektromagnetik yang ditemukan oleh Joseph Henry serta Michael Faraday pada tahun 1831 dimana menjadi awal era komunikasi elektronik tahun 1876. Joni Arman Hamid beserta Endah Hari Utari dan Yoenarsih Nazar dalam bukunya yang berjudul Manajemen Penyiaran Televisi (2019) menyatakan bahwa pada awal perkembangan televisi merupakan gabungan teknologi optik mekanik dan elektronik yang digunakan untuk merekam, menampilkan dan menyiarkan gambar visual.
ADVERTISEMENT
Perkembangan Jenis Televisi
Awal kemunculan lahirnya televisi dimulai dengan TV mekanik pada tahun 1914 di mana Paul Nipkow membuat piringan metal kecil yang dapat berputar pada lubang-lubang didalamnya. Piringan ini lalu digunakan oleh Nipkow Logie Baird dan Francis Jenkins untuk menciptakan sistem penangkapan gambar, transmisi serta penerimanya dengan sistem mekanik.
Tahun 1920 Fransworth dan Zwaryskin memunculkan siaran televisi yang sepenuhnya menggunakan sistem elektronik. Dengan begitu muncullah TV elektronik. Peralihan antara TV mekanik ke TV elektronik ini dirasa lebih terjangkau dari segi harga. Pada masa TV mekanik dan elektronik siarannya masih berwarna hitam putih, baru pada tahun 1940 Peter Goldmark menciptakan televisi dengan resolusi warna 343 garis atau sering disebut dengan TV berwarna. Pada tahun 1940an setelah berakhinya perang dunia ke 2 televisi juga mulai mengambil alih perhatian masyarakat dibandingkan radio karena televisi menampilkan gambar sekaligus suara. TV berwarna ini membawa angin segar dalam dunia pertelevisian dengan resolusi warna yang lebih menarik walaupun masih dengan warna yang terbatas. Masih dalam TV berwarna, plasma display TV hadir di tahun 1975 oleh Larry Weber dengan pengembangan yang terus berlanjut pada tahun 1995 untuk menciptakan layar plasma yang lebih stabil dan cemerlang.
ADVERTISEMENT
Seiring berjalannya waktu dan perkembangan teknologi semakin pesat muncul televisi digital bermunculan dari televisi digital SDTV atau Standard Definition Television, HDTV (High Definition Television), bahkan sampai UHDTV (Ultra High Definition Television) serta 4K TV yang menjadi standar televisi digital. Televisi digital ini juga disebut sebagai smart TV yang dapat menggunakan koneksi internet sebagai akses sinyal televisi digital.
Penyiaran Televisi di Indonesia
Vinna Waty Sutanto dan Salim Alatas dalam artikelnya yang berjudul Menyoal Regulasi Penyiaran Digital yang terbit di Jurnal Ilmu Komunikasi Vol. 3 No. 2 (2015) menyatakan bahwa siaran televisi pertama di Indonesia pada 17 Agustus 1962, bertepatan dengan peringatan ke-17 HUT kemerdekaan RI dan berlangsungnya rangkaian kegiatan olah raga Asian Games ke IV yang disiarkan secara langsung melalui siaran televisi. Siaran itu dilakukan oleh Televisi Republik Indonesia (TVRI) yang dilangsungkan mulai pukul 07.30 sampai pukul 11.02 WIB untuk meliput upacara peringatan hari Proklamasi di Istana Negara. Walaupun terhitung sebentar namun siaran televisi Indonesia saat itu menjadi berlanjut secara berkelanjutan sejak tanggal 24 Agustus 1962 dan mampu menjangkau dua puluh tujuh provinsi yang ada pada waktu tersebut.
