Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Arah Pendidikan Bangsa Indonesia
10 Juni 2024 8:59 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Faqih Rabbani Al-Qusyairi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pendidikan di Indonesia didasarkan pada tradisi lisan, dengan pengetahuan dan nilai-nilai yang disampaikan melalui cerita, ritual, dan praktik keagamaan. Pendidikan formal pada masa itu terutama diberikan dalam bentuk pesantren untuk pendidikan agama Islam, dan sekolah tradisional untuk pendidikan lokal lainnya. Pada abad ke-19, pendidikan di Indonesia mulai diatur oleh pemerintah kolonial Belanda. Sistem pendidikan yang dibangun oleh Belanda bertujuan untuk mendukung kepentingan kolonial, dengan menekankan pendidikan untuk menghasilkan birokrat dan pekerja yang terampil bagi pemerintahan kolonial.
ADVERTISEMENT
Pada awal abad ke-20, gerakan nasionalisme Indonesia mulai memperjuangkan pendidikan nasional yang lebih merdeka dari pengaruh kolonial. Salah satu tokoh sentral dalam gerakan ini adalah Ki Hajar Dewantara, yang mendirikan Taman Siswa pada tahun 1922, sebuah gerakan pendidikan alternatif yang menekankan pendidikan yang relevan dengan kebutuhan masyarakat Indonesia. Setelah kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, pemerintah Republik Indonesia memulai upaya untuk membangun sistem pendidikan nasional yang inklusif dan merdeka.
Pendidikan menjadi salah satu instrumen utama untuk memperkuat identitas nasional dan mempersiapkan warga negara yang terampil untuk membangun negara baru.
ADVERTISEMENT
Reformasi dan Pendidikan Abad ke-21: Pasca-reformasi pada tahun 1998, terjadi peningkatan dalam upaya memperbaiki kualitas pendidikan dan memperluas akses pendidikan bagi semua lapisan masyarakat.
Muncullah Program kurikulum 2013 yang di dasarkan pada pendekatan berbasis kompetensi, yang menekankan pengembangan kemampuan dan keterampilan siswa dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Tujuannya adalah untuk membekali siswa dengan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan abad ke-21, seperti berpikir kritis, kolaborasi, dan kreativitas.
Salah satu fitur utama dari Kurikulum 2013 adalah integrasi mata pelajaran, di mana materi pembelajaran disusun secara lintas disiplin. Hal ini bertujuan untuk memungkinkan siswa untuk melihat keterkaitan antara berbagai bidang pengetahuan dan memahami konteks yang lebih luas dari pembelajaran. Hingga memberikan umpan balik yang lebih akurat dan membantu siswa untuk terus meningkatkan prestasi mereka.
Hingga saat ini kita menggunakan Kurikulum MBKM (Merdeka belajar-Kampus Merdeka) bentuk inisiatif pendidikan tinggi yang diperkenalkan di Indonesia. Kurikulum MBKM bertujuan untuk memberikan fleksibilitas dan kebebasan kepada siswa dan mahasiswa dalam mengeksplorasi minat akademis mereka, memperoleh keterampilan lintas disiplin, dan mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan di era global.
ADVERTISEMENT
Pendidikan di Indonesia telah mengalami sejumlah perubahan dan perkembangan sepanjang sejarah. Pada tingkat dasar dan tingkat tinggi, pendidikan di Indonesia saat ini didasarkan pada Kurikulum yang tidak ditetapkan secara tuntas (ngga ada hasil), begitu juga oleh guru ataupun dosen yang telah mengajarkannya. Secara tujuan atau goals yang dibangun di dalam pendidikan Bangsa Indonesia ini mau di bawa ke arah mana, sedangkan banyak orang yang telah berpendidikan tidak ada hasil yang di ajarkan oleh Kurikulum kita.
Maka dari itu, Bangsa Indonesia dapat merumuskan arah pendidikan yang mampu menciptakan generasi yang terampil, beretika, dan siap menghadapi tantangan masa depan. Seperti Pendidikan Inklusif, Kualitas Pendidikan, Relevansi Kurikulum, Pendidikan Karakter, Pendidikan Berbasis Teknologi, Pendidikan Lingkungan, Pendidikan Multikultural, Kolaborasi dan Kemitraan.
ADVERTISEMENT
Live Update