Konten dari Pengguna

Persaingan Belanda: Calon Legislatif Pribumi Jawa Tengah Tahun 1933

fani farhatul aini
mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
20 Mei 2024 10:33 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari fani farhatul aini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ilustrasi Lokomotief tua. sumber: pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi Lokomotief tua. sumber: pixabay.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pada zaman penjajahan, sistem pemilihan badan legislatif tetap ada meskipun dalam konteks yang berbeda. Misalnya, di Hindia Belanda, pemilihan legislatif diadakan beberapa tahun sekali dengan partisipasi dari berbagai kalangan, termasuk warga Pribumi non-Belanda dan Belanda non-Pribumi.
ADVERTISEMENT
Daerah seperti Jawa Tengah juga mengadakan pemilihan legislatif dengan pendaftaran calon dari berbagai daerah seperti Banyumas, Pekalongan, Jepara - Rembang, dan daerah Kedu (kini Kabupaten Temanggung).
Dirujuk dari koran De Lokomotief yang terbit pada hari Senin, 16 Oktober 1933 di Semarang, banyak calon legislatif non-Belanda Pribumi yang mendaftarkan diri sebagai calon legislatif di Jawa Tengah. Daerah yang mengikuti pencalonan legislatif di Jawa Tengah antara lain daerah Banyumas, Pekalongan, Jepara - Rembang, dan daerah Kedu (kini termasuk dalam wilayah Kabupaten Temanggung).
ilustrasi politik zaman Hindia Belanda. sumber:
Diantara calon yang ikut mendaftarkan diri adalah R.R.A Gondosoebroto (Bupati Banyumas 1913-1933), R.R.A Anoeng-Binang (Bupati Kebumen), R.R.A Iskandar Tistokoesoemo (Bupati Karanganyar), dan masih banyak lagi.
Inilah mengapa banyak warga Pribumi non-Belanda yang mulai menanamkan nilai semangat juang kepada warga yang lain dalam usaha memimpin bangsa. Dimulai dari mimpi besar, maka mimpi tersebut dapat tercapai dengan usaha dan doa atas kehendak Tuhan Yang Maha Esa.
ADVERTISEMENT
penulis: Fani Farhatul Aini
sumber: koran de Lokomotief van Maandag