Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.87.1
Konten dari Pengguna
Saya Suka Batik, Langkah Langkah Sudah Saya Siapkan Untuk Memajukan Batik Di Bangkalan
3 Februari 2018 16:44 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
Tulisan dari Kurniawan Edi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Farid Alfauzi selalu memakai batik. Begitulah kesan kita ketika melihat atau bertemu wakil rakyat yang kharismatik satu ini. Di berbagai kesempatan yang ada, baik acara resmi maupun acara informal berkumpul dengan masyarakat misalnya, Farid Alfauzi selalu mengenakan batik sebagai ciri khasnya. Bisa disimpulkan bahwa Farid Alfauzi suka batik, mencintai batik, sebagai identitas ke-Indonesia-an kita. Batik adalah gambaran semangat cinta kepada tanah air (hubbul wathan) yang perlu kita lestarikan dan dikembangkan. Seperti salah satu adagium: hubbul wathan minal iman, cinta tanah air adalah bagian dari iman.
ADVERTISEMENT
Di sini kita tidak akan heran jika Farid Alfauzi mencintai batik, selain karena batik sebagai salah satu identitas bangsa Indonesia, Farid juga merupakan pemuda kelahiran Kabupaten Bangkalan Jawa Timur, di mana pada kabupaten ini terdapat sentra wisata batik yang terkenal bukan hanya dalam kancah Nasional tetapi juga hingga Mancanegara. Sebut saja sentra wisata batik yang terdapat di daerah Tanjung Bumi Kabupaten Bangkalan. Farid Alfauzi sangat mencintai tempat kelahirannya ini, juga mencintai batiknya, masyarakatnya, yang telah mampu memperkenalkan Indonesia hingga ke Mancanegara lewat karya pengrajin batik di Bangkalan.
Batik khas Tanjung Bumi Kabupaten Bangkalan selalu dicari dan dan diburu oleh wisatawan dalam Negeri maupun luar Negeri karena merupakan salah satu batik dengan identitas dan karakter khas lokal Bangkalan yang sangat kuat. Pengrajin batik di Tanjung Bumi selalu menjaga kualitasnya dengan baik, konsisten dan tetap dengan karakter khasnya. Motif batik Tanjung Bumi juga beragam seperti ramo, banjar ramo, perkaper, rongterong, serat kayu, rawan, pancawarna dan berbagai motif batik lainnya. Akan terapi yang paling mahal dan paling banyak dicari dari batik Bangkalan ini adalah batik Gentongan yang memiliki motif seperti panji tukul, panji leko, tasikmalaya, getoge dan panji susi.
ADVERTISEMENT
Farid Alfauzi merasa sangat bangga bisa terlahir dari daerah dengan masyarakatnya yang memiliki kreativitas luar biasa ini: membatik. Bagaimana pun Farid akan terus semangat dalam mempertahankan dan mengembangkan tempat kelahirannya ini dengan memajukan berbagai sentra ekonomi masyarakat, tidak terkecuali kreativitas dan prodiktivitas masyarakat Bangkalan umumnya dan Tanjung Bumi secara khusus dalam mengelola batik tulis ini. Akan tetapi Farid juga merasa sangat terenyuh hatinya ketika para pengrajin batik di Tanjung Bumi kurang mendapat perhatian dari pemerintah daerah setempat, bahkan ada banyak hambatan yang dialami.
Sebagai anggota dewan yang duduk di Komisi IX DPR RI, dimana salah satunya adalah membidangi tenaga kerja, Farid menemukan berbagai permasalahan yang dialami oleh para pengrajin batik di Tanjung Bumi Kabupaten Bangkalan ini. Salah satunya adalah kesulitan mendapat bahan mentah (seperti kain) dengan kualitas memadai dan harga yang terjangkau. Kesulitan ini dialami karena di Bangkalan sendiri belum terdapat pabrik tekstil sehingga untuk mendapatkan bahan saja, para pengrajin batik harus ke luar pulau seperti ke Solo, Pekalongan bahkan daerah-daerah Jawa Tengah lainnya. Sulitnya mencari bahan ini otomatis juga membuat harga batik Tanjung Bumi lebih mahal daripada batik di daerah lainnya.
ADVERTISEMENT
Padahal jika mau jujur, Farid Alfauzi sangat percaya bahwa batik Bangkalan mampu mendongkrak pasar wisata batik dengan kualitas dan karakternya yang kuat jika didukung dengan harga yang terjangkau atau paling tidak sama harganya dengan batik di daerah lain. Itulah prioritas Farid Alfauzi selama tiga bulan ingin memajukan batik di Bangkalan. Dalam hal ini Farid Alfauzi merasa sangat menyayangkan kepada pemerintah daerah Bangkalan terutama Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bangkalan karena belum bisa menginisiasi industri yang sebenarnya itu sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Oleh karena itu, Farid merasa bagaimana pemerintah bisa hadir di tengah spirit masyarakat dalam mengembangkan kreativitas lokalnya di Bangkalan, karena hal itu sangat diharapakan oleh masyarakat Bangkalan, terutama oleh para pengrajin batik di Tanjungbumi
ADVERTISEMENT