Konten dari Pengguna

Second Account Instagram: Ruang Aman Bermedia Sosial di Masa Sekarang

Afanin Hazimah
Sedang menjadi mahasiswa Sastra Indonesia di Universitas Padjadjaran. Tapi masih belum menjadi siapa-siapa. Karena itu, belajar dan berharap menjadi kunci.
18 Juni 2022 17:59 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Afanin Hazimah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Pengguna Instagram dengan Berbagai Akun. Sumber: Dokumen Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Pengguna Instagram dengan Berbagai Akun. Sumber: Dokumen Pribadi
ADVERTISEMENT
Berselancar di media sosial, merupakan istilah yang cukup sering didengar di era serba digital sekarang, apalagi sejak dua tahun berlalu yang mana manusia harus menjalani kehidupan sehari-hari yang tidak sebebas tahun 2019 dan tahun-tahun sebelumnya –sebelum Pandemi Covid-19 menyerang- alias saat ini kehidupan menjadi serba virtual.
ADVERTISEMENT
Tentunya keberadaan media sosial semakin mendapatkan perhatian yang lebih besar. Salah satu alasannya ialah karena dengan adanya media sosial dapat menjadi perantara untuk bisa saling mengetahui perkembangan kehidupan saat ini dan menjadi media komunikasi antar satu sama lain, yang terhalang jarak sehingga tidak bisa bertatap muka secara langsung.
Lalu Instagram menjadi salah satu media sosial yang mengalami peningkatan cukup signifikan dalam hal pengguna dan penggunaannya. Dengan berbagai fitur yang disajikan terbilang menarik, membuat orang-orang senang mencobanya, bahkan juga memudahkan para pengguna dalam beberapa bidang di dunia kerja. Peningkatan tersebut dapat kita ketahui bersama-sama. Saya pun sempat peka bahwa semakin ke sini semakin banyak didapati akun-akun baru di Instagram, seperti dari yang saya dapati berdasar fitur Instagram “Disarankan Untuk Anda” di sana terdapat beberapa saran akun untuk saya ikuti, di antaranya memuat informasi akun yang juga diikuti oleh following saya maupun akun yang memang “baru di Instagram”.
ADVERTISEMENT
Ramainya kehidupan di Instagram pun semakin kentara. Tampak dari banyak kegiatan keorganisasian, event online yang diselenggarakan oleh sebuah perusahaan, kegiatan promosi untuk keperluan komersil, bahkan informasi dari lembaga resmi yang semakin aktif dengan pemanfaatan fitur-fitur di Instagram, dan juga berbagai fenomena lainnya. Namun dari semua itu, ada satu hal yang cukup menarik perhatian saya. Yaitu, fenomena second account yang semakin marak ditemukan. Bahkan jika benar-benar diamati, yang paling banyak menggunakan second account berasal dari kalangan remaja. Ya, sebagaimana yang telah saya sebutkan sebelumnya bahwa kian banyak akun baru yang bermunculan, dan tidak sedikit di antaranya ialah hanya sebagai second account bagi pengguna yang sebenarnya sudah memiliki akun Instagram.
Tentunya merupakan hak masing-masing orang untuk dapat membuat berapapun akun Instagram, mau second, third, fourth, fifth.. dan seterusnya. Saya pun termasuk pengguna yang tidak hanya memiliki akun tunggal di Instagram. Namun yang menarik di sini ialah alasan-alasan akan dibuatnya akun-akun tempat “orang bebas berekspresi” katanya. Berdasarkan atas pengamatan pribadi dan juga pernah saya tanyakan kepada beberapa pihak yang berpengalaman akan hal tersebut, berikut hal-hal yang dapat menjadi alasan mengapa remaja zaman now memiliki second account di Instagram.
ADVERTISEMENT
#1 Sebagai Ruang Khusus Untuk Orang-orang Terdekat dan Terpilih
Walaupun di Instagram sudah terdapat fitur close friend, namun itu hanya sebatas untuk Instagram Story, bisa saja beranjak dari hal tersebut, para pengguna second account merasa memerlukan tempat khusus yang mana hanya untuk orang-orang terdekat. Bahkan muncul istilah bahwa yang dapat memasuki second account seseorang hanya orang-orang terpilih. Sehingga hampir seluruh second account dikunci atau di-private oleh pemiliknya.
