Konten dari Pengguna

Dampak Negatif Jika Bahasa Indonesia Tidak Dijunjung Tinggi

Fany Afriany
Mahasiswa Sastra Universitas Pamulang, tangerang selatan
15 Juni 2022 19:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fany Afriany tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Bendera Negara Indonesia (Sumber: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Bendera Negara Indonesia (Sumber: Shutterstock)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Setiap tanggal 28 Oktober, masyarakat Indonesia pasti selalu memperingati peristiwa sumpah pemuda. Namun apa artinya memperingati peristiwa tersebut jika bahasa Indonesia tidak dijunjung tinggi. Padahal dalam teks sumpah pemuda dikatakan "Kami putra dan putri Indonesia, berbahasa satu, bahasa Indonesia". Ironis sekali rasanya. Apakah kelak teks tersebut akanmengalami perubahan karena bahasa Indonesia tak lagi dijunjung tinggi?
ADVERTISEMENT
Pada zaman sekarang, seringkali kita melihat bahasa Indonesia tidak digunakan dengan baik oleh warga Indonesia sendiri. Contohnya seperti mengutamakan penggunaan bahasa asing. Atau selalu menyisipkan bahasa asing dalam bahasa Indonesia. Hal tersebut sangat marak terjadi, terutama di kalangan remaja. Bahkan ketika ada mahasiswa yang menempuh pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, seringkali dipandang sebelah mata. Karena banyak yang berpikir bahasa Indonesia tidak terlalu penting untuk dipelajari. Miris rasanya melihat hal tersebut.
Bahasa Indonesia itu harusnya sangat wajib dicintai dan dijunjung tinggi. Jika tidak, potensi bahaya yang sangat besar akan menghampiri. Karena bahasa itu bukan hanya sekedar alat komunikasi saja. Maka dari itu, lunturnya kecintaan terhadap bahasa Indonesia tidak boleh dianggap sepele, karena dapat menimbulkan masalah yang sangat besar.
ADVERTISEMENT
Pertama, eksistensi bahasa Indonesia bisa semakin berkurang. Hal tersebut tentu saja dapat mengikis rasa nasionalisme. Jika rasa nasionalisme hilang, maka negara berpotensi untuk hancur. Berkurangnya eksistensi bahasa juga dapat menurunkan minat terhadap literasi.
Kedua, hilangnya identitas bangsa Indonesia. Karena bahasa merupakan aspek penting dalam identitas bangsa. Apa jadinya jika bangsa sudah kehilangan identitas. Tentu saja krisis identitas itu akan menghancurkan bangsa Indonesia sendiri.
Ketiga, hilangnya rasa bangga terhadap negara Indonesia. Bahasa Indonesia yang unik dan kaya kosa kata harusnya menjadi suatu kebanggaan. Jika eksistensi bahasa Indonesia semakin terkikis, bukan tidak mungkin kebanggaan masyarakat kepada negara juga akan terkikis. Karena mau bagaimanapun, bahasa memegang peran krusial dalam menumbuhkan rasa bangga. Selain dari ketiga masalah di atas. Tentu saja masih banyak dampak lain yang ditimbulkan jika bahasa Indonesia sudah tidak lagi dijunjung tinggi.
ADVERTISEMENT
Sebetulnya tidak ada salahnya mempelajari bahasa asing, itu sangat bermanfaat. Apalagi kita hidup di era globalisasi, bahasa asing diperlukan untuk menunjang komunikasi dengan masyarakat dunia. Tetapi, alangkah baik kita mengutamakan bahasa Indonesia, melestarikan bahasa daerah, dan baru kuasai bahasa asing. Hal tersebut sejalan dengan hal yang dikatakan Balai Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Indonesia.
Ini tugas kita semua sebagai warga Indonesia untuk menjunjung tinggi bahasa Indonesia. Kita harus bangga dengan bahasa Indonesia, itu merupakan identitas kita, budaya kita. Jadi mulai sekarang, ayo kita utamakan penggunaan bahasa Indonesia. Mari kita cintai dan junjung tinggi bahasa Indonesia agar dapat memperkuat persatuan dan nasionalisme. Sehingga bahasa Indonesia juga bisa dikenal baik di mancanegara