Konten dari Pengguna

Kacamata Politik Berasal dari Keluarga

Faqih Rabbani Al-Qusyairi
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jakarta, Fakultas Imu Sosial dan Ilmu Politik. -Penulis
20 Agustus 2023 5:47 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Faqih Rabbani Al-Qusyairi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi keluarga tiga generasi. Foto: takayuki/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi keluarga tiga generasi. Foto: takayuki/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Lingkungan awal yang di mana kita mengenal dunia, memahami nilai-nilai, dan membentuk pandangan tentang berbagai hal. Salah satu aspek yang dapat terbentuk melalui pengalaman keluarga adalah sudut pandang berpolitik, yakni cara kita melihat dan memahami politik.
ADVERTISEMENT
Sudut Pandang atau bisa disebut juga dengan "Kacamata Politik" ini seringkali berasal dari pengaruh keluarga dan lingkungan tempat kita tumbuh besar. Keluarga memainkan peran penting dalam membentuk pandangan politik kita. Dalam banyak kasus, anak-anak sering terpapar pandangan politik yang dianut oleh orang tua dan keluarganya.
Ini bisa terjadi secara sadar atau tidak, melalui percakapan sehari-hari, diskusi mengenai berita, atau bahkan dari kebiasaan partisipasi dalam kegiatan politik keluarga. Anak-anak cenderung mengamati, menyerap, dan mencerna nilai-nilai yang mereka lihat dalam keluarga.
Penting untuk diakui bahwa pandangan politik yang kita warisi dari keluarga tidak selalu bersifat tetap. Namun, pengaruh awal dari keluarga seringkali membentuk landasan bagi pemahaman kita tentang berpolitik.
Ilustrasi seminar politik. Foto: Shutter Stock
Apa yang kita lihat dalam keluarga, bagaimana mereka menghadapi isu-isu, politik, serta nilai-nilai yang mereka anut, semuanya berkontribusi pada akhirnya membentuk "kacamata politik" yang kita kenakan.
ADVERTISEMENT
Hal ini bukan berarti kita harus selalu mengikuti pandangan politik keluarga kita. Seiring berjalannya waktu, kita memiliki kesempatan untuk membuka mata, mendengarkan sudut pandang yang berbeda, dan membentuk pandangan politik kita sendiri.
Lingkungan di luar keluarga, seperti pergaulan dengan teman, pendidikan formal, serta akses informasi yang luas, semuanya bisa mempengaruhi dan memperluas pandangan politik kita.
Akan tetapi, kita tidak boleh mengabaikan peran penting keluarga dalam membentuk dasar pemahaman kita tentang politik. Kesadaran akan asal-usul pandangan politik kita dari keluarga memberikan wawasan tentang sejarah pemikiran kita, dan bisa menjadikan kita lebih terbuka dalam berdialog dengan orang lain yang mungkin memiliki pandangan berbeda.
Ilustrasi politik identitas. Foto: Shutter Stock
Inti dari semua ini adalah pentingnya refleksi diri untuk memahami kacamata politik kita, dan pada akhirnya, bagaimana pandangan tersebut membentuk sikap dan tindakan kita dalam dunia politik.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, kacamata politik yang kita kenakan dalam berinteraksi dengan realitas politik tidak dapat dipisahkan dari pengaruh keluarga tempat kita berasal.
Pengaruh keluarga dalam politik seringkali dapat terlihat melalui generasi yang mewarisi tradisi politik, pandangan ideologis, atau bahkan terlibat dalam peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah politik.
contohnya seperti keluarga-keluarga yang di bawah ini:
Keluarga Soeharto: Mantan Presiden Soeharto memiliki pengaruh politik yang kuat selama rezim Orde Baru di Indonesia. Setelah kepemimpinan Soeharto, putranya, Hutomo "Tommy" Mandala Putra, juga terlibat dalam politik pada tahun 2002 ingin mencalonkan sebagai calon presiden.
Keluarga Wahid: Mantan Presiden Abdurrahman Wahid berasal dari keluarga politik dan juga pemimpin spiritual Nahdlatul Ulama (NU). Saudaranya, salah satu ulama terkenal di Indonesia, Hasyim Muzadi, juga memainkan peran dalam politik, terutama dalam mendorong dialog antaragama.
ADVERTISEMENT
Keluarga Yudhoyono: Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, adalah bagian dari keluarga yang juga terlibat dalam politik. Istrinya, Ani Yudhoyono, aktif dalam kegiatan sosial dan pendidikan. Putra mereka, Edhie Baskoro Yudhoyono, juga terjun dalam dunia politik dan menjabat sebagai anggota parlemen.
Ilustrasi politik identitas. Foto: Shutter Stock
Pengaruh politik yang berasal dari keluarga ini mencerminkan kompleksitas politik dan hubungan sosial dalam masyarakat Indonesia.
Namun, kita sebagai masyarakat juga harus memiliki peran aktif dalam memperluas pandangan politik kita melalui pembelajaran, dialog, dan pengalaman.
Pemahaman ini membantu kita menjadi warga negara yang lebih informan, kritis, dan terlibat dalam proses politik, sekaligus menghargai keragaman pandangan yang ada di masyarakat