ADVERTISEMENT
TVRI pada tahun tersebut menjadi satu satunya stasiun televisi di Indonesia yang mampu menjangkau wilayah Indonesia hingga pelosoknya dengan menggunakan satelit komunikasi ruang angkasa. TVRI saat itu dapat dianggap menjadi sumber informasi utama bagi masyarakat dan karena anggapan itu pula memunculkan upaya media sebagai media propaganda kekuasaan. Namun, seiring jalannya kemajuan demokrasi dan kebebasan berekspresi, pada tahun 1989 pemerintah mulai mengeluarkan ijin untuk berdirinya televisi swasta. Pada tanggal 24 Agustus 1989 Rajawali Citra Televisi atau yang dikenal RCTI melakukan siaran pertamanya walau masih terbatas ruang lingkup siarannya di daerah Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi saja namun daerah lain dapat menangkap siaran dengan menggunakan decoder. Tidak lama dari RCTI, stasiun televisi swasta lainnya muncul SCTV (Surabaya Central Televisi Indonesia pada 1990, lalu berganti Surya Citra Televisi Indonesia pada tahun 1991). Saat masih menjadi Surabaya Central Televisi Indonesia mampu menjangkau wilayah Surabaya dan sekitarnya lalu saat berganti nama pada tahun 1991 mampu menambah jangkauan sampai Bali dan sekitarnya.
ADVERTISEMENT
Setelah SCTV hadir, Televisi Pendidikan Indonesia (TPI) melakukan siarannya pada 1 Januari 1991. Namun sejak 20 Oktober 2010, TPI resmi berganti nama menjadi MNC TV. Lalu stasiun swasta lainnya adalah Anteve yang pada tanggal 30 Januari 1993 berdasarkan izin prinsip Departemen Penerangan c.q Dirjen RTF Nomor 2017/RTF/K/I/1993 tentang izin siaran nasional bagi PT. Cakrawala Andalas Televisi. Perjalanan stasiun swasta dari tahun ke tahun semakin bertambah. Indosiar pada 18 Juni 1994 ikut meramaikan dunia penyiaran televisi di Indonesia.
Dalam judul yang sama, Joni Arman Hamid beserta Endah Hari Utari dan Yoenarsih Nazar menyatakan bahwa akibat kekuatan para pengusaha stasiun televisi RCTI, SCTV, TPI, Anteve, dan Indosiar, yang merupakan kerabat dekat Presiden, sistem pertelevisian di Indonesia berubah total. Sejak 1991, semua stasiun televisi swasta di Indonesia sudah diizinkan melakukan siaran nasional melalui jaringan transmisi teresterial. Berpindah pada pasca orde baru sampai tahun 2002 tidak surut penambahan stasiun televisi swasta dibuktikan dengan munculnya MetroTV, Trans Tv, Lativi, TV7, Global TV, Jawa Pos TV, Riau TV dan Bali TV.
ADVERTISEMENT
Perpindahan TV Analog ke TV Digital
Made Dwi Adnjani dan Mubarok dalam artikelnya yang berjudul Strategi Sosisalisasi Migrasi Sistem Penyiaran Analog ke Digital di Jawa Tengah yang terbit di Jurnal ASPIKOM Vol. 3 No. 4 (2018) menyatakan bahwa proses migrasi penyiaran televisi analog ke penyiaran televisi digital adalah keniscayaan seiring perkembangan teknologi. Semakin banyaknya permintaan dalam penyiaran namun keterbatasan frekuensi jika dalam sistem TV analog, maka televisi digital menjadi alternatifnya.
Masyarakat tidak perlu membeli televisi baru untuk merasakan teknologi digital, karena dengan menambahkan perangkat set-top box dapat mentransmisikan sinyal digital dari pemancar sehingga pesawat TV tersebut dapat menerima sinyal digital. Dalam TV digital ini pun akan meningkatkan kualitas siaran karena teknologi lebih canggih, efesiensi sumber daya alam berupa spektrum frekuensi radio yang mana penggunaannya akan lebih sedikit apabila menggunakan TV digital, serta tentu saja ragam konten dari siaran akan bertambah serta mendorong keuntungan industri kreatif.
ADVERTISEMENT