Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Mengenang Para Leluhur dengan Kehangatan Tradisi Sadran di Dusun Ploso
30 Januari 2025 18:01 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Fanni Calista tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pada hari Jumat Pahing di akhir tahun 2024, tepatnya tanggal 27 Desember, masyarakat berjalan berduyun-duyun sembari menggotong tikar dan bakul-bakul berisi nasi, ayam, dan berbagai macam santapan lain. Mereka menuju sebuah jalan setapak tepat di sebelah makam para leluhur. Tikar-tikar digelar, orang-orang bercengkrama dengan tetangga sembari menunggu yang lainnya berkumpul.
ADVERTISEMENT
Kegiatan tersebut adalah acara Sadran yang dilakukan oleh masyarakat Dusun Ploso, Desa Kemloko, Kecamatan Kranggan, Temanggung. Setelah semua warga berkumpul di tempat, Ketua Majelis Sadran Dusun Ploso akan memimpin doa untuk para leluhur. Kemudian, acara disambung dengan makan bersama dengan saling bertukar dan berbagi santapan yang sudah dibawa.
Satu hal menarik dari acara Sadran di Dusun Ploso adalah adanya orang-orang yang akan lewat dan menadahkan bakul kosong kepada warga yang sedang makan. Seakan sudah paham, warga langsung memasukkan bekal yang telah mereka bawa ke dalam bakul tersebut. Berdasarkan penuturan Ade Kelana, Kepala Dusun Ploso, mereka bukanlah warga dari daerah setempat. “Ya [masyarakat] menanggapinya sudah menjadi budaya kalau setiap sadranan ada seperti itu, ya biasa saja,” ucap Ade.
ADVERTISEMENT
Tradisi Sadran dilakukan untuk mengenang dan mendoakan para leluhur. Dengan demikian, acara Sadran tak bisa dilepaskan dari pembersihan dan ziarah kubur yang dilaksanakan di hari-hari sebelumnya.
Sadran sendiri biasanya, menurut Ade, dilaksanakan pada hari Jumat. Meski rata-rata dusun memilih hari Jumat, pelaksanaan di setiap dusun dilakukan pada waktu yang berbeda, didasari oleh pasaran jawa. “Sudah ada hitungan Jawanya, itu beda[- beda] tergantung dahulu leluhurnya itu bagaimana [memilihnya],” jelas Ade. Dusun Ploso sendiri biasanya melaksanakan Sadran di hari Jumat Pahing.
Oleh karena itu, pembersihan dan ziarah kubur biasanya dilakukan pada hari Rabu atau Kamis sebelumnya. “Hari kamis malam itu sudah tidak ada kegiatan di sana [makam],” jelas Ade. Menurut Ade, kegiatan tersebut dilakukan oleh setiap warga yang makam leluhurnya bertempat di makam Dusun Ploso. Bahkan, warga dari dusun-dusun tetangga juga dapat ikut melaksanakan sadran di Dusun Ploso. Pelaksanaannya tidak dilakukan bersama-sama, melainkan menyesuaikan waktu luang setiap warga.
ADVERTISEMENT