Selain itu, terkadang yang menjadi parameter untuk kedekatan seseorang dengan yang lain berdasar kepada “apakah anda termasuk ke dalam following dan follower second account Instagram teman anda”. Karena jika tidak termasuk ke dalamnya, banyak juga timbul anggapan bahwa belum bisa dikatakan dekat.
#2 Tidak Ingin Merusak Ke-aesthetic-an Akun Utama
ADVERTISEMENT
Kejadian ini berdasar dari pendapat beberapa orang yang saya temui ketika mengikuti suatu kegiatan –biasanya kepanitiaan di dunia perkuliahan- yang mengharuskan para panitia untuk melakukan paid promote di akun Instagram masing-masingnya. Paid promote sendiri ialah sebuah cara yang dilakukan oleh kebanyakan kepanitiaan di kampus, mulai marak dilakukan saat pandemi, untuk mendapatkan pendanaan tambahana atas event yang akan diselenggarakan. Biasanya para Instagram user yang sebelumnya tidak pernah mengunggah apa-apa di akun Instagram atau yang selalu menjaga kestetikaan dari feed Instagramnya kemudian secara mendadak harus berada di posisi tersebut, beberapa di antara mereka memilih untuk membuat akun baru atau second account sebagai misi penyelamatan atas akun utama.
Selain itu, tidak jarang kita temui perbedaan yang cukup jomplang atas postingan di second account seseorang dengan akun utama Instagramnya. Apabila di first account mereka selalu menjaga image dan sebagai wadah personal branding mereka, dengan memerhatikan feed supaya tetap rapih, namun di second account bisa saja sisi lain dari diri mereka akan kita temui. Namun ini tidak berlaku untuk semua, bisa saja kebalikannya.
ADVERTISEMENT
#3 Second Account sebagai Ruang Untuk Bebas Berekspresi
“Ah, upload di second account aja deh. Soalnya di sana lebih damai dan aman dari komenan netijen” kira-kira begitu salah satu ocehan yang pernah saya temui ketika seorang teman saya ingin mengunggah kiriman di Instagram. Tidak sedikit juga yang beranggapan sama, bahwa di second account seseorang bisa merasa lebih bebas untuk berekspresi; ketika mereka ingin mengunggah story maupun postingan feed sekalipun yang tidak menarik bagi banyak orang, mereka tidak perlu khawatir lagi hal tersebut menjadi spam.
Apalagi jika ada di antara yang diunggah mengandung pendapat atau argumen pribadi atau bahkan hal-hal yang lebih bersifat privasi. Mungkin dapat berkaitan dengan alasan pertama yang saya sebutkan, bahwa second account hanya diperuntukkan bagi orang-orang terpilih. Jadi ketakutan-ketakutan tersebut dapat sedikit diminimalisir. Meski tidak jarang kita menemukan kalimat yang menerangkan bahwa akun milik kita adalah hak kita dan dapat digunakan untuk apa saja, termasuk menjadi tempat untuk bebas berekspresi, dengan menggarisbawahi 'dan tetap tidak melanggar atas regulasi yang ada'. Meski begitu, nyatanya tidak sedikit orang memilih untuk membuat akun yang lebih privasi.
ADVERTISEMENT
Keberadaan second account memang terkadang tidak banyak dipedulikan oleh umat Instagram. Namun hal tersebut dapat menjadi pengingat bagi kita –tentunya juga saya sebagai penggiat media sosial- bahwa terkadang dari sebuah akun Instagram dapat menjadi hal yang cukup sensitif, sebab dianggap kebanyakan orang menjadi identitas dan privasi dari penggunanya. Lalu, jika akun Instagram dianggap dapat menjadi identitas seseorang, mungkin akan timbul pertanyaan seperti ini: berarti orang yang tidak hanya memiliki satu akun, memiliki beberapa identitas dong? Belum lagi di dunia nyatanya?.
Menurut saya, bukan begitu penalaran yang tepat, mungkin: media sosial itu banyak teka-tekinya. Karena itu bisa membuat kita jadi banyak lebih tau soal dunia luas, tapi bisa saja membuat kita bingung terhadap orang di sekitar kita. Selain itu, keberadaan beberapa akun yang dimiliki oleh satu orang pengguna, selain untuk keperluan lain kebanyakan dari mereka memang membutuhkan ruang aman untuk bermedia sosial. Jadi, cukup hargai privasi masing-masing dan keputusan mereka untuk menjaga privasi itu, seperti memilih untuk punya second account dan siapa saja yang dapat berada di dalamnya. Serta tetaplah berhati-hati selama berselancar di media sosial.
ADVERTISEMENT