Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Transformasi Pendidikan Saat Pandemi
12 November 2021 12:41 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Faozan Amar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ada ungkapan bijak, di dunia ini semuanya berubah, yang tetap adalah perubahan itu sendiri. Perubahan merupakan sunnatullah, yang mau tidak mau, suka tidak suka menuntut manusia untuk beradaptasi dengan perubahan. Jika tidak, maka akan menyulitkan manusia dalam menjalani aktivitas kehidupannya.
ADVERTISEMENT
Dalam kaidah ushul fiqh disebutkan “Mempertahankan tradisi yang masih baik dan mengambil nilai-nilai baru (inovasi) yang lebih baik lagi”. Maknanya adalah untuk menghadapi perubahan maka, hal-hal yang masih baik tetap harus tetap kita pertahankan. Sedangkan hal-hal yang kurang baik kita perbaiki dengan mengambil nilai-nilai baru yang lebih baik lagi. Sehingga menuju kepada hasil yang terbaik.
Wabah pandemi COVID-19 yang telah melanda seluruh dunia sejak Maret 2020, telah mengubah nyaris seluruh perilaku manusia. Baik dalam belajar, bekerja maupun dalam melaksanakan aktivitas lainnya. Penerapan protokol kesehatan dengan memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun atau memakai hand sanitizer telah menjadi bagian bagian yang tak terpisahkan. Semua itu tidak lain adalah untuk menekan penyebaran virus COVID-19.
Dalam bidang pendidikan dan pengajaran, telah terjadi perubahan pola dan sistem pembelajaran, yakni dari pertemuan tatap muka (PTM) menjadi pertemuan jarak jauh (PJJ), dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Begitu juga para guru dari semula bekerja di kantor menjadi bekerja dari rumah (work from home). Sehingga terjadi transformasi dalam bidang pendidikan dan pengajaran.
ADVERTISEMENT
Merujuk pada KBBI, transformasi merupakan perubahan rupa (bentuk, sifat, fungsi, dan sebagainya). Karena itu, transformasi dalam pendidikan adalah transformasi yang tetap bersandar pada sejarah bangsa, dan juga keberanian menciptakan sejarah baru yang gemilang. Semua anak di Indonesia bisa belajar nilai-nilai disampaikan Ki Hajar Dewantara; ing ngarso sung tuludo, ing madyo mangun karso dan tut wuri handayani.
Dalam Bahasa Kemendikbud Ristek ; “Termasuk, para pelajar bisa menggenggam teguh falsafah Pancasila, pelajar yang merdeka sepanjang hayatnya, dan pelajar yang mampu menyongsong masa depan dengan percaya diri. Karenanya, kementerian ini secara konsisten terus melakukan transformasi pendidikan melalui berbagai terobosan merdeka belajar,” ujarnya lewat channel YouTube (2/5/2021).
Oleh karena itu, meski pandemi belum usai, transformasi di berbagai lini bidang pendidikan, kebudayaan, riset, dan teknologi terus menerus digulirkan untuk mencapai Sumber Daya Manusia yang unggul menuju Indonesia maju. Dalam sejarah, untuk pertama kalinya sebanyak 173.329 guru honorer lulus ujian seleksi tahap pertama dan diangkat menjadi Aparatur Sipil Negara Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (ASN PPPK). Seleksi bagi guru honorer akan terus bergulir sehingga akan lebih banyak lagi guru honorer yang akan diangkat menjadi ASN PPPK.
ADVERTISEMENT
Seleksi tersebut menjadi bukti komitmen kuat pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan guru honorer dan mengangkat derajat guru sebagai profesi mulia dan terhormat. Dengan status sebagai ASN PPPK, guru juga akan memiliki kesempatan lebih luas untuk mengikuti program peningkatan kompetensi sehingga akan berimbas pada peningkatan kualitas pengajaran yang diterima oleh siswa-siswi Indonesia.
Selain itu, sebagai tindak lanjut Merdeka Belajar Episode Satu yang mengganti Ujian Nasional, Asesmen Nasional (AN) dapat dijalankan dengan baik di berbagai sekolah di Indonesia dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Asesmen Nasional akan menjadi krusial bagi Indonesia untuk menetapkan kebijakan-kebijakan bidang pendidikan di masa depan secara lebih tepat guna dan tepat sasaran.
Ada tiga manfaat dari Asesmen Nasional. Pertama, sebagai evaluasi sistem yang tidak memiliki konsekuensi pada murid dan guru peserta AN. Kedua, pemetaan dan umpan balik berbasis data bagi satuan dan dinas pendidikan sehingga dapat menghadirkan kebijakan dan anggaran yang tepat manfaat. Ketiga, untuk perbaikan proses pembelajaran dan pengelolaan satuan pendidikan.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, dalam bidang kebudayaan, untuk pertama kalinya di Indonesia, Kemendikbud Ristek menghadirkan kanal media khusus budaya yang dinamakan Indonesiana. Kanal media ini bertujuan untuk mewadahi, mengintegrasikan, serta mempromosikan karya dan ekspresi budaya masyarakat Indonesia. Kanal Indonesiana diluncurkan sebagai Merdeka Belajar Episode ke-13, merupakan salah satu upaya mewujudkan visi pemajuan kebudayaan, yakni Indonesia bahagia berlandaskan keanekaragaman budaya yang mencerdaskan, mendamaikan, dan mensejahterakan.
Kehadiran kanal Indonesiana sebagai upaya kemajuan kebudayaan yang partisipatif, telah menunjukkan bahwa negara tidak lagi bekerja dengan menggunakan cara-cara lama. Kanal Indonesiana bermitra dengan masyarakat, serta para pelaku dan komunitas seni budaya, karena partisipasi masyarakat adalah kunci dalam menciptakan kanal budaya yang inklusif dan relevan, serta menumbuhkan rasa kepemilikan bersama atas kebudayaan Indonesia yang luar biasa kaya.
ADVERTISEMENT
Walaupun kondisi pandemi COVID-19 masih belum hilang sepenuhnya, program-program prioritas dari Kemendikbud Ristek tetap dilaksanakan. Semua itu agar ikhtiar untuk mencerdaskan kehidupan bangsa melalui percepatan transformasi pendidikan dan kebudayaan di Indonesia dapat cepat tercapai. Sehingga, cita-cita bangsa dan negara Indonesia untuk memiliki SDM yang unggul dan berdaya saing global dapat tercipta. Semoga.